Pagi kemarin karena terburu-buru berangkat ke kantor, saya tidak sempat mengisi perut. Biasanya semangkuk oatmeal dengan tumis sayur menjadi sarapan saya bersama dua gelas jus buah segar. Sejak saya bertemu dengan Dr. Muthia, ahli dermatologist yang masih kinclong, langsing dan awet muda padahal telah berusia di kepala enam, saya menjadi semangat untuk banyak-banyak mengkonsumsi buah dan sayuran. Sssst! Ini karena menurut staff beliau, si Dokter yang cantik ini selalu sarapan dan makan siang dengan jus buah yang dicampur dengan sayur segar seperti sawi dan paprika.Â
Wokay, ternyata oh ternyata hanya menegak dua gelas jus di pagi hari membuat perut saya keruyukan ketika jam baru menunjukkan pukul sembilan tiga puluh pagi. Tobat, pikir saya. Bagaimana bisa bertahan hingga jam dua belas nih? Iseng-iseng sayapun memasang status di Yahoo Messenger dengan kata-kata: Lapar berat! Sambil dalam hati berdoa ada malaikat baik hati yang lewat dan menjatuhkan rejeki di depan muka. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Teman saya, Dewi, tahu-tahu datang menghampiri meja sambil membawa sesuatu yang terbungkus kertas tissue. Lapar kan? Ini pas buat mengganjal perut. Hoaa! Saya ngakak dan mengucap many many big thanks ketika menemukan kue kamir hangat, empuk dan seksi di dalam bungkusan kertas tissue. I love Dewi so much and Yahoo Messanger very much! Lain kali trik ini akan saya ulangi lagi. ^_^
Hanya mendapatkan satu buah kue kamir jelas tidak cukup bagi saya. Pulang kantor saya pun bertekad akan membuat kue.... sebaskom! Jika telah mengidamkan sesuatu maka saya cenderung nekat, apapun akan dilakoni agar keinginan terwujud. Setelah mendapatkan tape singkong di All Fresh, di pukul setengah sembilan malam sayapun giat membuat adonan kue yang akan saya panggang besok pagi sebelum berangkat ke kantor. Resepnya saya ambil dari Ibu Fatmah Bahalwan di web Natural Cooking Club [1]dengan beberapa modifikasi. Sayangnya di resep tidak menyertakan takaran air yang diperlukan untuk mengencerkan adonan, jadi saya pun memakai takaran kira-kira berdasarkan feeling saja. Supaya terasa lebih sedap, airnya saya ganti dengan susu cair. Secara keseluruhan membuat kue kamir sangat mudah, poin terpenting adalah saat mencampur dan mengaduk adonan serta memperkirakan jumlah air/susu cair yang digunakan.
Kue kamir atau sering juga ditulis dengan Khamir, adalah makanan khas daerah Pemalang yang berasal dari tanah Arab. Adonan kue ini terbuat dari tepung terigu atau tepung beras, tape singkong, pisang, gula, telur dan mentega atau margarine. Kue ini berbentuk bulat pipih, menyerupai kue apam atau serabi hanya saja umumnya memiliki ukuran yang lebih besar dan bantet. Sebenarnya ukuran kue ini bervariasi, yang terbesar mencapai seukuran piring makan. Kamir biasanya dicetak dengan menggunakan cetakan khusus berupa loyang bulat yang memiliki beberapa lubang-lubang kecil dengan diameter sekitar 5 cm. Sebenarnya sama seperti cetakan kue lumpur atau carabikang. Cetakan yang terbuat dari besi atau kuningan yang telah diolesi dengan margarine ini lantas diletakkan di atas api kompor hingga panas. Adonan kemudian dituangkan ke dalam lubang-lubang cetakan hingga bagian dasar mengeras dan tampak gelembung-gelembung udara muncul dari dalam adonan. Kamir lantas dibalik untuk mematangkan sisi sebelahnya. Paling mantap kue ini dimakan saat masih hangat. Hmm!
