Sup. Satu kata yang tersusun dari tiga huruf ini luar biasa populer. Mengacu pada sejenis masakan dimana bahan-bahannya direbus dalam air yang banyak hingga matang. Simple, namun variannya yang tak terbatas membuat anda bisa berkreasi dengan bebas dan mudah memasukkan bahan apapun yang anda miliki di rumah. Terkadang masakan ini diremehkan karena begitu umum dan mudah dibuat, namun ketika anda sedang flu berat seperti saya kali ini maka kebutuhan akan sup melebihi kebutuhan lainnya (dalam hal makanan tentunya). Kuah hangatnya begitu nyaman mengalir di kerongkongan, membuat batuk pun menjadi teredam, hidung yang mampet menjadi lega, badan terasa hangat dan yang jelas perut pun kenyang karena aneka sayuran, sosis, pasta dan telur yang saya masukkan ke dalamnya. Tidak perlu menyantapnya dengan makanan lainnya, karena sup ini lengkap dengan karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Jadi ayo kita buat sup hari ini! ^_^
Menurut sejahrawan, kehadiran sup di muka bumi ini mungkin setua sejarah memasak. Kegiatan menggabungkan berbagai bahan di dalam wadah yang besar untuk menciptakan makanan yang bernutrisi, mengenyangkan, mudah dicerna, dan mudah dibuat memang tak terelakkan. Sup menjadi pilihan sempurna bagi mereka yang hidup menetap ataupun yang berpindah-pindah, kaya atau miskin, mereka yang sehat atau yang sedang sakit. Hidangan ini kemudian berkembang tergantung dari bahan-bahan yang tersedia di daerah tersebut dan selera masyarakat sekitar. Di Inggris dikenal sup bernama chowder, di Spanyol bernama gazpacho, Rusia menyebutnya dengan borscht, Italia kita mengenal minestrone, French onion atau sup bawang dari Perancis, won ton sup dari China dan masih banyak varian lainnya.
Kata sup berasal dari bahasa Perancis soupe (yang berarti sup atau kaldu), yang muncul melalui bahasa Vulgar Latin suppa (roti yang direndam di dalam kaldu) dari sumber bahasa Germanic, yang juga menyebutnya dengan kata 'sop', sepotong roti yang digunakan untuk menyerap kuah sup atau kaldu yang kental. Kata restaurant (yang berarti 'menyimpan sesuatu') pertama kali digunakan di Perancis pada abad ke 16, mengacu pada sup sangat kental dan murah yang dijual oleh para pedagang di tepi jalan (street vendor).
Sup sangat mudah dicerna dan sejak jaman kuno sering kali dianggap sebagai makanan bagi mereka yang sedang sakit. Industri restaurant modern dikatakan berawal dari sup. Kaldu kental (broth), bouillon, dan consomme merupakan jenis sup yang umumnya di perjualbelikan pada saat itu. Kuliner klasik Prancis memberikan banyak andil untuk menciptakan aneka jenis sup yang kita kenal saat ini. Kemajuan ilmu pengetahuan memungkinkan sup untuk hadir dalam aneka bentuk yang mudah untuk dibawa, misalnya sup yang dikalengkan, dikeringkan dalam bentuk bubuk atau sup yang hanya perlu di microwave untuk memasaknya.
Oke, sekarang kembali ke sup yang saat ini saya tampilkan. Sup ini menggunakan aneka sayuran yang ada di kulkas saya waktu itu. Oyong alias gambas merupakan salah satu sayuran favorit saya karena rasanya yang lembut dan lezat. Ibu saya sering memasaknya bersama dengan mi so-un dalam kuah yang banyak dan makanan itu dipercaya bisa mengobati panas dalam. Anda tentu saja bisa menggunakan jenis sayuran lainnya karena sup ini terbuka untuk imajinasi terliar anda sekalipun akan sayuran. Sebagai proteinnya saya menggunakan sosis dan telur puyuh. Sengaja saja mengukus telur puyuh dalam cetakan muffin silicone seperti gambar di atas, agar tampilannya sedikit berbeda. Namun untuk versi simple-nya anda bisa langsung merebus telur utuh bersama kulitnya, mengupasnya dan menggunakannya di dalam masakan. Protein lainnya yang bisa digunakan misalnya potongan daging ayam, bakso sapi, atau irisan tipis daging sapi.
Sebenarnya saya jarang memasukkan makaroni di dalam sup, karena membuat kuah menjadi keruh dan kental. Namun karena ingin sup yang lebih mengenyangkan maka saya menambahkan segenggam makaroni. Sedikit pasta tidak akan berpengaruh banyak pada kuah, apalagi cairan yang saya gunakan cukup banyak. Untuk bumbunya, anda bisa menumisnya sebentar atau langsung direbus bersama kaldu. Biasanya jika ingin versi praktis saya langsung menceburkan bumbu ke dalam kuah. Namun untuk rasa dan aroma yang lebih nendang maka menumisnya sebentar dengan margarine akan membuat sup menjadi terasa lebih istimewa.
Berikut resep dan prosesnya ya.
Sup Telur Puyuh dengan Sosis, Makaroni dan Sayuran
Resep hasil modifikasi sendiri
- 2 batang sosis, iris melintang 1 cm
- 600 ml air kaldu ayam/sapi
- 1 genggam makaroni spiral
- 2 buah oyong, kupas dan potong-potong dengan ketebalan 2 cm Â
Bumbu:
- 1/2 buah bawang bombay, rajang setipis mungkin
- 4 siung bawang putih dihaluskan
- 1 sendok teh merica bubuk
- 2 batang daun bawang, rajang halusÂ
- 1 batang seledri, rajang halus
- 1/2 sendok makan garam
Siapkan cetakan muffin silicone, pecahkan masing-masing telur ke dalam cetakan. Kukus hingga matang dan lepaskan dari cetakan, sisihkan.Â
Siapkan semua sayuran lainnya.Â
Siapkan panci, masukkan 1 sendok makan margarine. Tumis bawang bombay hingga harum dan tampak sedikit karamel. Masukkan bawang putih, tumis hingga bawang harum dan matang.
Masukkan sosis, tumis sebentar. Tambahkan kaldu panas, garam dan merica. Masak hingga mendidih. Masukkan makaroni. Masak hingga pasta empuk dan matang.Â
Tuangkan sayuran, dimulai dari sayur yang memiliki tekstur keras. Jika sayur sudah setengah matang, masukkan sayuran yang lebih lunak. Masak hingga empuk dan matang. Cicipi rasanya, sesuaikan garam.Â
Saat akan dihidangkan masukkan telur puyuh kukus, daun bawang dan seledri cincang. Sajikan panas-panas. Yummy!Â
Sources:
Wikipedia - Soup[1]
Food Timeline - Food Soups[2]
References
- ^ Soup (en.wikipedia.org)
- ^ Food Soups (www.foodtimeline.org)
Source : http://www.justtryandtaste.com/2015/03/sup-telur-puyuh-dengan-sosis-makaroni.html