-->

Senin, 02 Mei 2016


Ma, nanti kita makan bakso juga di rumah sakit ya, pinta seorang bocah perempuan berusia sekitar sembilan tahun. Tangan kanan mungilnya mencengkeram rok coklat lusuh yang dikenakan sang Bunda sementara kedua bola mata jernihnya menatap penuh harap. Nanti kita lihat dulu ya Nduk, uang Mama cuma sedikit. Kalau dokter nanti minta kamu dirontgen Mama harus siapkan uang itu untuk biayanya, ujar wanita yang dipanggil Mama oleh si bocah perempuan dengan nada lemah lembut. Tangan kirinya menggandeng seorang anak perempuan lainnya yang berusia sekitar tujuh tahun. Bertiga mereka berdiri di bawah terik matahari panas di sebuah terminal bis berdebu di kota kecil bernama Ngawi untuk melanjutkan perjalanan ke Maospati, dimana sebuah rumah sakit TNI Angkatan Udara berada di sana.

Iya, makan bakso. Enak! Celoteh bocah perempuan yang berusia tujuh tahun dengan nada ceria. Kepalanya mengangguk-angguk dengan suka cita tak sadar dengan pandangan sedih yang dilontarkan sang Bunda kepada mereka berdua. Gundah gulana hati perempuan itu memikirkan selembar uang sepuluh ribu rupiah di dompetnya. Betapa inginnya dia membahagiakan kedua putrinya yang masih kecil untuk menikmati semangkok bakso seharga seribu rupiah namun apa daya biaya pengobatan putrinya lebih penting. Matanya berkaca-kaca dan batinnya pun berdoa semoga masih ada uang tersisa setelah pengobatan hari ini berlalu. 


Bocah perempuan berusia sembilan tahun diatas adalah saya, bersama Ibu dan adik saya, Wiwin, yang saat itu masih berusia tujuh tahun. Di dalam keluarga, saya  memiliki tubuh paling ringkih sehingga sebagian besar masa kecil saya selalu dilalui dengan sakit. Walau penyakit yang saya derita bukan ketegori berat mulai dari asma, batuk, pilek, panas demam namun sempat juga terserang bronchitis dalam waktu yang lama yang mewajibkan saya setiap bulan harus ke rumah sakit untuk check up. Almarhum Bapak adalah seorang tentara berpangkat rendah dengan penghasilan yang pas-pasan, sehingga ekstra biaya untuk anak yang sering sakit tentu saja sangat memberatkan. Untungnya karena Bapak seorang prajurit di TNI AU maka kami mendapat keringanan biaya jika berobat di rumah sakit AU di Maospati. 
Kembali ke cerita mengenai Ibu dan kedua anaknya diatas yang akhirnya tiba di rumah sakit. Kami bertiga berharap tidak ada pemeriksaan rontgen hari itu, karena jika ada akan menguras uang sepuluh ribu di tangan Mama menjadi tak tersisa. Betapa kecewanya kami kala dokter meminta suster untuk membawa saya ke ruang X-Ray! Dengan tatapan menyesal dan sedih Ibu saya berkata, Uangnya nggak cukup Nduk untuk makan bakso. Lain kali saja kita belinya ya kalau ke rumah sakit lagi . Air mata saya dan Wiwin hampir menetes, bakso di rumah sakit TNI AU di Maospati terkenal sangat enak, tidak terlalu mahal dibandingkan bakso umumnya dan selalu ramai diserbu oleh pengunjung rumah sakit. Namun kami berdua mengerti, Mama memang tidak memiliki uang lebih untuk membeli makanan mewah bernama bakso. 

Seusai pemeriksaan kami pun berjalan lunglai ke kasir. Namun Tuhan sepertinya mendengar doa tulus seorang Ibu yang benar-benar ingin menyenangkan kedua anaknya, secara menakjubkan biaya rontgen tidak dimasukkan ke dalam kwitansi yang harus dibayarkan! Entah karena rumah sakit terlupa ataukah memang hari itu mereka memutuskan tidak membebankan biaya rontgen ke keluarga yang terlihat memelas seperti kami, yang jelas hari itu saya dan Wiwin bisa tersenyum gembira menikmati semangkuk bakso. Enak baksonya! Makasih Ma, ujar kami disambut senyuman bahagia Mama. Hingga kini, kami bertiga masih sering bernostalgia dengan kisah di atas, selalu dengan kata pembuka, Eh ingat gak waktu kita hampir gak jadi makan bakso di rumah sakit? Sambil tersenyum benak kami pun menerawang ke puluhan tahun yang lalu di rumah sakit TNI AU Maospati.