Kamir menggunakan cetakan poffertjes |
Karena saya tidak memiliki cetakan khusus kue kamir/carabikang maka sayapun kemudian mencoba menggunakan cetakan poffertjes yang terbuat dari baja namun memiliki cekungan yang lebih dalam dengan diameter yang kecil. Walau loyang telah dipoles dengan margarine, namun adonan tetap lengket di dasar cetakan sehingga kue menjadi rusak saat akan dibalik. Putus asa sayapun menggunakan pan teflon. Hasilnya kue pun menjadi berbentuk seperti mini pancake. Menurut Dewi, yang mengamati dengan seksama si penjual kue kamir, adonan memang dimasak di atas pan datar namun dengan menggunakan minyak yang banyak. Selama proses pemanggangan atau penggorengan ini, kue disiram-siram dengan minyak panas sehingga mekar dan mengembang. Hmm, tidak heran kue kamir yang kemarin saya terima dari Dewi memang terasa lebih greasy alias berminyak. Mungkin next saya akan mencoba cara tersebut, namun menurut saya kue kamir yang saya buat lebih sehat karena minim minyak. ^_^.Â
Anyway busway, kue kamir pertama hasil uji coba ini sangat lezat, lembut, empuk dan mudah dibuat. Sayangnya saya tidak bisa membaginya dengan anda karena begitu saya bawa ke kantor langsung ludes diserbu para tester yang 'selalu' kelaparan. Berikut resepnya ya. ^_^
Kue Kamir
Resep diadaptasikan dari web Natural Cooking Club - Khamir[2]ÂUntuk + 20 buah kue kamir diameter 5 - 7 cm
Bahan:
- 350 gram tepung terigu protein tinggi atau serba guna (saya pakai Segitiga Biru), resep asli 500 gram
- 180 gram gula pasir (resep asli 250 gram)
- 250 gram tape singkong
- 100 gram pisang ambon(1 buah pisang), resep asli tidak memakai pisang
- 100 gram margarin, cairkan
- 1 butir telur ukuran besar, kocok lepas
- 1/2 sendok makan soda kue, cairkan dengan 2 sendok makan air
- 1/2 sendok teh garam
- 300 - 400 ml susu cair (resep asli menggunakan air biasa)
- Margarine atau minyak goreng untuk mengoles pan/penggorengan datar
Cara membuat:Â
1 hari sebelumnya, di malam hari sebelum tidur...... ^_^
Siapkan mangkuk besar, masukkan tape yang telah dibersihkan dari serat dan sumbunya. Tambahkan pisang dan gula pasir. Remas-remas menggunakan kelima jari tangan anda hingga menjadi adonan yang smooth dan halus.Â
Masukkan tepung terigu ke dalamnya, aduk perlahan dengan ujung-ujung jari hingga tercampur merata. Â
Masukkan garam, baking soda yang telah dicairkan, margarine cair yang telah dingin, dan telur kocok ke dalam adonan tepung. Tambahkan 1/2 porsi susu cair, kemudian aduk adonan dengan jari-jari terbentang lurus (bukan menekuk), hingga tercampur rata. Tambahkan susu cair sedikit demi sedikit hingga adonan memiliki kekentalan yang pas, jangan terlalu encer agar tidak luber kemana-mana saat di panggang di teflon dan jangan terlalu pekat agar kue tidak keras dan bantet.Â
Pukul-pukul adonan dengan telapak dan jari-jari tangan, kira-kira 10 - 15 menit, hingga terkadang tampak gelembung udara besar terperangkap di dalamnya dan mengempis. Anda bisa mengenalinya dari bunyi yang keluar dari adonan yang kental dan pekat.Â
Tutup mangkuk dengan kain bersih atau plastic wrap atau penutup apapun. Masukkan adonan ke dalam kulkas dan biarkan semalaman. Jadi sekarang saatnya anda tidur dan beristirahat.Â
Keesokan paginya....
Panaskan teflon atau cetakan kue kamir/cara bikang, jika ada. Olesi dengan margarine pada permukaannya. Tuangkan satu sendok sayur adonan kue ke atas penggorengan panas. Saya menggunakan ice cream scoop untuk menuangkan adonan.Â
Gunakan api kecil saja saat memanggang adonan. Panggang kue seperti membuat pancake. Ketika bagian dasar terlihat mengeras dan tampak gelembung-gelembung udara muncul di sekeliling kue (bersarang), balikkan kue dengan spatula dan masak sisi sebelahnya. Jangan menekan kue dengan spatula, biarkan kue matang dengan sendirinya agar memiliki bentuk yang fluffy dan tebal.Â
Jika sisi sebelahnya telah matang, angkat dan lakukan hal yang sama hingga adonan habis.Â
Adonan kental dan pekat sehingga ketika dipanggang tidak akan meluber kemana-mana. Anda bisa memanggang sekaligus banyak kue dalam satu kali kesempatan, tergantung dari besar kecilnya penggorengan datar yang anda miliki.Â
Sajikan kue hangat-hangat. Yummy!!Â
Sources:
Web Natural Cooking Club - Khamir[3]Â
Wikipedia - Kamir[4]
References
Source : http://www.justtryandtaste.com/2012/01/kue-kamir-dan-siapa-bilang-satu-saja.html