-->

Sabtu, 10 Oktober 2015


Beruntunglah bagi kita yang hidup diiklim tropis dimana matahari dan hujan begitu melimpah serta cuaca yang sangat mendukung sepanjang tahun sehingga hasil pertanian setiap waktu selalu mudah ditemukan di pasar. Namun bagi mereka yang hidup di negara empat musim dimana beberapa hasil pertanian hanya bisa ditemukan hanya pada musim tertentu maka mengawetkan bahan makanan menjadi solusi praktis untuk bisa menikmati sayur atau buah sewaktu-waktu. Tidak heran jika kemudian begitu mudahnya kita menemukan wadah-wadah berisi awetan sayuran dan buah-buahan dalam rendaman garam, gula atau vinegar (cuka) di supermarket disana. 

Bagi kita yang hidup di Indonesia, tentu saja mengawetkan makanan seperti buah dan sayuran mungkin tidak pernah terlintas di dalam pikiran. Mengapa harus diawetkan, jika versi segarnya dengan mudah kita temukan di pasar dengan harga yang terjangkau?  Belum lagi makanan awetan tentunya kurang sehat apalagi jika kemudian ditambahkan aneka bahan pengawet atau pewarna di dalamnya. Namun ketika saya berlibur ke Eropa beberapa bulan yang lalu, saya menemukan bahwa acar cabai dalam botol ternyata sangat lezat rasanya dan bahkan mantap untuk menemani sandwich sosis  atau sebagai topping pizza. Jadi kali ini tidak ada salahnya jika kita mencoba membuatnya sendiri di rumah bukan? ^_^

Acar cabai di dalam botol bisa dengan mudah anda temukan di supermarket di Jakarta atau mungkin di kota besar lainnya di Indonesia. Bentuknya pun bervariasi, ada yang berupa cabai rawit utuh atau irisan cabai dalam rendaman cuka dan bahan lainnya. Harganya tidak bisa dibilang murah, untuk sebotol acar cabai jalapeno saya harus merogoh kocek sebanyak tiga puluh ribu rupiah. Harga ini tentu saja menurut saya terbilang fantastis dibandingkan dengan harga bahan penyusunnya yang hanya terdiri atas cabai, cuka, gula, garam dan air. 

Umumnya jenis cabai yang digunakan adalah yang berwarna hijau, karena cabai yang masih hijau memiliki tekstur lebih keras, lebih segar dan tidak mudah lembek ketika harus direndam dalam larutan cuka. Tidak bisa dipungkiri bahwa acar dikatakan segar jika bahan-bahannya masih bertekstur renyah kala dikunyah. Di Jerman dan Swedia, saya menemukan jenis cabai jalapeno dari Meksiko lebih banyak mendominasi. Cabai ini mirip dengan cabai hijau besar di Indonesia, hanya saja lebih pendek dan gendut. Selain itu  jalapeno memiliki daging buah yang lebih tebal dan keras serta rasa yang lebih pedas.


Selain Jalapeno ada satu jenis cabai hijau lainnya yang juga banyak dijual dalam bentuk awetan. Cabai ini berwarna muda cerah  dengan tekstur yang lembut dan memiliki rasa yang tidak terlalu pedas. Ukurannya mirip seperti cabai keriting di negara kita hanya saja memiliki diameter yang lebih besar. Dari hasil browsing sana dan sini saya menemukan cabai tersebut umum disebut sebagai banana pepper atau sweet pepper karena memiliki rasa yang lebih ringan dan umumnya memang digunakan sebagai acar atau diawetkan. Karena rasanya yang tidak terlalu pedas saya bahkan menyantapnya begitu saja sebagai camilan. Sayangnya cabai jalapeno dan banana pepper tidak pernah saya temukan di Indoenesia, dan kalaupun saya pernah melihat jalapeno di supermarket ternama maka harganya pun selangit bagi budget dapur saya. Jadi untuk acar kali ini saya hanya menggunakan cabai hijau besar biasa yang umum kita temukan di pasar. Untuk memberikan rasa lebih pedas di acar maka saya menambahkan sedikit cabai rawit hijau. Nah supaya warnanya tidak monoton hijau maka saya menggunakan 2 atau 3 buah cabai merah besar sebagai campurannya. 


