Di kantor saya sedang gencar membicarakan acara jalan-jalan bersama. Karena modal pas-pasan maka target kami pun tidak 'neko-neko' cukup ke pantai Anyer saja. Rencananya kami, bertiga puluh orang, akan pergi pada tanggal 29 Maret yang jatuh pada hari Sabtu. Aneka permainan pun mulai di persiapkan jauh-jauh hari termasuk juga bekal makanan yang akan dibawa. Sebenarnya jalan-jalan bersama bukan hal yang asing di kantor saya, telah beberapa kali kami lakukan sendiri dengan mengumpulkan uang secara swadaya serta menggunakan mobil teman yang bisa dipinjam. Tahun lalu, pantai Anyer juga pernah menjadi tujuan wisata kami sebelumnya dan meningggalkan cerita lucu yang sampai sekarang masih menjadi bahan lelucon seru bagi kami semua.
Kloter pertama banana boat pun meluncur dengan mulusnya tanpa ada accident yang berarti, membuat peserta kloter kedua yang tadinya dag dig dug dengan segala macam imajinasi liar menjadi tenang. Saat boat kedua mulai dilepas, kami sebenarnya telah melihat keanehan. Peserta kali ini terdiri atas 5 orang dewasa dengan 4 orang over weight dan 2 anak-anak, boat menjadi sangat berat kala akan diseret ke air membuat kru boat tampak terengah-engah kala beramai-ramai mendorongnya. Posisi duduk pun tidak seimbang, entah kenapa peserta yang gendut berkumpul di bagian belakang sementara peserta yang lebih kecil (bukan berarti tidak gendut) duduk di bagian depan.Â
Peserta berangkat dengan penuh semangat 45 |
Dengan terseok-seok, diseret oleh sebuah kapal kecil, boat pun melaju ke tengah samudera. Saya dan teman-teman yang tidak membawa baju ganti hanya menonton saja dari tepi pantai. Saat telah menjadi satu titik kecil di tengah laut biru, benda merah dengan penumpang berlebihnya itu diam tak bergerak disana dalam waktu cukup lama! Saya yang penasaran akhirnya mengintip melalui kamera dengan lensa yang di-zoom mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Betapa terperanjatnya saya kala melihat boat tampak kosong, sementara para penumpangnya yang berpelampung oranye dan biru berserakan di sekitarnya. Boat ternyata dibalikkan di tengah laut! Wah mereka kecebur semua di tengah laut? Teriak saya ke teman-teman lainnya yang juga heboh menyaksikan.
Cukup lama kru mengumpulkan penumpang yang hampir 90% tidak bisa berenang untuk duduk kembali di atas boat. Saat mereka mendarat dan bergeletakan semua di atas pasir kami pun terbahak-bahak mendengar ceritanya. Dengan muka pucat pasi dan rambut basah kuyup Mba Ade mulai menuturkan pengalaman hidup matinya naik banana boat untuk pertama kali dan mungkin akan menjadi terakhir kalinya juga. Semakin lama nadanya semakin tinggi menjurus histeris, dengan nafas tersengal-sengal dan air mata berleleran. Ceritanya saat telah berada di tengah laut dan hendak berbalik arah pulang, kondisi yang tidak seimbang membuat boat menjadi miring. Tanpa aba-aba boat pun terbalik dengan sukses dan mengantarkan penumpangnya berubah posisi menjadi di bawah perahu karet berwarna merah itu. Beberapa berhasil mengambang sendiri dengan bantuan pelampung namun sebagian yang berada di bawah boat berusaha mati-matian naik ke permukaan laut dengan kaki menginjak kepala atau badan teman lainnya. Saat kondisi kritis seperti ini nyawa sendiri tentu saja lebih penting! Gila, gue minta Fery tolongin, dia malah sibuk menyelamatkan diri sendiri dan nginjak kepala gue! Teriak Ria tidak ikhlas.
Peserta kembali dalam keadaan porak-poranda |
Satu-satunya peserta yang mampu berenang hanyalah Ani dan aksi heroiknya memang patut di acungin jempol. Setelah berhasil menolong Mba Ade - yang hampir pingsan karena panik dan menegak banyak air laut - untuk duduk aman di atas boat, alangkah terperanjatnya dia menemukan Rudi yang bertubuh paling besar di antara semua penumpang, terseret arus menjauhi boat. Rudi yang mengambang dengan bantuan pelampung, terkadang timbul dan tenggelam, sibuk melambaikan tangannya dan berteriak, Woi Mba Ani, tolongin dong Mba! Ketika kisah itu diceritakan ulang memang terkesan lucu dan membuat kami semua terbahak-bahak tapi saya yakin bagi para korban yang mengalaminya, saat itu merupakan momen yang paling mencekam dalam hidup mereka. ^_^
Okeh kembali ke sorbet strawberry yang kali ini saya posting, dan tentu saja tidak berhubungan sama sekali dengan cerita di atas. Anda pun tidak perlu khawatir dengan nasib Rudi karena Ani berhasil menariknya ke boat, saat ini kondisi Rudi aman tenteram damai sejahtera. Nah membuat sorbet ini super mudah dan cepat. Anda hanya memerlukan buah strawberry segar, yogurt dan pemanis (bisa gula atau madu). Proses semua bahan di blender dan bekukan. Sorbet ini terasa manis, asam dan super segar. Jadi berikut resepnya ya!
Sorbet Strawberry
Bahan:
- 20 buah strawberry dibekukan
- 200 gram yogurt plain tanpa rasa
- 100 gram gula pasir haluskan dengan blender atau bisa diganti dengan 4 sendok makan madu
Siapkan gelas blender untuk dry mill kemudian masukkan strawberry beku, gula dan yogurt. Proses hingga benar-benar halus. Masukkan ke dalam wadah dan bekukan ke dalam freezer.
Siap disajikan. Yummy!
Source : http://www.justtryandtaste.com/2014/03/sorbet-stawberry-cerita-tentang-anyer.html