-->

Jumat, 20 Mei 2016


Puasa Ramadhan telah tiba, dan bagi para ibu rumah tangga yang harus mempersiapkan lauk untuk sahur, saat ini pasti sedang mengasah otak dan kreatifitas. Hidangan apakah yang layak untuk disajikan bagi keluarga di saat pagi buta? Menu sahur memang terkadang memusingkan, karena itu biasanya dibuat sedikit istimewa agar anggota keluarga terutama anak-anak bersedia menyantapnya dengan lahap di tengah kantuk yang mendera. Hal ini tentu saja berbeda dengan saat berbuka dimana makanan apapun sepertinya rela untuk disantap. Nah bagi single seperti saya tentu saja sahur bukan merupakan kendala, biasanya saya hanya menyantap sepotong roti dan segelas susu sebagai persiapan energi esok hari.

Namun saya masih ingat biasanya saat bulan puasa seperti ini, Ibu saya akan menyiapkan makanan yang sedikit lebih enak untuk sahur, favorit kami sekeluarga apa lagi kalau bukan rendang. Lauk ini rasanya super lezat sehingga siapa pun tidak ada yang berani menolaknya. Selain itu makanan ini juga awet disimpan di kulkas hingga berhari-hari lamanya. Sayangnya rendang tidak berkuah sama sekali sehingga terkadang diperlukan sayuran berkuah sebagai pendampingnya. Karena itu seringkali Ibu saya membuat versi rendang berkuah yang disebut dengan kalio. Kuah yang kental dengan banyak potongan kentang di dalamnya membuat kalio menjadi teman makan sahur yang nendang. Nah demi bernostalgia melewatkan sahur selayaknya bersama Ibu di kampung halaman, maka awal puasa Ramadhan kali ini saya pun berkutat di dapur untuk mewujudkan sepanci kalio daging yang alamak sedap rasanya. ^_^


Membuat kalio sangat mudah. Percayalah tidak memakan waktu 15 menit untuk meracik semua bumbunya, yang membuatnya lama adalah proses mengempukkan daging yang perlu hingga berjam-jam proses perebusan. Biasanya saya harus memasaknya selama 2 hingga 3 jam. Tentu saja bisa menggunakan panci bertekanan tinggi untuk menghemat waktu, namun terus terang bagi saya rasa daging yang dimasak dengan panas perlahan terasa lebih lezat dan gurih. Sebagaimana rendang yang membutuhkan banyak bumbu, maka kalio pun demikian. Sebelum memulai membuatnya persiapkan semua bumbu di meja dapur anda dengan seksama. Untuk menghasilkan cita rasa yang lebih sedap biasanya saya selalu menyangrai ketumbar, kemiri dan beberapa rempah yang saya pergunakan seperti kayu manis, kapulaga, kembang lawang dan cengkeh. Agar menghemat waktu semua bumbu yang perlu disangrai saya masukkan ke dalam wajan atau panci secara sekaligus dan sangrai dengan api kecil hingga aromanya harum dan berwarna sedikit kecoklatan tanda matang. Rempah yang telah disangrai ini selain membuat masakan semakin sedap juga memudahkan anda untuk menghaluskannya karena teksturnya yang kering dan lebih renyah.
Kembang lawang/pekak/star anise

Haluskan bumbu dengan menggunakan blender atau chopper. Seiring dengan kesibukan yang semakin meningkat dan waktu yang sangat berharga maka kepraktisan menjadi pilihan utama. Sepertinya sudah bukan jamannya lagi mengulek bumbu dengan menggunakan cobek. Sebagian orang beranggapan rasa bumbu yang diulek dengan cobek akan terasa lebih nendang namun bagi saya sama saja. Cita rasa masakan tidak ditentukan dari bagaimana anda menghaluskan bumbu namun bagaimana anda mampu menyeimbangkan rasa di dalamnya. Tentu saja ini dipengaruhi oleh jenis, komposisi dan takaran bumbu yang anda pergunakan serta banyaknya gula dan garam yang dimasukkan. Jadi jangan ragu untuk menyerahkan tugas berat seperti menghaluskan bumbu yang segambreng ke mesin bernama blender atau food processor. 

