-->

Jumat, 13 Mei 2016


Masakan Ibu memang merupakan masakan terenak di dunia, semua anak rata-rata akan mengatakan hal yang sama. Jika saya bertemu dengan teman yang Ibu-nya jago memasak maka mulailah kami menyebutkan satu persatu keunggulan masakan Ibu masing-masing. Mulai dari, Ibuku jago banget membuat sambal goreng kentang. Sambal kentang terenak yang pernah ada deh. Itu celoteh Sintya yang Ibunya memang jago membuat aneka lauk-pauk. Atau, Emak gue kalau bikin arem-arem isi daging, wuih maknyus banget rasanya, cerita menggebu-gebu ini datang dari Ani yang arem-arem isi daging buatan Ibunya memang cukup melegenda di kantor. Ibuku kalau membuat sambal, rasanya tak ada duanya. Padahal bumbunya simple banget, nah yang ini komentar saya yang selalu terkagum-kagum dengan racikan sambal Ibu yang menurut saya mantap walau hanya dengan bumbu sederhana. 

Biasanya kalau sudah urusan pamer-pameran kemampuan Ibu memasak maka hanya teman saya Meta yang diam sambil tersenyum-senyum sendiri. Bisa ditebak, kemampuan memasak Ibunya pas-pasan jadi Meta tidak tahu masakan apa yang harus diceritakan. Namun pintarnya dia tahu memanfaatkan situasi yang kurang kondusif seperti ini, Kirim-kirim kek itu sambal goreng kentang dan arem-aremnya ke rumah. ^_^


Bicara mengenai sambal, maka di keluarga kami, sambal pecel menempati urutan teratas sambal yang sangat digemari. Alasannya, pecel merupakan makanan ngetop di daerah Jawa Timur dan sekitarnya terutama Madiun dan Ngawi. Jika anda kebetulan lewat jalan menuju Ngawi dari arah Solo maka aneka restoran yang menampilkan tulisan menu nasi pecel tak terhitung banyaknya. Nah sejak saya kecil, nasi pecel merupakan santapan sehari-hari. Di kampung halaman saya, Paron, nasi pecel bahkan sepertinya menjadi menu dari pagi hingga malam. Saking seringnya saya menyantap nasi pecel, sehingga terkadang mendengar namanya saja nafsu makan saya bisa hilang begitu saja. Bagaimana tidak? Dulu ketika saya masih sekolah, almarhum Bapak saya selalu memaksa kami semua berangkat sekolah dengan perut terisi, dan selalu, selalu sebungkus nasi pecel super berat dengan lauk sepotong tempe dipaksa masuk ke perut kami. Porsinya bahkan bisa membuat megap-megap bahkan jika disantap oleh orang dewasa. Anehnya, saat itu badan kami tetap saja kurus kering, mungkin sebagian nasi pecel ini juga disantap oleh cacing-cacing di perut yang tumbuh subur. Hiii.... ^_^
Wokeh kembali ke sambal pecel. Ada satu resep sambal pecel andalan Ibu saya yang kami semua adalah penggemar beratnya. Kali ini alasannya bukan karena 'masakan Ibunda paling lezat di dunia' tetapi karena sambal ini memang nendang rasanya. Setiap Ibu saya datang ke Jakarta, atau jika ada anggota keluarga yang mudik ke Paron, maka bertoples-toples sambal kacang akan dibawa ke Jakarta untuk dibagi-bagikan ke kami. Wiwin, adik saya merupakan konsumen utama. Di dalam kulkasnya sambal ini selalu tersedia. Biasanya jika stok sambal pecel di rumah Pete habis, maka ketika berkunjung ke rumah adik saya, satu toples sambal akan saya sikat diam-diam untuk dibawa pulang. Karena rutinnya Ibu saya menyediakan stok sambal, membuat kami tidak pernah tertarik untuk mencoba membuatnya sendiri. Bahkan saya yang selalu penasaran dengan resep apapun tidak pernah bertanya tentang resep sambal pecel istimewa ini.  Hingga Lebaran kemarin saat Ibu saya datang ke Jakarta saya pun tak sengaja mendengar, saat Diar, adik ipar saya bertanya ke Ibu. Nah, resepnya yang super mudah membuat saya kali ini tak sabar untuk mencobanya dan membagikannya ke anda semua.  