Membuat acar cabai sangat mudah, yang anda perlukan selain cabai sebagai tokoh sentral adalah larutan rendaman (brine) yang terbuat dari cuka, gula, garam dan air. Untuk acar kali ini saya menggunakan white vinegar atau cuka putih dengan kadar keasaman 5% yang memang umum digunakan untuk pickling atau acar. Saya menggunakan white distilled vinegar plus campuran cuka apel atau apple cider vinegar yang memberikan warna brine menjadi sedikit kecoklatan dan juga rasa yang lebih lembut. Anda bisa menggunakan cuka biasa yang umum ditemukan di pasaran asalkan kadar keasamannya 5%. Jika anda kesulitan menemukan cuka apel maka skip saja penggunaannya. Sebelum dimasukkan ke dalam rendaman maka cabai saya blanching terlebih dahulu dengan memasukkannya ke dalam air panas mendidih selama 10 - 15 detik, tujuannya untuk membuat air rendaman lebih mudah menyerap dan proses pickling yang lebih cepat. Namun jika anda menginginkan acar cabai dengan tekstur lebih keras maka skip proses blanching. 

Doner kebab di Essen, Jerman, dengan topping acar cabai dan saus yogurt

Semua bahan air rendaman cukup direbus hingga mendidih dan biarkan dingin sebelum anda tuangkan ke dalam botol berisi cabai. Untuk wadah yang digunakan, anda bisa menggunakan botol kaca bekas selai atau kopi seperti yang saya pakai, atau wadah plastik lainnya. Hindari menggunakan wadah yang terbuat dari alumunium atau stainless steel karena sifat cuka yang korosif. Cabai yang sudah direndam di dalam larutan cuka siap untuk disantap setelah 2 atau 3 hari - semakin lama rasanya akan semakin mantap - saat itu warna cabai menjadi lebih muda dengan rasa khas acar yang segar. Saya hanya meletakkannya di meja dapur namun jika ingin masa simpan lebih lama maka chiller kulkas merupakan tempat yang lebih tepat. 

Acar ini sedap dimakan bersama sandwich, mie goreng, nasi goreng atau topping pizza! Hmm, untuk makanan yang terakhir sepertinya saya ingin mencobanya segera.  Berikut proses dan pembuatannya ya.

Homemade Acar Cabai

- 300 gram cabai hijau besar, potong melintang tipis

- 2 - 3 buah cabai merah besar, potong melintang tipis

- 50 gram cabai rawit hijau atau merah, biarkan utuh

Bahan air rendaman (brine):

- 100 ml white vinegar (kadar keasaman 5%), saya pakai Heinz Distilled White Vinegar

- 50 ml cuka apel (apple cider vinegar), bisa skip dan ganti dengan white vinegar

- 1/2 sendok makan garam

- 2 sendok makan gula pasir

- 250 ml air

Cara membuat:

Siapkan cabai yang sudah dibersihkan dan dipotong melintang tipis, untuk cabai rawit biarkan utuh. Siapkan panci dan rebus sekitar 500 ml air di dalamnya hingga mendidih. Masukkan potongan cabai, aduk dan rebus sekitar 10 - 15 detik saja. Angkat dan tiriskan.

Note: Kita tidak akan memasaknya hingga lunak tetapi hanya untuk mem-blanching cabai supaya warnanya berubah lebih gelap dan membuat air rendaman acar mudah meresap masuk. 

Siapkan panci kecil, masukkan semua bahan rendaman, rebus hingga mendidih. Angkat dan diamkan hingga dingin. 



Masukkan irisan cabai ke dalam wadah kaca atau wadah plastik yang bersih dan memiliki tutup. Tuangkan air rebusan cuka, tutup rapat dan biarkan disuhu ruang. Acar siap disantap setelah 2 atau 3 hari. Yummy! 


Source : http://www.justtryandtaste.com/2014/09/homemade-acar-cabai.html
 
Sponsored Links