-->

Rabu, 12 Agustus 2015


Bel telah dua kali saya bunyikan, tetapi tak satupun anggota keluarga yang muncul membukakan pintu. Iseng saya pun menekan handle dan pintu yang tak terkunci pun terbuka dengan mudah. Rumah adik saya, Wiwin, terlihat lengang dan kosong. Halooo! Asalamualikum! Teriak saya dan hanya disambut oleh suara desau angin yang menerobos dari pintu teras di halaman belakang yang terbuka lebar. Baru saja saya meletakkan tas dan bawaan yang berat, Septi, asisten rumah Wiwin muncul dari kamar belakang. Ibu sama Bapak lagi keluar sama anak-anak Mba, nganter si Abang tes masuk sekolah di Al Azhar, jelas Septi. Oke, tapi  Umi dan lainnya kemana? Balas saya menanyakan Ibu dan tante-tante saya yang biasanya berada di kamar depan. Waktu itu Ibu saya memang masih berada di Jakarta dan belum kembali ke Paron.

Umi sama lainnya diajak Mas Dimas jalan-jalan naik busway ke kota. Katanya mau lihat Kota Tua. Ah ya, memang beberapa waktu yang lalu Ibu saya sudah merencanakan acara jalan-jalan ke Kota Tua, dan sepertinya adik saya Dimas yang akhirnya mengajak mereka semua. Tidak tahu apa yang harus saya lakukan di rumah yang sepi, akhirnya saya pun duduk di ruang makan dan menatap aneka lauk dan makanan disana. Sebuah bungkusan putih styrofoam pun menarik perhatian saya. Ketika saya buka, ternyata isinya adalah satu paket lengkap mie ayam yamin yang terlihat yummy!


Entah dimana Wiwin membelinya, namun mie ayam tersebut memang terlihat menggoda. Berisikan mie kuning yang berukuran kecil, tumisan ayam berwarna kecoklatan, sedikit tauge dan potongan daun sawi rebus. Tak ketinggalan seplastik kecil kuah beserta tiga butir bakso sapi terdapat di dalamnya. Perut yang lapar karena belum sarapan dan jam makan siang yang telah menjelang membuat saya pun langsung mengeluarkan sumpit dari plastik dan menyikat mie tersebut dalam sekejap. Rasanya memang semantap tampilannya, membuat kepala saya langsung berkhayal suatu saat akan membuatnya sendiri di rumah.

Perut yang kenyang, suasana rumah yang tenang maka kantuk pun menyerang.  Sejenak saya pun membaringkan diri di ranjang yang terletak di kamar depan hingga tak berapa lama kemudian terdengar suara dua keponakan saya berceloteh dari pintu depan. Ah rupanya Wiwin dan krucil-krucilnya sudah pulang. Ketika saya berjalan keluar hendak menyambut mereka, tampak si kecil Fatih berlari ke arah meja makan dan berteriak, Mba Septi, mie ayamnya masih ada nggak ya? Adik mau lagi dong! Saya pun langsung bengong, Yah, mie-nya sudah dimakan Tante Endang, Dik, sahut saya merasa bersalah. Sudah, nggak usah dihiraukan Fatih, tadi sebelum berangkat dia sudah makan satu porsi kok, kata Wiwin menjelaskan. Maaf ya Dik, habisnya Tante Endang tadi lapar banget sih ujar saya ke Fatih yang tampak kecewa. Nggak pa-pa kok Tante Endang. Kan Tante Endang memang sukanya begitu sih. Jiah apa maksudnya ini? Pikir saya sambil nyengir kuda. 


Sejak mencicipi mie ayam itu saya pun kemudian berusaha mencoba membuatnya sendiri di rumah. Beberapa tahun yang lalu saya juga pernah membuat mie ayam, dan menurut saya rasanya cukup lezat, jadi untuk resep mie ayam yamin kali ini saya hanya akan melakukan sedikit modifikasi saja. Mie yamin dan mie ayam kuah sebenarnya hampir sama, yang membedakan hanyalah biasanya mie yamin disajikan kering hanya bercampur bumbu dan kecap sementara kuahnya disajikan di mangkuk lainnya. Tergantung si pembeli masing-masing apakah akan mengguyurkan kuah tersebut ke dalam mangkuk berisi mie ataukah menyeruput kuah tersebut secara terpisah.

Umumnya bumbu mie yamin diletakkan di masing-masing mangkuk ketika mie dipersiapkan oleh si abang penjual. Bumbu tersebut terdiri atas kecap manis, kecap asin, saus sambal dan saus tomat, sedikit merica dan minyak ayam. Minyak ayam sebenarnya sangat mudah dibuat, cukup tumis potongan kulit ayam bersama beberapa siung bawang putih yang dipipihkan dan sedikit minyak hingga harum dan kulit ayam mengeluarkan minyak yang banyak. Nah minyak inilah yang kemudian digunakan untuk membumbui mie. Karena saya menggunakan fillet dada ayam dimana kulitnya sudah tidak ada maka saya pun tidak menggunakan minyak ayam untuk membumbui mie.  Namun anda tidak perlu khawatir, tanpa minyak ayam pun mie yamin ini tetap terasa super tasty.


Untuk sayurnya, saya menggunakan tauge, daun pak choy dan sedikit sawi asin di tumisan ayam untuk memberikan rasa yang berbeda. Tauge cukup saya rendam dengan air panas mendidih selama 1 menit hingga layu dan segera saya tiriskan. Tujuannya bukan untuk membuat tauge menjadi matang tetapi untuk menghilangkan bau tauge mentah yang kurang sedap. Sementara daun pak choy saya rebus sebentar hingga setengah matang. Sawi asin di tumisan ayam bisa anda gantikan perannya dengan asinan lobak atau skip saja jika sulit untuk menemukannya. Sawi asin yang sedikit asam dan crunchy ini memang memberikan rasa dan sensasi berbeda di tumisan ayam. 

