-->

Sabtu, 08 Agustus 2015


Entah kekuatan apa yang merasuki saya tadi malam, ketika jam telah menunjukkan pukul delapan malam tiba-tiba keinginan untuk membuat bingka pandan ini mencuat. Mungkin karena melihat prosesnya yang mudah atau karena semua bahan-bahannya tersedia di dapur sehingga tanpa pikir panjang lagi saya langsung membuatnya. Merasa satu resep kurang banyak bagi teman-teman kantor yang selalu kelaparan saya langsung mengeksekusi dua resep sekaligus. Membuatnya memang mudah, semua bahan cukup dimasukkan ke dalam blender dan proses hingga smooth. Tapi masalah terbesar yang muncul adalah kue bingka dengan kandungan airnya yang tinggi membutuhkan waktu yang lama dan lama untuk membuatnya matang dengan tuntas. Alhasil saya harus menunggu hingga pukul sebelas malam sebelum bisa terjun bebas di atas kasur. Capek, lelah, mengantuk, sambil dalam hati menggerutu. Bingka, bingka betapa lamanya memanggangmu Nak!

Kue bingka merupakan salah satu kue tradisional yang menjadi favorit saya, lembut, halus, gurih dan manis. Teksturnya yang bantat dan padat menjadi ciri khasnya. Ketika tahun lalu saya terdampar di Kuala Lumpur dengan uang saku pas-pasan, sebuah kedai kecil yang menjual aneka kue tradisional dan masakan khas Malaysia seperti nasi lemak dan laksa menjadi penyelamat saya. Aneka bingka dijajakan disana, mulai dari bingka ubi, bingka jagung, bingka pandan, dan masih banyak jenis lainnya. Biasanya saya akan memborong beberapa buah, memasukkannya ke dalam sebuah kantung plastik dan selama berjalan kaki menyusuri jalanan di negeri Jiran tersebut mulut saya pun tak berhenti mengunyah kue yang lembut dan manis ini. Saya maniak dengan kue ini, sangat!


Beberapa waktu sebelumnya saya pernah membuat bingka ubi kayu, jika anda berminat silahkan klik link
disini. Teksturnya pulen, legit dan lembut serta membuatnya juga super mudah. Jika anda pemula dalam dunia perbakingan atau sering gagal jika membuat kue yang harus mengembang maka bingka mungkin bisa menjadi start awal mencoba memanggang kue karena semua bahan cukup anda aduk menjadi satu dan panggang. Untuk membuat bingka pandan ini semua bahan dimasukkan ke dalam blender dan proses hingga smooth. Tanpa pengembang dan  tanpa mikser[1] sehingga anda tidak merasa berdosa kala kue tidak mengembang lebay dan berpori, karena memang seperti itulah bingka. Saat dipanggang kue akan naik tinggi, namun ketika matang dan keluar dari oven maka kue akan turun drastis dan memadat. Jika anda pernah ke Pekanbaru atau Batam, maka kue ini mirip seperti bolu kemojo yang terkenal di sana dan menjadi oleh-oleh khas Pekanbaru dan Batam. Biasanya bolu kemojo di panggang di dalam loyang bulat tipis berbentuk kembang dengan aneka rasa.

Banyak resep bingka pandan bergentayangan di dunia maya, bahan dasarnya umumnya adalah tepung terigu, telur, gula dan santan atau susu cair. Anda bisa menambahkan mentega atau margarine 3 -4 sendok makan untuk resep di bawah, namun karena saya menggunakan santan dan tak ingin bingka menjadi terlalu berlemak maka saya menggunakan versi minimalisnya, tanpa mentega/margarine. Untuk aroma pandan, anda bisa menggunakan ekstrak daun pandan yang diblender dengan air atau pasta pandan, saya menggunakan keduanya karena daun pandan yang saya miliki terbatas jumlahnya. Sayangnya pasta pandan kurang memberikan warna kehijauan yang cantik, jadi jika anda ingin warna hijaunya lebih menyala tambahkan beberapa tetes pewarna hijau ke dalamnya. 

Satu hal yang membuat saya malas untuk mencoba bingka lainnya adalah proses memanggangnya yang lama. Saya membutuhkan waktu hampir 2 jam lamanya untuk membuat kue mengeras total, jika anda ingin waktu lebih cepat saran saya gunakan setengah resep dengan loyang yang agak lebar. Umumnya bingka dipanggang hingga permukaan kue mengeras dan berkerak, test dengan tusuk lidi untuk memastikan kue matang, jika lidi masih basah lanjutkan memanggang hingga matang. 

Tertarik dengan resepnya? Yuk kita cek ke bawah.  

- 300 gram gram tepung terigu serba guna 
- 300 gram gula pasir
- 500 ml air pandan (blender daun pandan dengan air dan saring)
- 500 ml santan setengah kental (saya menggunakan 2 sachet santan instan kemasan ukuran 80 ml yang saya encerkan dengan air hingga menjadi 500 ml)
- 6 butir telur
- 4 sendok teh pasta pandan
- 1 sendok teh vanilla ekstrak 
- 1/2 sendok teh garam 
- biji wijen untuk taburan secukupnya

Cara membuat:
Siapkan oven, set api atas bawah disuhu 170'C. Siapkan loyang ukuran 23 x 23 x 10 cm. Olesi permukaan loyang dengan minyak atau margarine, sisihkan. 


Masukkan semua bahan ke dalam blender, kecuali biji wijen. Proses hingga tercampur baik. Tuangkan ke dalam loyang yang telah diolesi dengan margarine. Taburkan wijen secukupnya. Permukaan adonan akan membentuk busa, tetapi ketika dipanggang busa akan lenyap dan wijen akan menempel dengan baik di permukaan kue. 

Panggang dalam oven selama 40 - 55 menit hingga matang dan tampak berkerak. Kue akan naik tinggi, seperti gambar di bawah. Permukaan kue akan bergelombang, namun ketika matang kue akan merata tingginya. Teruskan memanggang hingga kue matang, test dengan tusuk lidi, jika lidi masih basah lanjutkan memanggang. 

Keluarkan dari oven, biarkan dingin di loyang dan potong ketika kue benar-benar dingin. Siap disantap. Yummy!

Source:
Blog Izah Muffin Lover - Kuih Bakar Pandan[2]
 

References

  1. ^ disini (www.justtryandtaste.com)
  2. ^ Kuih Bakar Pandan (izahdaut.blogspot.com)

Source : http://www.justtryandtaste.com/2013/12/bingka-pandan-lembut-dan-harum.html
 
Sponsored Links