Ada ribuan cara untuk mengolah ikan menjadi aneka makanan, sama banyaknya juga seperti membuat aneka topping pizza menjadi bervariasi. Nah bagaimana jika kedua hal tersebut kita kombinasikan menjadi satu? Hmm, ternyata rasanya sangat lezat! Bermula dari tuna goreng sisa bekal ke kantor di hari Jumat lalu, saya pun kemudian menggunakannya sebagai topping pizza. Bersama parutan keju, irisan tomat dan daun bawang, seloyang pizza dengan crust (roti) yang tipis pun menjadi santap siang saya di weekend kemarin. Lama tidak menyantapnya, beberapa iris langsung ludes masuk ke perut hanya dalam sepuluh menit pertama. Yummy!
Pizza (dalam bahasa Italia biasa dibaca dengan pittsa) merupakan roti tipis dan bulat yang dipanggang di oven dan permukaannya ditutup dengan saus tomat, keju dan aneka topping seperti sosis atau zaitun. Pizza pertama kali diperkenalkan di Naples, Italia dan dengan cepat makanan ini menjadi populer di berbagai belahan dunia lainnya. Kata pizza sendiri dipercaya berasal dari bahasa Italia kuno yang berarti 'a point' yang kemudian berubah menjadi bahasa Italia 'pizzicare' yang artinya merenggut atau mencabut. Kafetaria atau restaurant yang membuat dan menjual pizza lantas dinamakan sebagai pizzeria. Variasi pizza yang ada saat ini sangatlah banyak bersanding dengan makanan lainnya yang diolah berdasarkan bahan dasar pizza. Penemu pizza sendiri kemungkinan berasal dari Phoenicia, Yunani, Romawi atau siapapun yang mempelajari rahasia mencampur tepung dengan air dan memanggangnya di permukaan batu yang panas.Â
Pada abad ke-19, tepatnya tahun 1889 - Umberto I, Raja Italia dan istrinya Ratu Margherita di Savoia, Naples pada saat liburan mengundang seorang pizzioli (chef pizza) terkenal bernama Raffaele Esposito untuk mencicipi hidangannya yang spesial. Esposito lantas mempersiapkan tiga jenis pizza: satu terbuat dari lemak babi, keju, dan basil; yang kedua terbuat dari bawang putih, minyak dan tomat; dan yang terakhir terbuat dari keju mozzarella, basil dan tomat (dalam komposisi warna bendera Italia). Ratu Margherita begitu menyukai jenis pizza ketiga yang dibuat sang chef dan mengirimkan surat berisi rasa terima kasihnya secara langsung. Raffaele Esposito lantas mendedikasikan pizza ciptaanya kepada Ratu dan memberinya nama Pizza Margherita. Pizza inilah yang kemudian menjadi standard pizza yang saat ini dikembangkan sekaligus secara kuat mengkukuhkan Naples sebagai pusat pizza dunia.Â
Pada akhir abad ke-19, pizza dijajakan di jalan-jalan di Naples pada saat sarapan, makan siang dan makan malam. Pizza disajikan di dalam baki besar dalam bentuk potongan dengan topping yang sederhana seperti jamur dan anchovies. Pizza kemudian menjadi sangat populer, kios-kios banyak didirikan dan bentuknya pun menjadi bermacam-macam disesuaikan dengan keinginan konsumen. Aneka topping pizza lantas ditemukan. Kios-kios ini lantas berubah menjadi pizzeria, sebuah tempat terbuka dimana orang-orang bisa berkumpul untuk makan, minum dan mengobrol bersama. Pizza kemudian ikut berimigrasi ke Amerika bersamaan dengan kedatangan orang-orang Italia di negara Paman Sam tersebut pada pertengahan abad ke-19. Pizza diperkenalkan di Chicago dengan cara dijajakan di sepanjang Taylor Street secara berkeliling oleh penjual yang meletakkan kotak kaleng di atas kepalanya sambil meneriakkan dagangannya. Cara ini juga merupakan cara tradisional yang dilakukan oleh para penjual pizza di Naples.Â
