-->

Senin, 28 Maret 2016

Hari Minggu kemarin, saya mengantarkan Ibu saya yang kebetulan saat ini sedang berada di Jakarta ke toko buku Gramedia. Beliau berkunjung selama dua minggu atas permintaan adik saya, Wiwin, untuk menjaga kedua putranya, Rafif dan Fatih, dalam rangka menjalankan ibadah umroh bersama suaminya. Dua orang tante, adik bungsu saya Dimas dan si krucil Fatih pun ikut serta bersama kami menuju ke Mall Ambassador. Setelah urusan di toko buku selesai - Ibu saya gembira dengan buku barunya dan sang cucu, Fatih terlihat happy dengan beberapa komiknya - maka kami pun menuju ke lantai lima dimana restoran D'Cost berada.  

Adik mau mau makan apa? Tanya saya ke Fatih yang gembul. Saya tahu bocah ini sedang kelaparan berat walau waktu baru saja menunjukkan tepat pukul 12 siang.  Adik mau makan semua yang ada, jawabnya bersemangat tapi tangan gendutnya hanya menunjuk gambar  ikan gurame bakar kecap di papan dan ice cream. Saya tahu ikan gurame merupakan lauk kegemarannya. Jadi satu ikan gurame bakar kecap pun meluncur bersama pesanan lainnya. Nah ada satu menu yang saya suka pesan dan biasanya hampir selalu hadir di restoran yang menyajikan makanan Chinese, yaitu ikan, ayam atau seafood goreng yang disiram dengan bumbu cabai bawang garam. Masakan ini sangat simple dan tidak menggunakan banyak bumbu. Karena itu kerenyahan tekstur adonan yang digunakan untuk membalut  bahan menjadi poin plus yang wajib dihadirkan. Jadi tidak heran pada hari itu, sepiring ikan gurame goreng bersama siraman cabai, bawang putih dan garam ini pun tidak terlewat untuk saya pesan. ^_^


Perut yang kekenyangan sehabis makan siang yang berat membuat kami pun memutuskan untuk berjalan sebentar di Mall. Ibu saya lantas mengajak untuk melihat penjual tas serba 'goban' alias serba lima puluh ribu rupiah di lantas dasar ITC Ambassador. Seingat saya, jika berkunjung  ke Jakarta maka beliau pasti tidak akan pernah lupa untuk mengunjungi si Bapak penjual tas ini. Kualitasnya mungkin diragukan dan kekuatannya  bisa jadi hanya bisa bertahan selama sebulan atau dua bulan saja, namun tampilan tas-tas tersebut cukup meyakinkan. Saat Nenek-Nenek ini heboh mencoba dan membongkar tumpukan tas, Fatih pun mulai merengek. Fatih capek, ayo kita pulang saja, ajaknya dengan muka lesu. Saya yang kurang naluri keibuan mengira bocah ini hanya bosan, karena berbelanja tas tentu saja bukan kegiatan favoritnya. Bentar ya Dek, Umi lagi lihat-lihat tas tuh, sebentar lagi selesai kok, bujuk saya sambil memeluknya. Fatih pun menyenderkan tubuhnya ke saya seakan kehabisan tenaga, dan saya masih tetap mengira, bocah ini hanya dilanda bosan!


Acara berbelanja pun usai dan kami berjalan bergegas ke pintu keluar dan menunggu si Doel, supir Wiwin, untuk menjemput. Mall yang ramai di hari Minggu membuat Doel tak kunjung keluar dari tempat parkir di basement dan Fatih semakin bertambah lesu. Keringat dingin tampak mengucur di keningnya dan bocah itu bahkan tidak kuat berdiri sendiri. Saya pun lantas memintanya untuk duduk di lantai karena tidak mungkin saya harus menggendong bocah 9 tahun seberat 40 kilogram! Kenapa tadi dibolehin makan es krim? Tanya Ibu saya dilanjutkan dengan berondongan kata-kata lainnya, Itulah, ini pasti karena tadi kebanyakan makan. Fatih nggak boleh banyak makan. Semua pun menjadi panik dan saya hanya bisa menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal, bingung harus berkata apa dan menyesali naluri 'emak-emak' yang kurang di dalam diri. 

Untunglah kemudian Doel muncul dan kami semua meluncur pulang ke rumah sambil berharap kondisi Fatih membaik. Sesampainya di rumah, Septi, asisten rumah Wiwin yang bertugas menjaga anak-anak langsung memberikan obat penurun panas sambil berkata, Fatih kemarin kan habis sembuh dari sakit Mba, baru saja sembuh. Jadi nggak boleh makan es krim dulu. Jiah, semakin bertambah saja gunungan rasa berdosa di dada saya kala mendengarnya. Saya akui memang untuk urusan mengenali gejala anak sakit saya harus belajar lebih banyak. Untunglah panas Fatih kemudian turun dan hari ini Ibu saya bersama Septi membawa Fatih ke dokter anak yang menjadi langganannya. Duh, semoga krucil yang menggemaskan itu lekas sembuh dan kembali riang, sebelum Ibunya datang dari umroh! 

