-->

Selasa, 19 April 2016


Bandung memang surganya pecinta makanan terutama makanan yang masuk kategori 'ringan' alias tidak terlalu mengenyangkan, memiliki porsi yang kecil namun cukup memuaskan lidah dan perut sambil menunggu jam makan besar tiba. Makanan khas Bandung yang umum kita jumpai misalnya saja siomay, batagor, otak-otak, mie ayam ceker, gehu pedas atau yang belakangan ini nge-trend adalah makanan bernama seblak basah.  Sebenarnya sudah lama saya mendengar mengenai seblak di Jakarta, namun umumnya seblak yang biasa diperjual-belikan disini adalah jenis yang kering dengan tampilan seperti kerupuk yang tebal. >Terus terang seblak kering bukan makanan favorit saya, karena teksturnya yang super keras membuat saya ketar-ketir juga jika tambalan di gigi menjadi rontok. Untuk jenis seblak basah saya belum pernah mencicipinya sama sekali, hanya melihat dan membaca ulasannya saja di internet. Saya akui tampilan seblak basah terlihat sangat menggoda, apalagi dengan embel-embel super pedas, membuat air liur menetes-netes membayangkannya. ^_^

Ketika saya berkunjung ke Bandung, bulan lalu, dalam rangka acara seminar kantor maka makanan ini pun masuk ke dalam daftar kuliner yang kudu dan wajib saya coba selain ketupat tahu Bandung dan siomay yang sudah kondang duluan. Walau Intan, teman kantor saya yang berdomisili di Bandung menjelaskan betapa simple-nya bumbu untuk membuat seblak basah, namun tetap saja perasaan ini kurang puas jika belum mencicipinya secara langsung. Setidaknya jika hendak mencobanya sendiri di rumah, maka saya tahu harus menambahkan bahan dan bumbu yang pas ke dalamnya. Impian saya akan seblak basah pun terwujud kala mobil kantor yang kami tumpangi singgah disebuah warung seblak basah bernama 'Deut Tjenghar' di jalan Purnawarman BEC Bandung.  Intan yang hobi jajan merekomendasikan warung seblak ini untuk diuji coba dan pilihannya sama sekali tidak salah, rasa seblak 'Deut Tjenghar' yang alamak pedasnya ini memang sedap!

Warung yang katanya sangat terkenal hingga banyak diulas oleh stasiun TV dan majalah kuliner ini sebenarnya hanya berupa kios kecil yang berada di tepian jalan di depan jajaran factory outlet.  Walau ramai oleh pembeli namun proses pelayanannya sangat cepat, ini karena dua buah wajan berisi aneka isian seblak telah siap dimasak. Salah satu wajan tersebut berisi kerupuk rebus, ceker ayam, bakso kecil, siomay, cimol, dan aneka isi lainnya yang saya susah untuk menebaknya. Sementara wajan lainnya berisi kuah seblak yang tampak jingga merona. Ketika kita memesannya sesuai dengan menu yang tertempel di gerobak  maka sang Ibu penjual akan memilih isi sesuai menu, memasukkannya ke dalam cup kecil plastik dan menuangkan kuah ke dalamnya. Tingkat rasa pedasnya disesuaikan dengan permintaan pembeli, dan saya cukup menyesal memesan seblak super pedas karena pedasnya luar biasa tobat!


Jika anda bertanya-tanya dimana hasil petualangan kuliner saya di Bandung, maka dengan berat hati saya katakan semua fotonya musnah terhapus secara tidak sengaja. Padahal di dalamnya saya banyak mengabadikan aneka makanan yang saya cicipi dan beberapa sudut kota yang sempat saya kunjungi. Kebetulan di depan lokasi hotel kami terdapat sebuah taman kecil yang pada hari Minggu banyak sekali penjual makanan berkumpul disana, masyarakat Bandung pun tampak asyik menikmati Minggu pagi bersama keluarga sambil menyantap seporsi ketupat Bandung atau lontong sayur Bandung yang lezat. Mengira bahwa semua gambar di memory card telah tersimpan dengan baik di laptop, maka ketika saya berkunjung ke Jogya beberapa waktu yang lalu, saya pun menghapus semua file folder di card. Setibanya di Jakarta saya pun hanya bisa meratap penuh sesal kala menyadari semua foto di Bandung terlupa untuk disimpan di laptop. Tentu saja keinginan untuk berkunjung ke kota Kembang ini masih menggelora dan berharap kelak saya bisa berbagi ke anda. ^_^ 