Pada abad 21, tepatnya tahun 2009, Uni Eropa lantas menetapkan aturan untuk melindungi pizza Neapolitan dari Naples. Aturan tersebut menegaskan bahwa pizza Neapolitan saat ini menjadi salah satu bagian makanan warisan Eropa, dan semua pizzeria yang terinspirasi untuk menyuguhkan dan menyajikan pizza Neapolitan yang sesungguhnya harus secara ketat mengikuti aturan standard tradisional pembuatan pizza Neapolitan. Artinya semua bahan dan persiapan termasuk hanya menggunakan tomat San Marzano dan keju segar mozzarella yang terbuat dari susu kerbau. Cara perlindungan seperti ini selain berguna untuk mencegah produsen agar tidak sekedar membual mengenai keekslusifan pizza yang mereka sajikan, juga untuk mencegah mereka menetapkan harga yang tinggi.Â
Okeh kembali ke pizza tuna yang kali ini saya buat, untuk crust atau roti pizzanya, saya menggunakan resep pizza andalan dari Peter Reinhart. Walau di resep aslinya meminta kita untuk menyimpan adonan pizza di dalam kulkas selama semalam, namun kali ini saya tidak melakukannya. Adonan yang telah kalis dan mengembang langsung saya gunakan saat itu juga. Tentu saja bukan tanpa alasan Peter Reinhart meminta kita mendiamkan adonan selama itu, jika anda memperhatikan resep adonan yang menggunakan air es maka tujuannya adalah untuk mengontrol suhu adonan dan membuat ragi bekerja secara perlahan. Selama ini resep-resep roti biasanya meminta kita menggunakan air hangat agar ragi cepat aktif dan bekerja untuk memproduksi gas karbondioksida, tujuannya apalagi kalau bukan untuk membuat roti cepat mengembang. Nah dengan air es, ragi akan dikondisikan untuk bekerja secara perlahan dalam waktu yang lebih lama untuk memberikan rasa yang lebih kaya di dalam adonan, hasil akhirnya adalah rasa roti yang lebih sedap. Suhu dingin di kulkas juga akan membantu ragi untuk bekerja lebih lama dan maksimal ( seperti yang kita tahu ragi akan bekerja sangat cepat di suhu hangat) sekaligus juga mencegah adonan mengalami fermentasi secara berlebihan yang akan merusak rasa roti. Fermentasi berlebihan akan membuat roti menjadi terasa seperti bir. Â
Anyway busway, terkadang waktu itulah yang tidak kita miliki apalagi jika perut telah kelaparan berat, jadi prosesnya saya persingkat. Walau rasa rotinya tidak sesedap jika adonan lama disimpan di kulkas, pizza ini tetap lezat. Untuk jenis ikan yang digunakan, anda bisa menggunakan tuna goreng seperti yang saya lakukan atau jenis ikan lainnya seperti kembung, kakap, salmon atau bahkan bandeng yang telah dihilangkan durinya. Jika roti dan topping telah berkolaborasi maka ikan apapun akan terasa lezat rasanya. Untuk saus tomatnya, jika anda ingin membuatnya sendiri maka saya turut sertakan resepnya di bawah, namun cara paling praktis adalah dengan menggunakan saus spaghetti botolan siap pakai, tambahkan sedikit gula dan garam untuk membuat rasanya lebih sedap.