Wokeh kita kembal ke bakso ayam yang kali ini saya posting. Resepnya sebenarnya tidak jauh berbeda dengan bakso daging sapi spesial yang pernah saya hadirkan di JTT. Bahkan saya sudah pernah menampilkan resep dan proses pembuatan bakso ayam sebelumnya dan menurut saya resep tersebut cukup tokcer untuk dicoba. Nah resep yang satu ini lebih mudah dan simple untuk anda coba dan menghasilkan bakso ayam yang rasa dan teksturnya sama: sedap dan elastis. Nah proses pembuatannya secara detail saya jelaskan di step by step pada proses di bawah. Poin paling penting membuat bakso sebagaimana penjelasan saya sebelumnya adalah pada saat proses menghancurkan daging ayam. Daging harus dihaluskan menjadi benar-benar halus seperti pasta.

Nah untuk jenis daging yang digunakan, pada resep ini saya menggunakan dada karena bebas lemak dan tanpa urat dibandingkan bagian paha atau lainnya. Selain itu melepaskan daging di bagian dada ayam jauh lebih mudah dibandingkan paha walaupun tentu saja anda bisa membeli fillet paha atau dada yang sudah ready di supermarket. Jangan menggunakan bagian kulit ayam atau bagian urat-uratnya. Saya sudah pernah mencoba memasukkan semua bagian daging termasuk kulit ayam ke dalam food processor dan hasilnya sangat mengecewakan, kulit tidak bisa diproses hingga halus akibatnya bakso yang saya buat menjadi tidak mulus dan pecah-pecah kala di rebus.  

Membuat bakso daging ayam yang kenyal![1]
Bakso Daging Sapi Spesial - Versi lebih mudah dan tak kalah mental![2] 


Kelebihan bakso yang terbuat dari daging ayam dibandingkan dari daging sapi menurut saya hanyalah masalah biaya yang harus anda keluarkan.  Daging ayam lebih murah dibandingkan sapi. Untuk teksturnya kedua bakso menurut saya sama kenyal dan elastis. Nah sekarang kita bahas masalah rasanya. Saya akui bakso daging sapi lebih saya sukai karena rasanya lebih gurih dan tentunya tidak ada bau amis khas ayam yang mengganggu. Terus terang walau daging ayam sudah diproses sedemikian rupa dan dibumbui sedemikian banyaknya namun bau aneh khas ayam yang saya tidak suka ini masih bersemayam disana. Untuk mengurangi bau ini beberapa pembaca di postingan bakso ayam sebelumnya menyarankan menambahkan porsi bawang putih lebih banyak atau menambahkan bawang putih goreng atau menambahkan sedikit jahe ke gilingan daging dan bumbu. Semua saya kembalikan ke anda, namun yang jelas anda bisa menggunakan 100% daging ayam atau campur dengan 50% daging sapi untuk memberikan rasa yang lebih baik.

Bagi anda yang sudah pernah sukses membuat bakso daging sapi dari resep JTT maka saya yakin resep kali ini akan dilalui dengan mudah dan sukses! Berikut resep dan prosesnya ya. 


Bakso Ayam Spesial
Resep diadaptasikan dari blender Mitzui

Untuk sekitar 30 - 40 buah bakso

Tertarik dengan resep bakso lainnya? Coba cek link dibawah ini:
Bakso Daging Sapi Spesial - Versi lebih mudah dan tak kalah mental![3]
Membuat bakso daging ayam yang kenyal[4]
Homemade Bakso Daging Sapi - Percayalah kali ini mental! [5]
Homemade Kaldu Daging Sapi [6]

Bahan bakso:

- 370 gram fillet dada ayam tanpa kulit, anda bisa menggunakan daging paha hanya saja pastikan tidak ada lemak, urat atau kulit yang melekat.
- 4 kotak es batu atau ice cube (ukuran @ 2 x 2 cm)

- 1 butir putih telur

- 2 sendok makan tepung kanji/tapioka/sagu
- 1 sendok makan bawang putih cincang

- 2 - 3  sendok teh garam

- 1 sendok teh merica bubuk

- 1 sendok makan minyak goreng

- 1/2 sendok makan baking powder double acting, bisa digantikan dengan baking soda

- 1/2 sendok makan gula pasir 
Bahan dan bumbu kaldu: 
- 2 kg tulang belulang sapi
- 1/4 kilo daging tetelan sapi berlemak - 5 siung bawang putih, pipihkan - 4 siung bawang merah, pipihkan - 3 batang daun bawang, potong sepanjang 2 cm - 2 1/2 liter air

Bahan & bumbu kuah:   
- 2 sendok makan margarine untuk menumis - 2 bongkah bawang putih, cincang halus (sekitar 15 siung)
- 5 siung bawang merah, cincang halus
- 3 serai, ambil bagian putihnya, memarkan
- 3 ruas jari jahe, memarkan
- 10 lembar daun jeruk, robek dan buang batang tengahnya agar harum daun lebih maksimal
- 1 1/2 sendok makan garam, tambahkan jika kurang asin 
- 1/4 buah bengkuang berat 250 gram, potong kubus ukuran 1 x 1 cm