Kembali ke resep gurame garing siram cabai, bawang dan garam yang kali ini saya posting. Walau anda bisa menggunakan potongan ayam, cumi-cumi dan udang namun ikan gurame yang difillet dan digoreng terpisah dari kepala dan tulangnya akan menjadi sajian yang istimewa karena ikan disajikan utuh di piring saji bersama potongan fillet nan crispy dan guyuran cabai rawit merah dan bawang putih cincang. Rasanya tentu saja mirip dengan sambal bawang, karena memang hanya cabai dan bawang putih bersama garam saja sebagai bahan peyiramnya.  Masakan ini juga pernah saya tampilkan di buku saya yang kedua, Masakan Rumahan - 30 Resep Tumis, Goreng, Kuah. 


Untuk membuatnya maka anda harus membuat filletnya terlebih dahulu, gunakan pisau yang super tajam dan sayat daging ikan dari bagian ekornya terlebih dahulu baru menuju ke bagian kepala. Kepala, duri tengah dan ekor harus tetap utuh karena kita akan menggunakannya sebagai hiasan di piring kala gurame akan disajikan. Jika anda menemui kesulitan kala membuat fillet maka minta tukang ikan di pasar untuk melakukannya. Dalam sekejap mereka akan mempermak si ikan tanpa kesulitan yang berarti.

Balutan tepung yang digunakan harus ringan, renyah dan garing. Untuk itu saya menggunakan campuran tepung terigu, maizena dan tapioka/sagu serta sedikit baking powder. Adonan yang terbentuk encer, tujuannya agar adonan hanya meninggalkan jejak lapisan tipis saja di permukaan fillet ikan. Adonan yang terlalu berat akan membuat lapisan tepung menjadi tebal dan rasa ikan tidak terlalu terasa. Fillet yang sudah dibalut tepung ini lantas digoreng di dalam minyak panas yang banyak hingga garing keemasan. 

Nah jika anda menggunakan protein lainnya selain ikan, seperti misalnya ayam maka potonglah ayam menjadi berukuran kecil. Potongan kecil ini akan membuat ayam menjadi garing dan renyah kala digoreng bersama tepung. Untuk cumi-cumi sebaiknya iris melintang tipis, kemudian dilumuri dengan adonan tepungnya dan goreng hingga kering. Bagaimana jika keluarga anda tidak suka pedas? Skip saja penggunaan cabai di dalam resep dan hanya gunakan bawang putih, garam serta sedikit merica saja sebagai bahan taburan plus irisan daun bawang. Agar rasa bawang putih lebih lembut, tidak terlalu tajam, maka pastikan agar bawang putih ditumis hingga matang dan sedikit keemasan permukaannya.  Untuk bumbu siramannya, anda bisa mencincangnya kasar atau cara termudah adalah dengan memprosesnya sebentar di dalam chopper. 

Berikut resep dan prosesnya ya.

Bahan adonan tepung:
- 3 sendok makan tepung maizena
- 2 sendok makan tepung tapioka
- 2 sendok makan tepung terigu serba guna

- 1 sendok teh baking powder
- 1 sendok teh garam
- ½ sendok teh merica bubuk
 

- 150 ml air

Bahan bumbu siraman:

- 5 buah cabai rawit, cincang kasar
- 2 cabai merah besar buang bijinya dan cincang kasar
- 6 - 8 siung bawang putih, cincang kasar
- 2 â€" 3 sendok teh garam
 

Pelengkap:
irisan daun bawang sebagai taburan

Cara membuat:


Siapkan ikan gurame, siangi ikan, buang sisik dan insangnya. Lumuri permukaan badannya dengan 2 sendok makan garam dan air perasan jeruk nipis dari 1 buah jeruk, diamkan selama 30 menit dan cuci hingga bersih.

Fillet ikan dengan membuat sayatan memanjang mulai dari bagian ekor hingga bagian kepala dan pisahkan bagian daging dan tulangnya. Lakukan pada kedua sisi ikan sehingga yang tertinggal adalah bagian kepala dan tulang tengah hingga ekornya. Potong-potong fillet ikan ukuran 2 x 2 cm. Sisihkan.


Siapkan mangkuk, masukkan semua bahan adonan ikan. Masukkan fillet ikan ke dalamnya dan aduk rata. Panaskan minyak di wajan agak banyak, goreng fillet hingga kering kecoklatan. Angkat dan tiriskan. 


Masukan badan ikan dan kepalanya ke dalam sisa adonan untuk menggoreng fillet. Lumuri hingga semua badan ikan terlumuri adonan dengan baik dan goreng ikan dalam minyak banyak hingga kering dan matang. Angkat dan tiriskan.

Siapkan piring saji, tata kepala dan badan ikan goreng di piring. Tata fillet ikan goreng di atas badan ikan. Sisihkan.

Tuang sisa minyak di wajan ke wadah lainnya, sisakan sekitar 1 sendok makan minyak panas di wajan. Tumis bumbu siraman hingga harum dan layu, siramkan bumbu ke permukaan fillet ikan goreng. Sajikan ikan dengan nasi hangat. Super yummy!



Source : http://www.justtryandtaste.com/2015/02/gurame-garing-siram-cabai-bawang-garam.html
 
Sponsored Links