Untuk mie-nya saya menggunakan mie kuning segar yang berukuran kecil, mie ini sudah terbagi-bagi menjadi bundelan kecil yang cukup untuk 1 porsi di setiap bulatannya. Karena mie sudah matang dan masih fresh maka saya cukup merebusnya sebentar di air panas mendidih hingga lemas untuk kemudian saya tiriskan. Tentu saja mie kuning jenis lainnya tetap sedap digunakan di dalam resep ini, anda bisa menggunakan mie telur yang banyak dijual dalam bentuk kering di supermarket dan rebus hingga lunak dan matang. 


Kuah di mie yamin sebenarnya hanya sebagai pelengkap saja. Namun tanpa kehadirannya maka tampilan mie yamin terasa kurang sip. Untuk kuahnya cukup simple, saya sendiri hanya menumis cincangan bawang putih dan jahe yang banyak bersama beberapa lembar daun jeruk purut. Tumisan ini saya masukkan ke dalam kaldu ayam yang banyak saya miliki di freezer. Tambahkan sedikit garam dan gula pasir untuk membuat rasanya lebih nendang. Anda bisa menambahkan baks0 atau pangsit di kuah, untuk membuat mie yamin ini menjadi lebih lengkap. 

Nah jika semua bahan sudah dipersiapkan maka kita menuju ke proses meracik si mie agar siap disantap. Caranya cukup mudah, anda cukup menuangkan sedikit kecap asin, kecap manis, merica bubuk, sedikit saus sambal botolan dan minyak wijen ke dalam mangkuk. Seporsi mie kuning kemudian dimasukkan ke mangkuk dan diaduk hingga rata. Aneka pelengkap seperti tumisan ayam, tauge dan sawi rebus kemudian ditata dipermukaan mie. Mie yamin pun siap disantap bersama kuah dan bakso yang disajikan di mangkuk terpisah. So yummy!

Berikut resep dan prosesnya ya. 


Mie Ayam Yamin

Bahan tumisan ayam:

- 4 siung bawang putih, cincang halus

- 2 ruas jari jahe, cincang halus
- 3 lembar daun jeruk
- 300 gram fillet dada atau paha ayam, potong kecil ukuran 1 x 1 cm
- 100 gram sawi asin potong dadu kecil (optional)  
- 1/2 sendok teh merica putih bubuk

- 3 sendok makan kecap manis

- 2 sendok makan kecap asin 
- 2 batang daun bawang, rajang halus 
- 1 sendok makan minyak untuk menumis

Bahan minyak ayam (optional), saya tidak menggunakannya:

Tumis semua bahan hingga harum
- 100 gram kulit ayam potong kecil-kecil

- 4 siung bawang putih, keprak

- 50 ml minyak sayur

Bahan lainnya:

- 500 gram mie kuning yang telah direbus hingga matang

- 4 genggam tauge

Bumbu dan bahan kuah:
- 1 sendok makan margarine untuk menumis
- 4 siung bawang putih cincang halus
- 1 ruas jari jahe, cincang halus
- 2 lembar daun jeruk purut

- 500 ml  kaldu ayam
- 1 1/2  sendok teh  garam
- 1/2 sendok teh gula pasir 

- 10 butir bakso sapi
- 1 batang daun bawang rajang halus

Bumbu lainnya:

- kecap asin, secukupnya

- kecap manis, secukupnya

- saus sambal/saus tomat, secukupnya
- irisan daun bawang
- bawang merah goreng

Cara membuat:

Siapkan ayam, dan bumbu-bumbu. Siapkan wajan, panaskan 1 sendok makan minyak dan tumis bawang putih, jahe, dan daun jeruk hingga harum. Aduk-aduk tumisan selama dimasak dan jaga jangan sampai bawang menjadi gosong.

Masukkan fillet ayam, aduk rata.


Masak hingga daging ayam berubah warnanya, kemudian masukkan sawi asin, aduk rata. Tambahkan merica, kecap asin dan kecap manis. Aduk rata dan masak hingga ayam matang dan airnya habis. Tambahkan daun bawang, aduk rata dan masak hingga daun bawang layu. Cicipi rasanya, angkat tumisan dan sisihkan.

Siapkan mie kuning, rebus hingga matang dan tiriskan.

Rendam tauge dengan air panas mendidih selama 1 menit, tiriskan. Rebus sawi hingga setengah matang, tiriskan. Tata sayuran di satu wadah. 

Membuat kuah

Siapkan wajan, panaskan margarine.Tumis bawang putih, jahe dan daun jeruk hingga harum dan bawang matang. Matikan api kompor. 

Siapkan panci, masukkan kaldu ayam, tuangkan tumisan bumbu dan bakso. Rebus hingga mendidih. Tambahkan garam dan gula, cicipi rasanya dan seusaikan rasa asinnya. Angkat dan taburkan daun bawang di permukaan kuah. 

Penyajian mie ayam yamin


Siapkan mangkuk, beri 1/2 sendok makan rajangan daun bawang, 1 sendok makan kecap manis, 1 sendok makan kecap asin, setengah sendok makan minyak wijen dan 1 sendok makan saus sambal/saus tomat botolan. Masukkan 1 porsi mie, aduk rata dengan sumpit, tata tumisan ayam dan rebusan sayuran di permukannya. 

Sajikan dengan kuah dan bakso, taburi permukaannya dengan bawang goreng. Super yummy!


Source : http://www.justtryandtaste.com/2015/03/mie-ayam-yamin.html
 
Sponsored Links