Saya hentikan ocehan saya ya dan berikut resepnya. Â
Pizza Tuna
Resep crust diadaptasikan dari buku Bread Bakers Apprentice by Peter Reinhart - Pizza Neapolitan
Untuk 2 loyang pizza diameter 25 cm
Resep pizza silahkan klik disini[1] dan disini[2] ya.Â
Bahan & resep tuna goreng:
- 250 gram tuna, potong ukuran 3 x 3 cm
- 1/2 sendok teh bawang putih bubuk (bisa menggunakan bawang putih segar yang dihaluskan)
- 1/2 sendok teh garam
- 1/2 sendok teh kunyit bubuk
- 1/2 sendok teh ketumbar bubuk
- 1 ruas jahe parut
- minyak untuk menggoreng
Bahan & resep saus tomat:Â
- 5 butir bawang putih, cincang halus Â
- 1/2 sendok makan puree tomatÂ
- 5 buah tomat merah, buang bijinya dan blender halus atau parut
- 1/4 sendok teh Italian seasoning (di dalamnya mengandung oregano, basil, rosemarry, dan thyme)
- 1/2 sendok teh garam
- 1/4 sendok teh kaldu bubuk
- 1/2 sendok makan gula pasir
- 1/4 sendok teh merica hitam tumbuk kasar
- seujung kuku pala bubuk
- minyak untuk menumis
Bahan topping:
- 1 kotak keju Kraft mudah meleleh, parut kasar atau keju mozarella sekitar 200 gramÂ
- 1 batang daun bawang, rajang kasar
- 2 buah tomat, iris setipis mungkin
- keju parmessan (optional)
- minyak zaitun Â
Cara membuat tuna goreng:
Bersihkan tuna, perciki dengan 1/2 buah air jeruk nipis, remas-remas sebentar dan cuci bersih. Tiriskan dan keringkan permukaan tuna dengan tissue sehingga terlihat tidak basah lagi.
Siapkan sebuah piring, taburkan garam, bawang putih, kunyit, ketumbar dan jahe parut. Letakkan tuna di atasnya dan guling-gulingkan tuna ke bumbu hingga semua permukaannya tertutup dengan bumbu.Â
Siapkan wajan, anti lengket lebih baik supaya anda bisa mengurangi konsumsi minyak. Tuangkan dua sendok makan minyak dipermukaan wajan dan ratakan hingga minyak merata. Panaskan wajan. Goreng tuna berbumbu hingga permukaannya kuning keemasan, angkat dan tiriskan di piring beralas kertas tissue. Jika tuna telah dingin, cabik-cabik dagingnya hingga tercerai-berai, sisihkan.
Cara membuat saus tomat:
Panaskan 2 sendok makan minyak zaitun di wajan, tumis bawang putih hingga harum. Masukkan puree tomat, aduk cepat hingga puree tercampur rata dengan bawang putih dan mengeluarkan aroma harum. Masukkan tomat yang dihaluskan, masak hingga tomat mendidih dan kental.Â
Tambahkan semua bumbu dan rempah, aduk rata. Masak hingga saus kental, cicipi rasanya dan angkat. Â
Cara membuat pizza:
Panaskan oven, set disuhu 200'C.Â
Siapkan loyang yang akan anda gunakan untuk memanggang pizza, loyang yang tebal akan menghantarkan panas lebih baik dan membuat pizza tidak cepat gosong di bagian bawah sementara topping belum matang. Jika anda menggunakan loyang tipis untuk memanggang kue kering sebaiknya tumpuk 2 loyang menjadi satu.
Taburkan sedikit tepung terigu di permukaan loyang, ratakan. Letakkan sebuah adonan pizza di atasnya, dengan menggunakan ujung jari tipiskan adonan pizza secara merata hingga memenuhi loyang. Saya menggunakan loyang segiempat sehingga pizza yang saya buat bentuknya tidak sempurna bulat, anda bisa membuat bentuk pizza sesuai keinginan anda. Saya suka kulit pizza yang tipis karena itu saya membuatnya setipis mungkin.
Olesi permukaannya dengan saus tomat, taburkan keju parut. Tebarkan cincangan tuna secara merata, diikuti dengan daun bawang. Taburkan kembali keju parut dan perciki permukaannya dengan sedikit minyak zaitun.Â
Panggang pizza hingga tepian roti terlihat mulai keemasan, topping mulai meleleh, tomat layu dan sedikit kering. Jangan menunggu hingga roti menjadi kecoklatan karena akan membuatnya menjadi sangat keras. Keluarkan dari oven, potong sesuai keinginan. Santap dengan saus sambal, percikan air jeruk lemon, minyak zaitun dan keju parmessan jika ada. Yummy!
Sources:
Buku Bread Bakers Apprentice by Peter Reinhart - Pizza Neapolitan
Wikipedia - Pizza
Wikipedia - History of Pizza
Whats Cooking America - Pizza - History & Legend of Pizza
  Â
Source : http://www.justtryandtaste.com/2013/05/pizza-tuna.html