-->

Jumat, 28 Agustus 2015


Sebuah toko kue kecil di Mall Ambasador, sebelah kantor saya, memiliki keunikan. Semua kue-kue yang dijajakan adalah jenis kue tradisional. Mulai dari lemper, apem, klapertaart, ongol-ongol, lumpia, getuk serta aneka kue bolu dan cake kukus. Salah satu yang menjadi favorit saya jika singgah di toko ini adalah kue mangkuk gula merahnya. Warnanya merah gelap, legit, sedikit liat, dengan ukuran yang agak besar. Mantap! Ternyata bukan hanya saya saja yang menjadi penggemarnya, beberapa teman di kantor juga mengakui kelezatannya. Tak heran kue ini sering cepat habis, ludes diburu peminatnya.

Selain rasa kue-kuenya yang lezat, tampilan dan kemasan kue-kue di toko ini juga sangat menarik. Tak heran walau mengusung tema tradisional, toko tersebut mampu bersaing dengan aneka bakery yang banyak malang melintang dan terus bermunculan di setiap titik di mall. Namun kembali lagi ke slogan 'ada rupa - ada rasa', kue yang dijajakan memang dibandrol dengan harga di atas rata-rata umum kue sejenis lainnya.



Sebenarnya, sebelum mencicipi kue mangkuk gula merah di toko kue ini, makanan ini bukan termasuk yang saya gemari. Namun kini jangan tanya, dua atau tiga kue bisa masuk ke kantung plastik jika saya bersedia menuruti kaki untuk melangkah kesana. Keinginan untuk membuatnya sendiri sudah lama terlintas di benak, namun kue mangkuk seperti ini sebagaimana temannya si bolu kukus, menuntut tampilan yang mekar. Nah, jenis-jenis kue mekar seperti ini merupakan jenis kue yang saya hindari karena pengalaman selama ini selalu gatot.com alias gagal total. 

Namun hari Minggu kemarin akhirnya saya tak tahan juga, aneka buku resep di lemari pun saya buka satu persatu mencari resep kue mangkuk gula merah yang top markotop namun dengan bahan yang simple. Seingat saya tekstur kue sedikit terasa kenyal dan legit, jadi saya menduga sepertinya ada campuran tepung tapioka di dalam adonannya. Resep-resep dengan bahan yang mengandung tape terpaksa saya skip karena hasil kunjungan singkat saya ke kulkas menghasilkan sekotak tape singkong yang telah kedaluarsa lebih dari seminggu. Tak kunjung menemukan resep yang mantap di buku, akhirnya saya pun kembali ke internet dan resep dari website tabloid Nova ini sepertinya mirip dengan kue mangkuk yang sedang saya incar. Plus sedikit modifikasi berhasil juga saya membuat kue mangkuk gula merah yang.... mungkin tidak persis seperti yang  saya idamkan tapi setidaknya tidak terlalu mengecewakan. ^_^


Proses pembuatannya terbilang mudah, yang anda perlukan adalah kesabaran karena adonan harus didiamkan minimal 3 jam. Salah satu bahan yang mungkin agak sedikit merepotkan untuk anda peroleh adalah air kelapa, karena bahan ini umumnya tidak selalu tersedia di sekitar rumah. Untungnya setiap kali saya membeli santan atau kelapa parut di pasar, saya selalu meminta si abang penjual untuk memasukkan air kelapa ke dalam plastik. Air kelapa ini lantas saya simpan di freezer hingga membeku menjadi es batu. Selain bisa menjadi minuman yang menyehatkan, air kelapa juga bisa menjadi salah satu bahan masakan misalnya untuk membuat tempe/tahu bacem atau untuk membuat kue seperti yang kali ini saya posting. Karena seringnya saya mencoba aneka resep (seringkali terjadi di malam hari) maka bahkan hingga kelapa muda parut pun saya simpan di freezer, jadi jika saya membutuhkannya semua bahan ini bisa dengan mudah dijangkau oleh lengan saya. ^_^

Kembali ke kue mangkuk gula merah, adonan yang terbentuk encer dan saat telah didiamkan selama 3 jam, adonan tidak terlalu berbusa dan mengembang banyak. Kondisi ini awalnya membuat saya menjadi sedikit was-was dan tidak percaya diri. Namun saya lantas teringat dengan cake sarang semut yang pernah saya buat sebelumnya, saat itu adonan juga encer sekali dan kondisi tersebut justru yang membuat cake menjadi berlubang-lubang membentuk sarang. Nah menurut saya tekstur seperti ini jugalah yang membedakan kue ini dengan bolu kukus umumnya, jika bolu kukus lembut dan empuk maka kue mangkuk cenderung kenyal, padat dan ketika kue di belah akan tampak alur-alur rongga udara di dalamnya. Setidaknya seperti inilah penampakan kue mangkuk gula merah yang dijual di toko kue di Mall Ambasador. 

