-->

Kamis, 12 Mei 2016


Beberapa hari ini, tepatnya sejak minggu lalu, saya begitu ingin menyantap lontong dengan siraman kuah sayuran bersantan yang pedas dan nendang. Gara-garanya saya masih memiliki sisa beberapa buah lontong di kulkas dan setiap kali saya membukanya, lontong-lontong ini seakan memanggil-manggil untuk disantap. Selain membuatnya menjadi lontong tahu kecap, ada satu lagi hidangan yang selalu erat dikaitkan dengan lontong, yaitu lontong sayur. Dan sayur yang paling sedap untuk menemaninya apalagi kalau bukan sayur godog a la Betawi yang dibuat super pedas, dengan potongan daging sapi nan empuk dan cabai rawit merah yang dibiarkan utuh. Dijamin nafsu makan anda akan menggila, nafsu makan saya tepatnya, karena belum tentu anda penggemar berat lontong sayur seperti saya. ^_^ 

Sayur atau sambal godog khas Betawi ini umumnya menjadi salah satu menu wajib Lebaran, namun bagi keluarga besar saya, kami jarang menghidangkan masakan berkuah santan ini.  Ibu saya yang lahir dan dibesarkan di Tanjung Pinang, Riau memiliki kemampuan memasak yang sangat kuat dipengaruhi oleh masakan Sumatera. Ketika menikah dengan Ayah saya yang Jawa totok alias Jawa hingga lahir batin maka wawasan kuliner Ibu kemudian berkembang juga ke masakan Jawa. Tidak heran kala Lebaran maka masakan yang terhidang pun merupakan hasil percampuran antara dua suku, apalagi kalau bukan rendang dan soto ayam a la Jawa. Kedua menu tersebut merupakan menu wajib Lebaran, dan menjadi trademark Ibu saya, sehingga kami bahkan tidak pernah bertanya lagi masakan apa yang akan dihidangkan saat hari raya tiba. 
Berbeda dengan Ibu saya, adik saya Wiwin, justru mewajibkan masakan khas Betawi ini untuk hadir saat Lebaran. Suaminya yang masih berdarah Betawi, selalu request untuk dibuatkan sayur godog. Tidak perlu dalam porsi banyak yang penting ada, pintanya. Berhubung tahun lalu saya dan Wiwin tidak pulang ke kampung halaman di Paron, maka kala itu kami berdua pun sibuk membuat aneka masakan dan kue-kue salah satunya adalah sayur godog ini ditemani dengan berikat-ikat ketupat. Sebenarnya menyantap hidangan berkuah ini tidak harus menunggu hingga hari raya tiba, karena sayuran berkuah santan yang mirip dengan sayur lodeh atau sambal goreng labu siam ini umum disajikan sebagai hidangan sehari-hari. Atau jika anda malas membuatnya maka pedagang ketupat sayur yang banyak mangkal di setiap sudut ibu kota akan dengan senang hati menyuguhkannya ke anda hanya dengan membayar sebesar lima ribu rupiah. Sayur godog memang paling sedap jika disantap dengan lontong atau ketupat plus taburan kerupuk bawang yang banyak. Hmm, yummy!

Walau hidangan ini tergolong sayuran berkuah namun masyarakat Betawi kerap kali menyebutnya dengan sambal godog, jadi jangan heran jika kemudian anda menemukan dua istilah ini untuk masakan yang sama. Bahannya sangat mudah, yang paling umum adalah kacang panjang dan labu siam (jipan), beberapa mencampurnya dengan tahu, kacang tolo, udang, daging ayam atau daging sapi dan irisan petai. Untuk sambal godog yang kali ini saya buat saya mencampurnya dengan irisan daging sapi yang membuat kuah masakan ini menjadi lebih sedap rasanya. Nah selain bahannya yang simple, bumbunya pun terbilang mudah, benar-benar hanya mengandalkan bumbu dasar seperti cabai dan bawang. Walau sederhana namun semua itu mampu menghasilkan cita rasa masakan yang mantap, yang mampu membuat anda menambah porsi berikutnya dengan suka rela. 

Mungkin bagi anda yang telah terbiasa dengan masakan ini akan menganggap bumbu sayur godog yang saya tampilkan kurang otentik, namun percayalah rasanya sungguh laziz. Berikut resepnya ya. 

Sayur (Sambal) Godog Betawi

Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 5 -6 porsi

Bahan:

- 1 ikat kacang panjang, sekitar 10 untai kacang, potong ukuran 2 cm

- 2 buah labu siam, potong korek api

- 250 gram daging sapi untuk rawon dengan sedikit lemak, potong-potong sesuai selera 
- 1 1/2 liter air
- 500 ml santan kental dari 1 butir kelapa

Bumbu dihaluskan:

- 8 siung bawang merah

- 5 siung bawang putih
- 15 buah cabai merah keriting
- 5 buah cabai rawit
- minyak untuk menumis

Bumbu lainnya:
- 4 lembar daun salam
- 3 lembar daun jeruk purut
- 2 ruas lengkuas, memarkan
- 2 batang serai, ambil bagian putihnya dan memarkan
- 10 buah cabai rawit utuh
- 1 sendok makan garam
- 2 sendok makan gula merah sisir
- 1/2 sendok makan gula pasir
- 1 1/2 sendok teh kaldu bubuk

Cara membuat:

Siangi labu, potong-potong dan taburi dengan 1 sendok makan garam, remas-remas dan biarkan selama 30 menit hingga layu. Cuci bersih labu beberapa kali dengan air mengalir untuk menghilangkan garam. Tiriskan.

Siapkan wajan, panaskan 2 sendok makan minyak. Tumis bumbu halus, daun salam, daun jeruk, serai, dan lengkuas hingga harum, bumbu matang dan berubah warna menjadi tidak pucat lagi. Masukkan potongan daging sapi, aduk hingga rata, dan masak hingga daging berubah warna. Tambahkan 500 ml air dan masak hingga daging empuk. Jika kuah habis dan daging belum empuk, tambahkan air kembali dan masak hingga empuk. 

Masukkan kacang panjang dan cabai rawit utuh, aduk rata, masak hingga kacang panjang menjadi empuk. Tambahkan labu siam, aduk dan tuangkan sisa air dan santan. Masak dengan api sedang sambil sesekali diaduk hingga santan mendidih, teruskan memasak hingga santan mengeluarkan minyak dan benar-benar matang sehingga aroma kuah menjadi harum. Takaran air untuk kuah disesuaikan dengan selera, jika anda menginginkan kuah yang lebih banyak, tambahkan air panas ke dalam masakan. 

Tambahkan gula, garam, kaldu bubuk, aduk rata. Cicipi rasanya, sesuaikan gula dan garam sesuai selera. Angkat dan hidangkan dengan lontong atau ketupat. Yummy!

Source : http://www.justtryandtaste.com/2013/07/sayur-sambal-godog-betawi.html
 
Sponsored Links