Saya jarang membuat nasi goreng, dalam resep JTT anda mungkin hanya akan menemukan dua buah resep saja tentang makanan ini. Terus terang, nasi goreng bukanlah salah satu menu favorit. Statement ini mungkin terdengar aneh, mengingat bagi si tukang makan seperti saya maka semua makanan selalu terasa enak di lidah. Tapi jika anda dibesarkan dengan nasi goreng setiap hari, dimana aktivitas pagi hari selalu dimulai dengan sepiring nasi goreng yang memenuhi perut maka suatu saat titik jenuh itu pun tiba dan terbawa hingga dewasa.Â
</span> Saya masih ingat, pada jaman itu dimana nasi dimasak dengan cara ditanak di kompor maka jika ada nasi tersisa, (dan itu selalu ada!), maka keesokan harinya Ibu atau Mbah akan menggorengnya supaya bisa dimakan oleh seluruh anggota keluarga. Biasanya Ibu akan menambahkan sedikit suwiran ikan goreng sisa kemarin, cara ini ampuh agar nasi goreng bisa dimakan tanpa lauk. Nah yang menjadi masalah adalah seringkali kualitas nasi yang digunakan lembek dan sedikit basah karena sudah menginap semalam di suhu ruang. Diperparah dengan kegemaran Ibu dan Mbah Wedhok, mengucurkan banyak minyak jelantah (bekas menggoreng aneka makanan lainnya) kala menumis bumbu. Membuat nasi goreng menjadi lembab dan sangat berminyak. Lama-kelamaan, makanan yang sangat banyak penggemarnya ini menjadi nightmare dalam hidup saya. ^_^Â
Tentu saja ini adalah pendapat pribadi saya, karena makanan ini sangat populer dan memiliki banyak penggemar di negara kita dan bahkan hingga ke mancanegara. Bumbunya simple dan proses pembuatan yang mudah membuat siapapun - bahkan yang tidak pernah terjun ke dapur sekalipun - mampu membuatnya sendiri. Cukup gerus sedikit bawang merah, bawang putih, cabai dan sedikit garam, plus telur orak-arik dan nasi sepiring maka anda sudah mampu menghasilkan makanan yang mengenyangkan dan lezat cita rasanya. Variasi jenisnya pun beraneka ragam, mulai dari bumbu yang dihaluskan hingga dicincang saja; Ditumis dengan minyak biasa atau menggunakan margarine; Menambahkan potongan seafood, ayam, daging cincang, sosis atau bakso; Hingga versi vegetarian yang menggunakan aneka jamur. Semua versinya mampu menggoyang lidah! ^_^
Nah beberapa waktu yang lalu seorang pembaca JTT memberikan saya ide untuk memanfaatkan bumbu rempah bernama kencur di nasi goreng. Dalam masakan a la Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali maka kencur biasanya hanya dipergunakan sebagai salah satu komponen bumbu untuk sambal pecel, urap, masakan bernama mangut dan ayam betutu a la Bali. Serta tentu saja yang paling terkenal adalah minuman beras kencur. Namun di daerah Jawa Barat, kencur sepertinya menjadi bumbu favorit yang sering dimasukkan ke dalam hampir setiap masakan dan sambal yang dibuat. Sepupu saya yang berasal dari daerah Jawa Barat bahkan menjadikan kunyit dan kencur sebagai kudapan sehari-hari dengan mengkonsumsinya dalam kondisi segar begitu saja atau sebagai lalapan dengan sambal dan nasi panas. Saya bahkan sering sekali melihat putra-putrinya yang masih kecil mengunyah kencur dengan nikmat seaakan-akan rempah bumbu tersebut snack lezat seperti halnya cookies. Â
Terus terang, walau telah beberapa kali mencobanya namun lidah saya belum terlalu terbiasa sehingga seringkali kencur tergeletak berbulan-bulan lamanya di meja dapur dan mengering. Jadi ketika ide nasi goreng dengan kencur datang dalam komentar di salah satu resep, saya pun langsung meluncur ke dapur memanfaatkan nasi yang 'ngendon' di rice cooker sejak semalam. Saya akui, nasi goreng berbumbu kencur ini sangat lezat, dan aromanya yang harum membuat makanan ini menjadi tidak eneg sama sekali. Kebetulan adik saya, Dimas, juga sedang menginap di rumah Pete, jadi sewajan nasi goreng ludes dengan cepat, laris manis tak bersisa.Â
Kencur sendiri merupakan jenis bumbu dapur yang termasuk suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang mengeluarkan bau yang harum sehingga sering dipakai sebagai salah satu bumbu dapur dan pengobatan tradisional. Ukuran kencur kecil dengan bentuk yang agak bulat, warna permukaan kulitnya sedikit keunguan dan ketika diiris akan tampak daging bagian dalam yang berwarna putih. Bagi yang tidak terbiasa menggunakannya maka rimpang kencur sering sekali rancu dengan rimpang lainnya bernama temu kunci karena bentuk dan ukurannya yang mirip. Perbedaannya adalah temu kunci biasanya berbentuk kurus memanjang dengan daging bagian dalam berwarna putih kekuningan. Bau kedua rimpang ini sangat jauh berbeda, karena itu cara paling mudah untuk mengidentifikasikannya adalah dengan mencium aromanya. Kencur tidak terlalu sering digunakan di dalam masakan, beberapa masakan yang menggunakan kencur misalnya sambal pecel dan mangut ikan.
