Beberapa waktu yang lalu, ketika adik saya Wiwin hendak merayakan ultahnya, maka kami berencana untuk mengumpulkan anggota keluarga yang ada di Jakarta untuk bersantap siang bersama di luar. Biasanya kalau dalam situasi seperti ini tiba-tiba saja tidak ada satupun restoran oke yang terekam di kepala. Saya dan Wiwin pun akhirnya sibuk googling sana-sini mencari restoran dengan kapasitas meja yang cukup besar, ber-AC dengan makanan yang enak dan terjangkau harganya. Pencarian saya justru membuat saya terdampar ke sebuah warung makan Betawi yang letaknya tidak jauh dari rumah adik saya. Namanya rumah makan Betawi H. Muhayar. Dari banyaknya rekomendasi menarik yang diberikan di internet membuat kami pun menjadi penasaran dengan rasa pecak ikan gurame yang menjadi favorit restoran tersebut.Â
Yuk kita cek dulu saja sebentar tempatnya. Kalau oke kita makan disana saja, usul Wiwin dan lima menit kemudian meluncurlah kami kesana. Walau jam masih menujukkan pukul sebelas siang namun warung telah cukup ramai dengan banyaknya pengunjung yang bersantap. Melihat tampilan makanan yang tersaji di masing-masing meja membuat kami menelan air liur, sepertinya menu pecak memang menjadi menu andalan disini, terbukti dari banyaknya pengunjung yang memesan makanan tersebut. Jenis ikannya bisa bervariasi, mulai dari gurame, lele, atau gabus yang digoreng namun guyuran kuah sambal di atasnya sama, kuah pecak. Sayangnya, warung makan tersebut tidak ber-AC dan kurang representatif untuk acara kami - mengingat keponakan-keponakan saya yang masih rata-rata berusia tiga bulan hingga 9 tahun - sehingga kami pun batal untuk santap siang di restoran itu. Tapi tunggu dulu, dua bungkus pecak gurame tetap saya pesan untuk dibawa pulang. Mana mungkin kan saya menyia-nyiakan kesempatan menikmati pecak H. Muhayar yang terkenal ini? ^_^
Pada posting-an sebelumnya, saya pernah juga menampilkan resep pecak ikan gurame, anda bisa klik link di sini[1] untuk melihatnya. Nah, di luar dugaan saya, ternyata kuah pecak di restoran H. Muhayar cukup berbeda dengan yang pernah saya buat sebelumnya. Kuah pecak yang ini lebih encer, berkuah dan terasa mirip-mirip seperti gulai ikan karena kandungan rempah seperti serai, daun jeruk dan jahe yang kuat terasa. Sedangkan kuah pecak yang pernah saya buat sebelumnya lebih kental dan kaya rasa karena menggunakan kacang mete di dalamnya. Keduanya sama-sama lezat, hanya saja kalau anda ingin kuah pecak yang lebih ringan maka yang encer memang lebih saya rekomendasikan.Â
Berbekal dari mencicipi kuah pecak H. Muhayar mengantarkan saya untuk menebak-nebak bumbunya dan mencobanya sendiri di rumah. Tidak terlalu sulit karena bumbu-bumbu yang diulek kasar membuat anda bisa melihat komposisi di dalamnya. Akhir cerita, kemarin malam dari hasil membongkar isi freezer membuat saya menemukan dua ekor ikan bawal gendut yang berakhir menjadi ikan bawal kuah pecak. Walau tampilannya mungkin membuat anda meragukan ini kuah pecak atau bukan namun percayalah rasanya super yummy dan tidak terlalu jauh berbeda dengan yang dijual di restoran (Sssttt... menurut saya, yang ini justru lebih enak ^_^).
Berikut resepnya ya. Â Â
Ikan Bawal Kuah Pecak
Resep hasil modifikasi sendiri
Bahan:
- 2 ekor ikan bawal, kerat-kerat badannya
Bumbu untuk ikan goreng:
- 2 siung bawang putih dihaluskan
- 1 sendok teh garam
- 1 sendok teh ketumbar dihaluskan
- 1 ruas kunyit dihaluskanÂ
Bumbu kuah pecak, tumbuk kasar:
- 5 buah cabai merah keriting
- 10 buah cabai rawit merah
- 8 siung bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 2 ruas jahe
- 2 batang serai
- 1 ruas kunyit
- 1 1/2 sendok teh terasi bakarÂ
Bahan lainnya:
- 3 lembar daun jeruk purut
- 3 lembar daun salamÂ
- 2 ruas lengkuas, memarkanÂ
- 200 - 300 ml air (tergantung kental dan encernya kuah yang anda inginkan)
- 1 sendok teh kaldu bubuk
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok teh garam
- 1 1/2 sendok makan gula Jawa disisir
- 2 sendok makan air asam Jawa
- 2 sendok makan minyak untuk menumisÂ
Cara membuat:
Siapkan ikan bawal, buat beberapa sayatan di permukaan badannya. Lumuri dengan halus untuk ikan di seluruh bagian ikan dan bagian rongga perutnya. Diamkan selama 10 menit. Goreng dalam minyak panas yang agak banyak hingga matang dan kering. Angkat dan tiriskan.Â
Membuat kuah pecak
Siapkan wajan atau panci kecil, panaskan dua sendok makan minyak. Tumis bumbu halus, daun jeruk, daun salam dan lengkuas, hingga harum dan bumbu tidak pucat lagi warnanya. Tuangkan air dam masak hingga mendidih.
Tambahkan kaldu bubuk, merica bubuk, garam, gula jawa dan air asam, aduk rata. Masak hingga sambal mengental, masukkan irisan tomat, aduk dan matikan api kompor. Cicipi rasanya, tambahkan gula dan garam untuk menyesuaikan rasa. Jika ingin kuah lebih encer, tambahkan air.Â
Letakkan ikan bawal goreng di piring saji, siram dengan kuah pecak. Santap selagi ikan hangat dan crispy dengan nasi panas. Yummy!
Source : http://www.justtryandtaste.com/2013/07/ikan-bawal-kuah-pecak.html