-->

Jumat, 01 Januari 2016


Lapis daging yang manis dengan bumbu kecoklatan yang menempel di sekujur badannya ini merupakan makanan wajib kala acara selamatan tiba di kampung halaman saya, Paron, Ngawi. Kami mengenalnya karena Mbah Wedhok (nenek dalam bahasa Jawa) selalu memasaknya sebagai salah satu pelengkap takir berisi nasi, aneka lauk dan sayur yang dibagi-bagikan ke para tamu yang hadir  saat acara kendurian, kami menyebutnya dengan nasi berkat. Entah apakah menu lapis daging ini masih menjadi tradisi di Paron namun yang jelas Ibu saya yang sama sekali tidak memiliki darah Jawa jago membuatnya. 

Walau bukan salah satu menu favorit namun jika masakan ini sudah berkolaborasi bersama dengan menu lain di dalam sebuah paket nasi berkat bersama dengan sambal goreng kentang, mie goreng, urap sayur, maka rasanya menjadi luar biasa. Saya masih ingat kala adik bungsu saya, Dimas, saat masih berusia sekitar 6 tahun, sangat maniak dengan nasi kenduri. Satu paket nasi berkat yang dimasukkan ke dalam cething (tempat nasi dari plastik) wajib disediakan khusus untuknya. Jika sampai terlupa maka tangisannya pun akan pecah tak terkira-kira. Kenapa sih Dim kok suka sekali sama nasi berkat? Tanya saya penasaran waktu itu.  Ini kalau sudah dicampur ini, sama ini, sama ini, rasanya enak banget, jawabnya polos sambil jari telunjuknya yang mungil menunjuk aneka pernik-pernik di dalam cething. ^_^


Entah apakah Dimas masih memiliki pendapat yang sama sekarang, karena adik saya saat ini sudah dewasa dan tahun ini akan memasuki bangku kuliah. Namun saya sangat, sangat setuju dengan pendapatnya saat itu. Nasi berkat memang memiliki cita rasa yang lezat mungkin karena sudah mendapatkan banyak doa atau mungkin karena menunggu acara selamatan yang panjang dan lama telah membuat perut luar biasa keroncongan, sehingga saat nasi dibagikan maka akan langsung diserbu hingga ludes. Namun yang jelas lapis daging di sana membuat makanan ini menjadi lebih nendang rasanya.  

Resep lapis daging ini saya peroleh dari Ibu saya dengan sedikit modifikasi. Membuatnya super mudah dan mungkin bisa menjadi alternatif menu di rumah dalam mengolah daging sapi. Atau bagi anda para perantauan yang berasal dari Jawa dan telah lama tidak merasakan masakan ini maka mungkin resep kali ini bisa mengobati kerinduan tersebut. Lapis daging terkenal dengan rasanya yang manis dan bumbu yang meresap masuk hingga ke serat daging. Ini karena daging dimasak dalam waktu yang lama hingga empuk dan kuahnya habis. Terkadang Ibu saya menambahkan beberapa buah cabai merah besar agar rasanya sedikit lebih pedas. Anda bisa melakukan hal yang sama seperti Ibu saya, walau tentu saja cara tersebut membuatnya menjadi lapis daging yang tidak original. Lauk ini sedap disantap bersama nasi hangat, sambal bajak, dan lalapan atau jika anda benar-benar desperate ingin mengulang nostalgia menyantap nasi berkat seperti masa dahulu kala mungkin anda bisa juga menambahkan sambal goreng kentang, asem-asem buncis, urap sayuran dan bihun goreng. Mantap!

Yuk langsung ke TKP saja. 


Lapis Daging a la My Mom
Resep diadaptasikan dari Ibu saya

Untuk 4 porsi

Tertarik dengan resep a la Ibu saya lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Asem-Asem Buncis a la My Mom[1]
Ungkep Daging Sapi a la My Mom[2]
Gurame Acar Kuning a la My Mom[3] [4] 

Bahan:
- 500 gram daging sapi sandung lamur dengan sedikit lemak
- 1 liter air untuk merebus, tambahkan jika daging belum empuk

Bumbu dihaluskan:
- 6 siung bawang merah
- 5 siung bawang putih 
- 1 sendok makan ketumbar disangrai
- 4 butir kemiri disangrai 
- 2 ruas jari lengkuas muda
- 1 batang serai, ambil bagian putihnya saja
- 1 ruas jari kunyit 
- 1/2 sendok teh merica butiran

Bumbu lainnya:
- 5 lembar daun salam
- 4 lembar daun jeruk purut
- 5 - 8 sendok makan kecap manis
- 1 1/2 sendok teh garam
- 2 sendok makan gula Jawa, sisir
- 2 sendok makan air asam Jawa
- 2 sendok makan minyak untuk menumis

Cara membuat:

Siapkan daging sapi, potong daging sesuai selera dan iris daging setipis mungkin dengan menggunakan pisau tajam hingga menjadi lembaran-lembaran tipis. Biasanya jika kita membeli daging di pasar tradisional maka penjual daging bersedia mengiris daging sesuai keinginan kita.  

Siapkan wajan, panaskan 2 sendok makan minyak. Tumis bumbu halus hingga harum, masukkan  daun salam, daun jeruk purut, tumis hingga bumbu matang dan warnanya tidak pucat lagi. 

Masukkan potongan daging, aduk hingga rata. Gunakan api sedang dan masak daging sambil diaduk-aduk hingga daging berubah warna dan mengeluarkan air. Masak hingga air daging habis. 

Tuangkan air sesuai takaran di resep, rebus daging hingga empuk dan air habis. Tambahkan kecap manis, tuangkan kecap di pinggir wajan (tidak langsung ke dalam kuah masakan), tujuannya supaya kecap matang dan mengeluarkan aroma yang lebih sedap. Jika daging belum empuk dan air telah habis, tambahkan air panas dan rebus hingga daging benar-benar empuk dan lunak. 

Masukkan garam, gula Jawa, dan air asam Jawa, aduk hingga rata. Masak hingga semua kuah habis dan kental. Cicipi rasanya, sesuaikan rasa asinnya. Angkat dan siap dihidangkan.

Note: jika lapis daging kurang coklat tambahkan kembali kecap manis hingga terbentuk warna yang diinginkan. 

Lapis daging sedap bersanding dengan nasi panas, sambal bajak dan lalapan. Yummy!
 

References

  1. ^ Asem-Asem Buncis a la My Mom (www.justtryandtaste.com)
  2. ^ Ungkep Daging Sapi a la My Mom (www.justtryandtaste.com)
  3. ^ Gurame Acar Kuning a la My Mom (www.justtryandtaste.com)
  4. ^   (www.justtryandtaste.com)

Source : http://www.justtryandtaste.com/2014/01/lapis-daging-la-my-mom.html
 
Sponsored Links