Martabak, merupakan makanan andalan di kantor saya untuk dibagi-bagikan manakala seseorang sedang merayakan suatu kesuksesan atau hari yang dianggap spesial. Harganya terjangkau dan porsinya pun banyak karena bisa disajikan dalam potongan-potongan yang kecil. Alasan lainnya adalah kebetulan ada satu warung martabak yang cukup ngetop di belakang kantor yang bisa memberikan jasa delivery order. Dengan personil kantor yang cukup banyak dan rata-rata doyan makan, maka makanan 'ringan' ini mantap sebagai pengganjal perut kala hari mulai menjelang sore.Â
Martabak telur tentu saja selalu menjadi favorit. Ketika box pembungkus dibuka maka belasan tangan pun langsung terulur menyerbu. Sebagian bahkan membawa box makan siang yang telah kosong atau penutup kotak martabak yang lebar, sehingga beberapa potong bisa diamankan untuk dimakan di meja masing-masing. Martabak manis alias si terang bulan biasanya akan dilirik ketika versi telurnya sudah ludes dan hanya menyisakan semangkuk saus coklat dan acarnya saja. Tidak memakan waktu hingga tiga puluh menit lamanya maka berkotak-kotak makanan tersebut, akan lenyap dari atas meja. ^_^
Membuat martabak telur sendiri memang menjadi impian, namun hingga kini saya masih terkendala dengan proses melebarkan adonan kulitnya. Beberapa kali percobaan selalu berakhir gagal sehingga saya lebih sering membelinya di luar. Ini berbeda dengan martabak manis yang jauh lebih mudah untuk dicoba. Kendala utama untuk menghasilkan martabak manis bak abang penjual martabak di tepi jalan adalah teksturnya yang kurang bersarang dan kurang lembut. Beberapa menyarankan untuk mendiamkan adonan hingga lama atau menjemurnya di bawah sinar matahari agar adonan mampu mengembang dan membentuk gelembung. Beberapa menyarankan menggunakan ragi instan dan yang lain mengatakan baking soda atau baking powder akan menghasilkan adonan bersarang yang diinginkan. Nah dari semua pendapat tersebut, saya lantas berusaha mengkombinasikannya dan mencobanya pada minggu lalu. Hasilnya martabak bersarang dengan baik dan teksturnya pun sangat lembut, tak kalah dengan martabak a la jalanan.^_^
Tekstur bersarang pada martabak disebabkan karena gelembung udara yang terdapat di dalam adonan terlepas kala adonan dipanggang dan meninggalkan lorong memanjang. Semakin banyak gelembung udara maka akan semakin banyak lorong atau sarang yang terbentuk sehingga menghasilkan tekstur martabak yang khas. Untuk menghasilkan banyak gelembung maka diperlukan bahan pengembang. Nah di Martabak a la Chanti yang pernah saya posting sebelumnya saya hanya menggunakan ragi instan saja, dan untuk membuat martabak bisa bersarang dengan baik maka adonan pun perlu dijemur selama beberapa saat.
Kendala di proses ini adalah susahnya mendapatkan sinar matahari kala cuaca mendung seperti yang melanda Jakarta akhir-akhir ini, belum lagi saya harus berperang dengan semut-semut nakal yang menyerbu. Jadi pada percobaan martabak manis kali ini saya pun menggunakan cara lainnya, ragi instan tetap saya gunakan karena saya memerlukan gelembung gas hasil fermentasi ragi di dalam adonan plus saya tambahkan dengan baking powder double acting untuk membuat adonan naik tanpa proses penjemuran. Selain penambahan baking powder maka saya pun menggunakan margarine cair untuk membuat terksturnya menjadi lembut. Hasilnya martabak ini pun menjadi 'sip markusip'! ^_^
Martabak Manis a la Chanti [1]
Adonannya sangat mudah dibuat, cukup aduk semua bahan menjadi satu, dan diamkan disuhu ruang hingga terbentuk banyak gelembung dan lubang kala adonan disibak. Jika di dapur saya maka memerlukan waktu sekitar 2 jam-an untuk menciptakan kondisi adonan yang diimpikan, tapi saran saya jangan berpatokan pada waktu namun perhatikan perubahan yang terjadi pada adonan. Karena suhu dapur sangat mempengaruhi cepat lambatnya gelembung terbentuk. Semakin panas dapur anda maka akan semakin aktif ragi bekerja menghasilkan gas.