Sebagaimana layaknya resep sambal pecel lainnya di dunia, maka komponen utama yang berperan disini tentu saja kacang tanah, gula merah, cabai, bawang putih, kencur, daun jeruk purut dan garam. Mudah kan? Nah yang menjadi masalah kenapa rasa sambal pecel yang satu dengan lainnya bisa berbeda-beda karena komposisi masing-masing bahannya yang beraneka ragam. Anda mungkin sering menikmati pecel dengan sambal yang terasa hambar, atau terasa super manis. Jika sempat berkunjung ke daerah di sekitar Ponorogo, Jawa Timur, sambal pecel di sana menurut saya asin sekali, mengikuti selera masyarakat di sana. 

Untuk sambal pecel yang kali ini saya posting, takarannya sudah paten. Artinya setiap kali Ibu saya membuatnya maka takaran inilah yang akan selalu dipakai dan diulang sehingga rasanya akan tetap sama. Ibu saya bahkan telah hafal luar kepala dengan rumusan ini selayaknya Albert Einstein hafal dengan formula E=MC kuadrat-nya. Jadi bagaimana rumusan sambal pecelnya Ma? Tanya saya dengan buku catatan dan pulpen di tangan. Kacang tanah sekilo, gula aren setengah kilo, cabai keriting seperempat kilo, bawang putih setengah bonggol, garam sak enton, kencur sama daun jeruk kira-kira saja. Lho!

Kencur

Eits, jangan khawatir. Rumusan Ibu saya di atas telah saya terjemahkan ke dalam bahasa yang lebih membumi di resep di bawah sehingg anda bisa langsung mempraktekkannya di rumah. Kalau di Paron, setiap pasar tradisional memiliki kios penggilingan tepung dan biji-bijian - di sanalah Ibu saya menggilingkan sambal pecel ini - hasilnya adalah sambal yang halus dan tercampur dengan baik. Nah bagi saya tentu saja urusan menghaluskan kacang dan bumbu ini saya serahkan ke food processor atau blender di rumah. Cepat dan praktis. Anda bisa menggunakan cobek untuk menghaluskannya, tapi jika anda membuat sambal pecel dengan satu kilo kacang tanah, maka saran saya serahkan urusan ini ke mesin saja. Kecuali jika anda memang bercita-cita untuk membuat lengan lebih berotot. ^_^

Jika anda menggunakan food processor maka hasilnya adalah kacang yang masih berbintil-bintil kasar seperti sambal pecel buatan saya kali ini. Gara-gara malas mengeluarkan gelas blender penghancur biji-bijian dari kotaknya maka terpaksa saya harus menyantap sambal yang masih terasa kasar. Jadi saran saya gunakan gelas blender penghalus biji-bijian untuk hasil maksimal. Untuk prosesnya, kacang tanah goreng saya haluskan secara terpisah, gula aren (gula aren akan menghasilkan rasa lebih nendang dibandingkan gula merah biasa) disisir hingga halus dan saya proses juga ke blender agar lebih lembut. Bumbu-bumbu seperti cabai, bawang putih, kencur dan daun jeruk ditumis terlebih dahulu dan dihaluskan terpisah. Semua bahan halus ini lantas diaduk menjadi satu dalam wadah besar, prosesnya agak berat jika anda menggunakan spatula untuk mengaduk. Saya menggunakan jemari tangan yang terbungkus dengan sarung tangah karet (tidak disarankan menggunakan jemari telanjang karena pedas!) untuk meremas dan mencampur adonan agar semua bahan menyatu. Sambal kacang ini tahan hingga berbulan-bulan lamanya di kulkas, saya belum pernah mencoba meletakkannya di suhu ruang biasa, tapi saya rasa dalam dua minggu sambal pecel masih layak untuk disantap. 

