-->

Sabtu, 09 Mei 2015


Sabtu kemarin, saya menghadiri undangan pernikahan teman sekantor di Bekasi. Bersama beberapa teman kantor kami menumpang mobil Mba Kiki, teman kantor juga. Bekasi bukan tempat yang asing bagi saya, karena kebetulan adik saya Tedy, tinggal di kota ini juga. Tetapi mengunjungi sebuah tempat bernama Babelan, nah ini adalah kesempatan pertama saya, dan seumur-umur baru kali ini saya datang ke acara perkawinan yang perjalanannya benar-benar panjang dan lama serta harus ditempuh dalam waktu lima jam pulang-pergi. Mengarungi kemacetan panjang, dan belasan janur kuning di sepanjang perjalanan, beberapa kali kami harus berhenti untuk bertanya atau melongok papan nama di janur yang terpasang, namun sepertinya lokasi yang kami tuju tak kunjung tampak. Kami pun bersama-sama berteriak girang ketika akhirnya perjalanan pun berakhir. Bersalaman sejenak dengan sang pengantin serta mengisi perut yang keroncongan, kami pun cepat-cepat pulang karena khawatir perjalanan kembali ke Jakarta akan terhadang macet yang parah. Prediksi kami pun tak salah, perjalanan pulang sama lamanya dengan ketika berangkat. Setiba di rumah dengan kepala nyut-nyutan, badan yang lelah dan mengantuk berat membuat saya langsung terkapar di kasur dan terbang ke alam mimpi. 


Puas tidur bukan berarti semangat pun muncul, yang ada rasa malas menyerang. Rencana saya, di Minggu pagi, saya akan pergi ke pasar membeli sayuran, ayam dan ikan segar untuk mengisi kulkas yang kosong. Tapi apa daya saya justru terus merajut mimpi hingga siang hari menjelang, apalagi cuaca mendung sangat bersahabat dengan para pemalas seperti saya. Jam sudah menunjukkan pukul dua siang ketika akhirnya saya menyerah juga dengan perut yang keroncongan, mondar-mandir di dapur dan mereka-mereka masakan apa yang akan saya buat dari bahan yang terbatas ini. Tepung terigu dan telur selalu siap di dapur saya sehingga sewaktu-waktu saya ingin menyantap pancake atau roti bisa dengan cepat dibuat, tapi kali ini yang saya inginkan adalah makanan yang gurih dan pedas, seperti.... mmm, pempek misalnya. Tapi bagaimana jika tidak ada ikan? Jangan khawatir, resep pempek dos alias pempek tanpa ikan dari Ny. Liem walau tidak menggunakan cincangan ikan namun tampangnya sangat menjanjikan. 

Jadi berakhirlah saya, di hari Minggu kemarin, berkutat di dapur membuat pempek tanpa ikan yang ternyata rasanya tetap gurih dan lezat. Tidak kalah dengan versi ikannya. Karena minus protein maka saya membuat versi pempek kapal selam dengan isi telur di dalamnya. Sebenarnya membuat pempek ini sangat mudah, namun prosesnya akan menjadi lebih ringan jika anda memiliki food processor di rumah, karena adonan harus diuleni hingga lembut. Jika tidak menggunakan food processor, Ny. Liem menyarankan untuk mencampur adonan dengan mikser hingga halus dan kalis. Awalnya saya mencoba menggunakan mikser namun adonan yang liat agak sulit di kocok hingga menjadi lembut. Akhirnya saya masukkan semua bahan ke dalam food processor dan proses sebentar. Saya rasa menguleninya dengan tangan juga bisa dilakukan, asalkan bisa dipastikan adonan tercampur dengan baik dan menjadi kalis.

Adonan yang dihasilkan lembut, lentur dan mudah untuk dibentuk. Jika terasa agak lengket, celupkan ujung jari anda dengan tepung sedikit. Tantangan terbesar jika membuat pempek kapal selam dengan isi telur seperti ini adalah mengisi kocokan telur ke dalamnya. Setelah melakukan trial dan error berkali-kali membuat pempek kapal selam, saya jadi tahu tips sederhana untuk melakukannya. Anda bisa melihat petunjuk yang saya sertakan di bawah. 

Pempek dos ini rasanya gurih dan sedap dimakan dengan siraman saus cuko yang pedas,  asam dan manis.  Mantap menemani sore hari anda dikala hujan deras mengguyur. Yuk, kita tilik resepnya. 