Kencur selain memberikan harum yang unik di dalam masakan karena kandungan minyak esensial di dalamnya, telah lama digunakan di dalam pengobatan tradisional China sebagai ramuan yang direbus atau bubuk untuk mengobati gangguan pencernaan, masuk angin, nyeri pada dada dan perut, sakit kepala dan sakit gigi. Rendaman kencur di dalam alkohol juga sering digunakan sebagai obat gosok untuk rematik. Selain itu kencur juga mengandung antioksidan, anti peradangan, dan memiliki sifat analgesik atau pereda nyeri.Â
Rimpang ini sebagaimana kunyit dan jahe akan tahan lama jika disimpan dalam kondisi kering, dengan sirkulasi udara yang baik. Saya sendiri lebih suka membungkus rimpang yang telah bersih tercuci dan kering, dengan menggunakan kertas tissue dan menyimpannya di kulkas. Dalam kondisi seperti ini maka kencur atau kunyit akan bertahan berbulan-bulan lamanya. Atau jika anda memiliki sedikit tanah kompos di pot kecil maka tidak ada salahnya untuk membenamkan beberapa rimpang segar disana. Asalkan rutin disiram maka dalam beberapa hari tunas-tunas muda kencur akan muncul dengan segera. Nah daun kencur ternyata sedap juga lho sebagai bahan campuran urap atau pecel, jadi tidak ada salahnya untuk mencoba menanamnya di rumah.
Berikut resep dan proses membuat nasi goreng kencur ya. Â
Nasi Goreng Kencur
Bahan:
- 1200 gram nasi putih
- 200 gram teri, goreng hingga matang
- 2 buah telur didadar dan diiris tipis
Bumbu, ulek kasar atau cincang sehalus mungkin:
- 3 buah cabai hijau besar atau 5 cabai hijau keriting
- 5 buah cabai rawit
- 1 buah bawang bombay, atau ganti dengan 5 siung bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 2 ruas jari kencur segar
- 2 sendok makan minyak untuk menumis
Bumbu lainnya:
- 2Â sendok teh garam
- 1 sendok teh merica putih bubuk
- 2 sendok makan saus tiram
Cara membuat:
Siapkan bahan-bahan bumbu, saya memasukkan semuanya ke dalam chopper imut dan proses hingga tercincang halus.Â
Siapkan wajan, panaskan minyak hingga benar-benar panas. Tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum dan matang, tandanya bumbu menjadi berwarna lebih gelap dan tidak pucat. Tambahkan garam, saus tiram dan merica bubuk, aduk rata dan tumis hingga harum.Â
Siapkan nasi putih, remas nasi perlahan hingga semua gumpalannya terurai dan nasi menjadi tercerai-berai. Masukkan nasi ke dalam tumisan bumbu, matikan api. Aduk nasi bersama bumbu hingga semua bahan tercampur merata. Masukkan teri goreng dan aduk rata.
Hidupkan api kompor, masak hingga nasi goreng menjadi matang dan panas. Cicipi rasanya, sesuaikan garamnya. Angkat.
Note: mematikan api kompor sejenak berfungsi untuk mencegah nasi gosong kala sedang diaduk bersama bumbu.
Siapkan pan anti lengket, dadar telur tipis-tipis hingga matang. Letakkan di talenan, gulung dan rajang tipis.
Sajikan nasi goreng bersama taburan telur dadar diatasnya. Super yummy!
Source:
Wikipedia - Kaempferia galanga[1]
References
- ^ Kaempferia galanga (en.wikipedia.org)
Source : http://www.justtryandtaste.com/2015/02/nasi-goreng-kencur.html