Wokeh kembali ke resep seblak basah yang kali ini saya posting. Nah seblak basah sendiri merupakan makanan yang umumnya terbuat dari campuran kerupuk yang dimasak hingga lunak, butiran bakso sapi, siomay, sosis, ceker ayam, cimol dan aneka bahan lainnya tergantung kreatifitas si pembuat seblak basah. Semua bahan ini dimasak di dalam kuah yang dibumbui dengan bawang merah, bawang putih, kencur dan cabai rawit. Kuah seblak biasanya tidak terlalu banyak alias 'nyemek-nyemek' atau tergantung dengan selera kita masing-masing. Seblak basah di warung seblak 'Deut Tjenghar' sendiri hadir dengan kuah yang cukup banjir sehingga segar diseruput panas-panas, terutama disaat hujan mengguyur Bandung waktu itu.  Kalau dipikir-pikir seblak basah sebenarnya merupakan seporsi makanan campur aduk dari segala jenis makanan lainnya yang telah terkenal lebih dulu. Semua makanan itu lantas dimasak dalam kuah dengan bumbu sederhana, plus kencur yang menjadi bumbu khas daerah Jawa Barat dan sekitarnya, dan terciptalah makanan baru bernama seblak basah. Saya pun kemudian berfikir mungkin saat itu si penemu seblak berusaha mendaur ulang makanan sisa di dapurnya menjadi makanan baru yang ternyata rasanya cukup lezat. ^_^

Untuk seblak basah yang saya buat kali ini, saya menggunakan kerupuk ikan dan udang. Rasa ikan dan udang yang terdapat di dalam kerupuk akan membuat kuah seblak menjadi lebih nendang. Pilihlah kerupuk yang tebal sehingga tidak mudah hancur saat dimasak. Saya juga banyak menggunakan ceker ayam. Selain ceker ayam merupakan salah satu makanan kesukaan saya juga kaldu rebusannya akan membuat kuah seblak menjadi lezat. Supaya isi seblak lebih bervariasi maka sepuluh butir bakso sapi yang telah diiris saya masukkan juga ke dalamnya, anda bisa menggantinya dengan bakso ayam, ikan atau irisan sosis. Karena menghindari menggunakan kaldu instan maka saya menambahkan kaldu sapi sebagai kuahnya, ini optional artinya anda bisa menggunakan kaldu pilihan anda masing-masing atau cukup air rebusan ceker ayam saja. 

Ada satu hal yang menurut saya kurang pada makanan ini yaitu sayuran. Nah agar lebih bergizi maka sayuran seperti jamur, sawi putih atau pak choy bisa juga digunakan. Sayangnya kulkas saya sedang kering kerontang akan sayuran sehingga ketiganya terpaksa saya skip dari rencana awal.  Seblak paling sedap jika dibuat sedikit pedas dan disantap panas-panas dengan kucuran air jeruk nipis di atasnya. Yummy!

Berikut proses dan resepnya ya! 


Seblak Basah Ceker Ayam dan Bakso a la JTT

Resep hasil modifikasi sendiri

Bahan:

- 200 gram campuran kerupuk ikan/udang, pilih jenis kerupuk yang tebal irisannya

- 20 buah ceker ayam
- 10 buah bakso daging sapi, iris tipis

- 500 ml kaldu ayam atau sapi (optional), ganti dengan air biasa jika tidak ada
- 500 ml air untuk merebus ceker hingga lunak, tambahkan jika air habis dan ceker belum empuk
- 1 batang daun bawang, rajang halus

Bumbu dihaluskan:

- 8 - 10 buah cabai rawit (kurangi takarannya sesuai selera jika terlalu pedas)

- 5 siung bawang putih

- 5 siung bawang merah

- 2 ruas jari kencur

- 1 sendok  makan minyak untuk menumis

Bumbu lainnya
- 1/2 sendok makan garam
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 3 sendok makan saus tomat
- 1 sendok makan kecap manis
- 1 1/2 sendok makan gula merah sisir halus

Pelengkap:
- bawang merah goreng untuk taburan
- irisan jeruk nipis 
- irisan cabai rawit

Cara membuat:

Siapkan panci, beri air secukupnya dan masukkan ceker ayam. Rebus hingga ceker menjadi sangat lunak. Tambahkan air jika habis dan ceker ayam belum lunak. Matikan api dan sisihkan. 

Siapkan panci kecil, beri air dan masak hingga mendidih. Masukkan kerupuk kering, rebus hingga setengah matang. Tiriskan dan siram dengan air dingin. Sisihkan.


Siapkan wajan/panci, panaskan 1 sendok makan minyak dan tumis bumbu halus hingga harum dan matang. Tuangkan tumisan bumbu ke panci berisi ceker ayam. Tambahkan 500 ml air kaldu, masak hingga mendidih.

Masukkan bakso, kerupuk rebus, daun bawang dan semua bumbu lainnya aduk sebentar. Masak hingga mendidih, cicipi rasanya. Sesuaikan garam dan gula, angkat. Sajikan panas-panas dengan taburan bawang merah goreng dan kucuran air jeruk nipis. Super yummy!

Source : http://www.justtryandtaste.com/2014/12/seblak-basah-ceker-ayam-dan-bakso-la-jtt.html
 
Sponsored Links