Pempek Dos: Pempek tanpa ikan

Resep diadaptasikan dari buku 500 Resep Kue & Masakan Koleksi Kursus Masak Ny. Liem yang Paling Diminati oleh Chendawati - Pempek Dos (Tanpa Ikan)

Untuk 8 buah pempek

Bahan:
- 250 ml air
- 2 sendok teh garam
- 1 1/2 sendok teh kaldu bubuk
- 125 gram tepung terigu serba guna (saya pakai Segitiga Biru)
- 2 butir telur
- 200 gram tepung tapioka/tepung sagu/tepung kanji/tepung kentang (potato starch)

Isi:
4 butir telur, kocok lepas

Saus cuko:
- 200 gram gula merah
- 100 gram gula pasir
- 500 ml air
- 3 sendok makan cuka atau 100 ml air asam Jawa

Bumbu yang dihaluskan untuk saus:
- 8 siung bawang putih
- 5 cabai rawit merah
- 3 cabai merah keriting
- 1 1/2 sendok makan ebi kering
- 1/2 sendok makan garam

Cara membuat:


Siapkan panci kecil, masukkan air, garam, dan kaldu bubuk. Masak hingga air mendidih, aduk hingga bahan larut. Kecilkan api kompor, tambahkan tepung terigu sedikit demi sedikit menggunakan tangan kiri sementara tangan kanan mengaduk cepat dengan menggunakan spatula. Sebaiknya jangan menggunakan spatula balon seperti yang saya lakukan, karena adonan akan menggumpal di dalam kawat balon. 

Aduk hingga adonan kalis dan matang. Lakukan dengan cepat karena adonan cepat mengeras dan gosong. Angkat dan biarkan hingga agak hangat. 

Tuangkan adonan tepung yang telah hilang uap panasnya tetapi masih sedikit hangat ke dalam mangkuk mikser, tambahkan 1 butir telur kemudian kocok dengan kecepatan rendah hingga tercampur baik. Tambahkan lagi 1 butir telur dan teruskan mengocok hingga terbentuk adonan yang halus, bebas gumpalan seperti gambar. Anda juga bisa menguleninya manual dengan tangan.

Jika ingin cara yang lebih mudah, masukkan semua bahan ke dalam food processor dan proses hingga adonan menjadi halus. 

Note: masukan dari pembaca, sebaiknya kondisi adonan tepung agak hangat ketika diuleni agar mudah kalis dan halus. Tapi sebaiknya juga tidak terlalu panas supaya telur tidak matang saat dicampur ke dalam adonan.


Tuangkan adonan ke dalam mangkuk, tambahkan tepung tapioka/kanji sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga adonan kalis dan tidak lengket di tangan. 

Ambil segumpal adonan, kira-kira sebesar bola ping-pong, bulatkan dengan menggelindingkannya di telapak tangan.

Letakkan bola adonan di tangan kiri, tekan bagian tengah adonan dengan ibu jari tangan kanan hingga terbentuk cekungan. Lebarkan dan dalamkan cekungan dengan jari anda, tujuannya adalah kita akan membuat kantung di adonan agar bisa diisi dengan kocokan telur.

Jangan buat kantung terlalu lebar, tetapi buatlah kantung yang dalam. Mulut kantung yang lebar akan membuat kita susah untuk menutupnya ketika telah diisi telur, telur yang mengenai permukaan kantung akan membuat adonan susah lengket ketika akan ditutup.

Tekan-tekan kantung agar menipis dan mau memanjang. Jika kantung telah jadi dan cukup dalam untuk menampung kocokan telur, tuangkan kira-kira 4 sendok makan kocokan telur, hati-hati jangan sampai menetesi permukaan kantung adonan.  Tutup kantung dan jepit dengan jari anda hingga menempel dengan baik, tekuk ujung-ujungnya agar tidak terbuka saat di rebus. 

Masukkan pempek ke dalam air mendidih, rebus hingga matang. Pastikan untuk merebus pempek hingga telur benar-benar keras. Pempek yang telah mengapung bukan berarti telur telah matang, lanjutkan terus merebus hingga pempek dan telur matang. Kira-kira membutuhkan waktu 20 menit untuk membuatnya matang atau tekan dengan jari anda, jika kantung telah keras berarti telur telah matang.

Goreng pempek dalam minyak panas hingga permukaannya kecoklatan, angkat dan tiriskan.

Membuat saus cuko:
Siapkan panci kecil, masukkan air, gula, bumbu halus dan garam. Masak hingga mendidih. Matikan api dan masukkan cuka ke dalamnya. Aduk rata dan cicipi rasanya. Tambahkan cuka dan gula jika rasanya kurang pas. Saring saus dan buang ampasnya. 

Penyajian:
Potong-potong pempek yang telah digoreng, tata di mangkuk atau piring dan siram dengan saus cuko. Bisa juga dilengkapi dengan rajangan ketimun. Yummy!

Source: 
Buku 500 Resep Kue & Masakan Koleksi Kursus Masak Ny. Liem yang Paling Diminati oleh Chendawati - Pempek Dos (Tanpa Ikan)

Source : http://www.justtryandtaste.com/2012/11/pempek-dos-pempek-gurih-walau-tanpa-ikan.html
 
Sponsored Links