Weekend minggu lalu memang luar biasa hectic bagi saya, mulai dari pagi hingga sore hari seakan aktifitas tak ada putusnya, semua melibatkan kegiatan di luar rumah dan semua penting! Salah satunya adalah pergi ke penjahit yang direkomendasikan oleh teman saya di Pondok Labu. Hari minggu pagi, jalan Fatmawati lengang dan lancar jaya membuat metromini 610 yang saya tumpangi hanya membutuhkan waktu sekitar dua puluh menit saja untuk sampai di sana. Pondok Labu bukan merupakan daerah jelajahan dan tanpa bekal alamat si penjahit hanya mengandalkan nomor handphone Sofie, teman saya yang berjanji untuk menjemput, maka saya pun serasa alien di Bumi kala Sofie tak kunjung mengangkat panggilan saya.Â
Jam masih menunjukkan pukul setengah sebelas dan rasanya rugi jika saya harus kembali lagi ke rumah sambil membawa tas besar berisi kain-kain yang akan dijahit. Akhirnya sambil menunggu Sofie, saya pun melangkahkan kaki ke supermarket Aneka Buana yang terlihat ramai dan padat. Nama yang tidak familiar dan tampilan yang tidak semegah Carefour atau Giant membuat pada awalnya saya sedikit meragukan isi supermarket ini. Namun ketika kaki saya berjalan menelusuri lorong demi lorong yang penuh dengan aneka barang, saya pun menjadi terkagum-kagum sendiri. Supermarket ini padat, lengkap dan murah meriah. Jauh lebih murah dibandingkan dengan supermarket lainnya yang biasa saya kunjungi. So, don't judge the book by the cover. ^_^
Counter sayuran selalu menjadi tujuan utama saya jika berkunjung ke satu supermarket atau pasar. Aneka sayuran di supermarket ini tampak terlihat segar dengan harga yang membuat tangan saya menjadi gatal untuk langsung memasukkan ikat demi ikat ke keranjang belanja. Horenso atau bayam Jepang yang kinyis-kinyis hingga air liur saya serasa menetes membayangkan betapa renyah batangnya, hanya sekitar tiga ribu rupiah per ikat padahal saya tahu sayuran ini cukup mahal di supermarket langganan. Satu sayuran lainnya yang membuat saya cukup penasaran adalah bunga caisim yang berwarna kuning cerah. Saya belum pernah mencoba memasak bunga-bunga mungil ini, namun dengan harga perikat hanya sekitar dua ribu rupiah kali ini saya pun mencoba untuk bereksperimen di rumah. ^_^
Nah, jika kebetulan anda ke supermarket atau ke pasar dan menemukan bunga caisim yang kuning cantik ini dan bertanya-tanya bagaimana rasanya, maka saya anjurkan anda untuk memberanikan diri mencobanya sebagai variasi sayur di rumah.Â
Jadi tunggu apalagi? Yuk kita langsung ke dapur saja ^_^
Tumis Bunga Caisim & Jamur Merang
Resep hasil modifikasi sendiri
Bahan:
- 2 ikat bunga caisim, petik ujungnya dan daun-daunnya
- 10 buah jamur merang segar, iris tipis
- 1 genggam teri jengki, goreng kering
Bumbu:
- 5 butir cabai rawit merah, iris serong tipis
- 3 butir bawang merah, rajang tipis
- 1 ruas jahe pipihkan
- 1 ruas lengkuas, pipihkan
- 2 lembar daun salam
- 1/2 sendok makan saus tiram
- 1/4 sendok teh kaldu bubuk
- 1/2 sendok teh garam
- 1 -Â 1 1/2 sendok makan gula pasir
- minyak untuk menumis
Cara membuat:
Siapkan wajan/penggorengan, beri 1 sendok makan minyak dan panaskan. Masukkan bawang putih, bawang merah, cabai, jahe, lengkuas dan salam, tumis hingga harum. Tambahkan saus tiram, gula, garam, dan kaldu bubuk, aduk-aduk hingga rata.
Tambahkan jamur merang, aduk hingga jamur layu, masukkan bunga caisim dan aduk hingga semua bahan tercampur rata. Masak hingga bunga dan jamur matang, tidak memerlukan waktu lama, jika bunga telah layu dan batangnya empuk segera matikan api.Â
Tambahkan teri, aduk rata dan cicipi rasanya. Tumis bunga caisim siap disajikan dengan nasi hangat. Yummy!
Source : http://www.justtryandtaste.com/2012/03/tumis-bunga-caisim-jamur-merang-teri.html