Khawatir warna gula merah yang kurang coklat kemerahan maka adonan lantas saya tambahkan pasta coklat ke dalamnya, hasilnya kue menjadi coklat gelap dengan rasa coklat dan gula merah yang membingungkan. Saran saya, sebaiknya gunakan gula merah dengan warna yang sangat gelap agar kue memberikan warna yang cantik dan jangan menambahkan pasta coklat karena membuat kue ini kehilangan identitas rasanya. Karena tidak memiliki cetakan kue mangkuk, saya lantas menggunakan loyang muffin, dan dengan kukusan klakat saya yang berukuran jumbo loyang pun masuk dengan sukses. Sebagian kue mekar dengan cantik, sebagian manyun dengan sukses namun untuk rasanya not bad lah.

Berikut resepnya ya. 


Kue Mangkuk Gula Merah

Bahan biang:

- 1 1/2 sendok teh ragi instan (resep asli 1/2 sendok teh)

- 50 ml air hangat

- 50 gram tepung beras

Bahan air gula merah:

- 375 gram gula merah

- 75 gram gula pasir
- 375 ml air kelapa  
- 1 lembar daun pandan, potong-potong sepanjang 5 cm

Bahan adonan:

- 275 gram tepung beras

- 65 gram tepung sagu 
- 165 ml santan kental

- 1 sendok teh baking soda (resep asli tidak pakai)
- 1 sendok teh garam 
- 2 sendok teh pasta pewarna coklat (optional) 

Taburan:

- kelapa parut muda secukupnya untuk taburan

Cara membuat:

Siapkan mangkuk, masukkan bahan biang, aduk rata. Diamkan selama 30 menit hingga berbusa. 

Siapkan panci, masukkan air kelapa, daun pandan, gula merah dan gula pasir. Rebus hingga mendidih dan gula larut. Saring air gula, buang daun pandan dan biarkan air gula menjadi hangat. 


Siapkan mangkuk berisi bahan biang, tuangkan tepung beras, tepung sagu, aduk rata. Tambahkan air gula merah sedikit demi sedikit sambil adonan diaduk. 

Jika muncul gumpalan, saring adonan. Tambahkan santan kental, sambil adonan ditepuk-tepuk dengan telapak tangan. Tambahkan baking soda, garam, dan pasta pewarna coklat (jika pakai). Aduk hingga rata. 

Note: Di resep aslinya adonan harus ditepuk-tepuk dengan telapak tangan selama 30 menit. Ketika baru saya coba 5 menit, adonan yang sangat encer berloncatan kemana-mana membuat saya kerepotan sendiri membersihkan aneka perabot dapur yang menjadi belepotan adonan. Tak sanggup membayangkan 30 menit melakukannya, akhirnya adonan saya aduk menggunakan sendok sayur sambil adonan saya sendokkan dan angkat tinggi diatas mangkuk, adonan ini lantas saya tuangkan kembali ke mangkuk, cara ini saya lakukan 10 - 15 kali. 

Adonan kemudian didiamkan selama minimal 3 jam. Saya meletakkan adonan di tempat yang agak hangat. Setelah 3 jam adonan tidak terlalu banyak berubah. Gelembung udara juga tidak terlalu banyak terbentuk. 
 

Hasil kue jika cetakan diisi penuh dan hanya diisi sebagian



Siapkan cetakan kue mangkuk, karena saya tidak memilikinya maka saya menggunakan loyang mufin dengan garis tengah 5 cm.  Olesi cetakan dengan minyak, panaskan cetakan di kukusan hingga cetakan benar-benar panas.

Tuangkan adonan, paling mudah dan supaya tidak belepotan adalah dengan menggunakan gelas ukur yang memiliki ujung runcing di salah satu pinggirnya. Saran saya tuangkan hingga penuh agar kue lebih mekar. 

Kukus kue di dalam kukusan yang telah dipanaskan sebelumnya hingga benar-benar panas, selama 20 menit. Jika anda menggunakan loyang kukusan biasa bukan klakat maka bungkus penutup kukusan dengan kain/serbet yang bisa menyerap air.

Keluarkan kue dari kukusan, lepaskan dari cetakan dan sajikan dengan kelapa parut muda. Yummy!

Source: 
Web Tabloid Nova - Kue Mangkuk Bersarang[1] 

References

  1. ^ Kue Mangkuk Bersarang (nostalgia.tabloidnova.com)

Source : http://www.justtryandtaste.com/2013/04/kue-mangkuk-gula-merah.html
 
Sponsored Links