Bahan pelengkap bakso: 
- 10 buah tahu putih ukuran 3 x 3 cm, goreng matang dan masing-masing potong menjadi 4 bagian
- 2 batang daun bawang, rajang halus
- bawang goreng secukupnya untuk taburan
- 100 gram mie soun kering, rebus sebentar hingga lunak, tiriskan
- sambal cabai rawit (rebus 25  buah cabai rawit merah hingga lunak, haluskan)

Cara membuat: 

Membuat kuah

Proses lengkapnya silahkan klik di postingan saya sebelumnya di Homemade Kaldu Daging Sapi sebelumnya disini. [7]

Siapkan panci besar, masukkan semua bagian tulang dan tetelan tuangkan air hingga semua bahan terendam air. Masak dengan api besar hingga mendidih.  Buang air rebusan yang hitam dan banyak mengandung kotoran.   

Cuci bersih tulang dan tetelan dengan air mengalir, masukkan ke dalam panci kembali. Tuangkan 2 1/2 liter air, bawang putih, bawang merah dan daun bawang. Rebus dengan api besar hingga mendidih. Kecilkan api dan rebus minimal 2 jam atau 4 jam untuk hasil maksimal.Tambahkan air selama perebusan jika air habis. Total kuah sekitar 2 1/2 liter.

Untuk membumbui kuah bakso menjadi terasa maknyus maka anda bisa klik di postingan saya di bakso sapi spesial disini. Bumbu kuah bakso ini menurut saya sangat sedap dan segar. 
Nah selama kuah kaldunya direbus, yuk kita buat baksonya. 

Membuat bakso


Siapkan daging ayam, saya menggunakan fillet dada yang tidak banyak mengandung lemak. Anda bisa menggunakan daging bagian paha, pastikan kulit, lemak dan bagian-bagian berurat lainnya anda bersihkan karea bagian ini sangat sulit untuk bisa diblender hingga halus. 

Potong-potong daging ayam menjadi ukuran kecil agar mesin mudah berputar dengan baik. 

Siapkan mesin chopper atau food processor, masuk potongan daging ayam. Tambahkan ice cube, proses hingga halus. Masukkan semua sisa bahan lainnya, kemudian proses mesin hingga daging ayam berubah menjadi pasta yang kental dan tidak ada serabut atau serat daging yang terlihat. 


Cek tekstur gilingan daging sesekali dengan mematikan mesin chopper dan bersihkan bagian tutup dan bagian pinggir wadah chopper dimana daging menempel dan tidak terproses dengan baik. Aduk-aduk sebentar adonan dan proses lagi hingga daging ayam benar-benar smooth. 

Tuangkan adonan daging ke dalam mangkuk, remas-remas dan uleni dengan jemari tangan hingga adonan kompak. Banting adonan beberapa kali ke mangkuk (3 atau 4 kali bantingan). Cicipi rasanya dengan mengambil secuil adonan dan rebus sebentar di kuah kaldu yang panas. Tambahkan garam atau merica jika kurang pas rasanya.

Panaskan kuah kaldu hingga mendidih. Matikan api kompor, kemudian cetak adonan bakso dengan menggunakan dua buah sendok makan yang cekungannnya cukup dalam agar bakso membulat cantik.

Note: Proses pencetakan adonan bakso sangat penting, bakso harus padat, kompak dengan permukaan yang mulus. Jika kurang kompak dan padat maka bakso akan pecah kala di rebus di dalam kuah. Anda bisa membentuk bakso dengan cara mengambil segenggam adonan dan memencetnya hingga sebagian adonan keluar dari ujung genggaman, sendokkan adonan yang keluar dengan sendok. 

Masukkan adonan bakso yang sudah dicetak ke dalam kuah panas, lakukan pada semua bakso lainnya. Biarkan bakso terendam kuah panas hingga bakso mengapung sendiri. Aduk sesekali agar semua bagian bakso terendam kuah dengan baik. 

Jika bakso sudah mengapung semua, nyalakan kompor dengan api kecil dan rebus bakso hingga matang. Untuk mengecek kematangannya, ambil sebutir bakso dan belah dengan pisau, jika bagian dalamnya masih berwarna pink maka rebus kembali hingga matang. Angkat bakso dan tiriskan. 

Nah bakso sekarang bisa anda sajikan dengan pelengkapnya dan siraman kuah kaldunya, atau bekukan di freezer untuk digunakan di lain kesempatan. Super yummy!


Source : http://www.justtryandtaste.com/2014/11/bakso-ayam-spesial.html
 
Sponsored Links