Untuk rasanya, super yummy dan anda bisa menyantapnya bersama sayuran rebus apapun, seperti gambar di atas saya menggunakan krai - sejenis ketimun dengan kulit tebal dan loreng-loreng, biasanya disantap dalam kondisi telah direbus atau sebagai komponen sayur asem a la Jawa Timur dan kol rebus. Mantap! Thanks Mom atas resepnya, love you so much!

Tertarik untuk mencobanya? Yuk kita lihat resep dan prosesnya di bawah. 


Sambal Pecel Ngawi a la My Mom

Resep diadaptasikan dari Ibu saya

- 1 kg kacang tanah beserta kulit arinya, goreng hingga matang

- 1/2 kg gula aren, sisir hingga halus  (gula aren lebih sedap dibanding gula merah biasa)

- 150 gram cabai merah keriting, potong-potong sepanjang 3 cm

- 10 butir cabai rawit merah (skip jika tidak ingin pedas), iris bagian tengah cabai dengan pisau tajam agar tidak meletus saat di goreng

- 1/2 bonggol bawang putih (sekitar 7 siung)

- 20 gram kencur (sekitar 6 buah kencur ukuran 1 ruas jari)

- 10 lembar daun jeruk purut 

- 3 sendok makan garam, gunakan sendok makan biasa

- 5 sendok makan air asam Jawa yang kental (rendam asam Jawa dengan air panas untuk menghasilkan cairan asam yang kental)

- 100 ml minyak untuk menumis bumbu

Cara membuat:

Siapkan kacang tanah, saya menggunakan kacang beserta kulit arinya untuk menghasilkan sambal yang lebih gelap warnanya. Anda bisa menggunakan kacang yang telah dikupas. 

Siapkan wajan, masukkan minyak agak banyak. Panaskan minyak dan goreng kacang sambil diaduk-aduk agar matangnya merata. Hati-hati, kacang cenderung suka meletup kala di goreng. Goreng hingga kacang terlihat mulai berubah warna menjadi gelap. Jangan goreng kacang terlalu berlebihan karena kacang akan terus melanjutkan pematangannya bahkan saat telah diangkat dari minyak. Angkat kacang dan tiriskan. 


Siapkan food processor atau blender. Karena kapasitas food processor saya yang terbatas maka saya membagi kacang menjadi beberapa bagian. Proses kacang tanah hingga halus, lakukan pada semua kacang dan tuangkan kacang di wadah besar. 

Saya juga menghaluskan gula aren sisir di food processor. Tuangkan gula ke wadah berisi kacang halus.


Siapkan wajan bekas menggoreng kacang. Tuangkan sebagian minyak ke wadah lainnya, sisakan sekitar 100 ml minyak goreng. Goreng cabai, bawang putih, kencur dan daun jeruk hingga semua bahan layu dan matang. Angkat dan tiriskan dari kelebihan minyak. Haluskan cabai dan bumbu lainnya ini hingga halus. Saya memasukkannya ke dalam gelas blender dan  proses hingga halus. 

Tuangkan bumbu halus, garam dan air asam jawa ke dalam wadah berisi kacang tanah yang dihaluskan. Aduk hingga rata. Saya mengaduknya menggunakan tangan yang terbungkus dengan sarung tangan agar semua bumbu bisa tercampur merata dengan kacang. Aduk dan remas-remas semua bahan sehingga sambal terasa mulai liat, lengket dan menggumpal. Cicipi rasanya. Tambahkan garam jika kurang asin.

Masukkan sambal ke dalam wadah tertutup rapat dan simpan di kulkas hingga 2 bulan lamanya. Santap sambal bersama sayur kukus atau siomay.Yummy!

  


Source : http://www.justtryandtaste.com/2013/08/sambal-pecel-ngawi-la-my-mom-mantep.html
 
Sponsored Links