Bagaimana jika sudah berjam-jam adonan saya diamkan tapi gelembung tidak juga terbentuk? Nah anda mungkin harus segera mengecek keaktifan ragi atau baking powder yang digunakan. Untuk mengecek ragi apakah masih aktif atau tidak maka anda bisa mencampur setengah sendok teh ragi dengan satu sendok makan gula pasir dan satu sendok makan tepung terigu, tambahkan sekitar lima puluh mililiter air, dan aduk rata. Adonan ini didiamkan selama 30 menit. Jika tampak banyak gelembung busa bermunculan di permukaan adonan dan harum ragi tercium maka ragi masih aktif bekerja, tetapi jika tidak ada reaksi apapun yang terjadi maka sebaiknya anda harus membeli ragi yang baru. Satu hal yang harus anda ingat, ragi instan di dalam kemasan yang sudah terbuka harus disimpan di dalam wadah tersegel rapat di dalam kulkas. Menyimpannya dalam kondisi terbuka, terkena udara luar dan tidak di dalam kulkas akan membuat ragi menjadi tidak aktif lagi. Â
Adonan martabak manis yang sudah mengembang ini lantas siap untuk anda panggang di atas kompor. Anda bisa menggunakan cetakan martabak seperti yang saya pergunakan, atau penggorengan teflon yang cekung. Jangan lupa olesi panggangan dengan margarine sebelum adonan dimasukkan dan panggang dengan api kecil hingga matang, tandanya seluruh permukaan martabak akan mengeras dan berubah warna menjadi kuning gelap. Martabak yang sudah matang siap dioleskan margarine di permukaannya dengan menggunakan kuas, kemudian taburi dengan topping apapun yang menjadi kesukaan anda. Saya sendiri menggunakan parutan coklat DCC, keju dan susu kental manis. Rasanya mantap dengan tekstur empuk yang masih tetap bertahan hingga keesokan harinya.Â
Nah jika anda mengikuti resep dan instruksi yang saya berikan di bawah dengan seksama, maka saya yakin membuat martabak terang bulan bukanlah pekerjaan yang sulit lagi. Berikut proses dan resepnya ya.
Martabak Terang Bulan
- 400 ml santan dengan kekentalan sedang (Santan bisa diganti dengan susu cair)
- 1/2 sendok teh garam
- 1/2Â sendok teh ragi instan, pastikan aktif dan cek masa kedaluarsanya
- 220 - 250Â gram tepung terigu serba guna/protein sedang
- 1/2 sendok teh baking powder double acting, pastikan aktif dan cek masa kedaluarsanyaÂ
- 3 sendok makan gula pasir.
- 2 butir telur, kocok lepas
Topping:
- susu kental manis coklat
- keju parut
Cara membuat:
Siapkan panci kecil, masukkan santan/susu cair dan garam. Masak dengan api kecil sambil terus diaduk-aduk agar santan tidak mendidih dan pecah. Jika santan sudah terasa hangat, angkat dari kompor. Cek suhu santan dengan memasukkan ujung jari telunjuk ke dalamnya, jika terasa nyaman maka santan sudah pas suhunya. Jika terlalu panas, diamkan sebentar hingga hangat. Santan yang terlalu panas akan membuat ragi menjadi mati.
Siapkan mangkuk, masukkan tepung terigu dan baking powder dengan cara diayak, kemudian tambahkan ragi instan, aduk rata. Tuangkan santan hangat ke dalam campuran tepung, aduk cepat dengan sendok/spatula balon atau alat apapun untuk mengaduk hingga adonan menjadi smooth tidak terdapat gumpalan.
Masukan gula pasir dan telur, aduk rata dan tambahkan margarine cair, aduk hingga rata. Tutup mangkuk dengan kain atau plastic wrap, diamkan selama minimal 2 jam atau hingga tampak adonan membentuk gelembung-gelembung gas yang banyak di permukaannya. Kala adonan disibak maka tampak seperti bersarang.
Siapkan cetakan martabak, olesi permukaannya dengan margarine. Panaskan hingga benar-benar panas menggunakan api kecil saja. Tuangkan adonan martabak ke cetakan. Untuk memudahkan menuang anda bisa menggunakan gelas ukur yang memiliki ujung kerucut sehingga adonan tidak belepotan kemana-mana. Tuangkan adonan hingga hampir penuh dan sisakan sedikit jarak di permukaan cetakan. Panggang dengan api kecil hingga tampak gelembung bermunculan di permukaan martabak.
Martabak dianggap matang jika seluruh permukaannya telah mengeras dan warnanya berubah menjadi kuning gelap, bagian dasarnya menjadi kecoklatan. Congkel dengan sendok atau alat pencongkel khusus, kemudian letakkan di wadah lainnya, selagi masih panas olesi dengan margarine, taburi coklat parut/meses dan keju parut. Super yummy!
References
- ^ Martabak Manis a la Chanti (www.justtryandtaste.com)
Source : http://www.justtryandtaste.com/2015/02/martabak-terang-bulan.html