Kesegaran bumbu merupakan poin lainnya yang juga penting, saran saya selalu buatlah bumbu halus anda sendiri. Di pasar tradisional atau terkadang supermarket anda mungkin menemukan bumbu segar yang sudah dihaluskan yang dijual secara eceran di dalam aneka mangkuk, terus terang saya menghindar untuk menggunakan versi bumbu jadi seperti ini. Selain kesegaran bahannya kurang terjamin juga kemungkinan besar bumbu tidak habis semua di hari tersebut dan dijual dikeesokan harinya. Proses penyimpanan yang dilakukan oleh si penjual selama bumbu menginap itu menjadi pertanyaan besar di benak saya.


Kalio biasanya terbuat dari daging sapi atau kambing, namun anda bisa menggantinya dengan daging ayam dan rasanya pun tak kalah lezat. Satu hal lagi, kuah kalio sendiri biasanya sudah cukup berlemak dan kental tanpa penambahan santan di dalamnya, jadi jika anda ingin skip santan dari masakan ini dipersilahkan ya.

Wokeh, saya hentikan mengoceh tak tentu arah ini, dan saya persilahkan anda untuk segera mencoba resep kalio yang saya sajikan kali ini sambil tak lupa saya ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi umat Muslim yang menjalankannya. Semoga puasa Ramadhan kali ini menjadikan kita pribadi yang sakinah. Amin.

Berikut proses dan resepnya. 


Kalio Daging Sapi
Resep didaptasikan dari Ibu saya

- 1 kg daging sapi sandung lamur atau daging dengan sedikit lemak, potong ukuran 3 x 3 cm

- 6 buah kentang ukuran sedang, belah menjadi 4 bagian

- 300 ml santan kental (saya mencairkan santan kemasan instan 160 ml dengan air hingga tercapai 300 ml santan kental)

- air untuk merebus daging hingga lunak

Bumbu dihaluskan:
- 10 buah cabai merah besar, buang bijinya. Atau 20 buah cabai merah keriting

- 10 buah cabai rawit, skip jika tidak ingin terlalu pedas

- 8 siung bawang merah

- 8 siung bawang putih

- 2 ruas jari jahe

- 2 ruas jari kunyit

- 2 sendok makan ketumbar sangrai

- 1/2 sendok teh jintan

- 6 butir kemiri sangrai

Bumbu lainnya:

- 10 lembar daun jeruk purut

- 2 buah serai, ambil bagian putihnya, pipihkan

- 3 ruas jari lengkuas, belah dua dan pipihkan

- 5 lembar daun salam

- 2 lembar daun kunyit, simpulkan

- 3 buah kapulaga

- 3 buah kembang lawang/pekak/star anise

- 5 butir cengkeh

- 2 batang kayu manis

- 1 sendok makan garam

- 2 sendok makan gula pasir

- minyak untuk menumis

Cara membuat:

Siapkan panci atau wajan, panaskan sekitar 3 sendok makan minyak. Tumis bumbu halus hingga harum, aduk-aduk selama menumis agar tidak gosong. Aduk dan tumis bumbu hingga matang dan berubah warnanya menjadi tidak pucat lagi.

Tambahkan daun jeruk purut, daun salam, serai, lengkuas, daun kunyit, kapulaga, kembang lawang, cengkeh, kayu manis, aduk rata dan tumis hingga daun bumbu menjadi layu. 


Masukkan daging, aduk rata. Tutup panci dan masak dengan api kecil hingga daging mengeluarkan air dan air menyusut. Tambahkan gula dan garam, serta 500 ml air panas. Rebus dengan api kecil hingga daging empuk, jika daging belum empuk tetapi air telah menyusut habis tambahkan kembali air panas mendidih. Rebus daging hingga mulai terasa empuk, masukkan kentang, rebus hingga kentang dan daging matang dan empuk.
Tuangkan santan kental, masak dengan api kecil sambil sesekali diaduk hingga kuah mendidih, santan matang dan berminyak. Kalio merupakan hidangan berkuah yang kental, jadi masak hingga kuah mengental namun tidak sampai kuah menyusut habis.

Cicipi rasanya, sesuaikan gula dan garam. Angkat dan sajikan dengan nasi hangat. Yummy!


Source : http://www.justtryandtaste.com/2014/06/kalio-daging-sapi.html
 
Sponsored Links