Sebagai warga negara yang baik selayaknya jutaan penduduk Indonesia lainnya, maka saya mencintai tanah air ini. Bumi yang subur dengan alam yang indah, seni dan budaya yang unik dan beraneka ragam, serta tentu saja cita rasa masakan masing-masing daerah yang tidak bisa dibandingkan satu sama lainnya karena semua memiliki ciri khas tersendiri. Uniknya, masing-masing masakan tersebut bisa sangat berbeda dalam hal rasa dan tampilan mengikuti daerah dan kebudayaan masyarakat setempat<span>. Sebagai orang Indonesia lahir-batin maka saya berpendapat masakan Indonesia merupakan masakan terlezat di dunia. Tidak ada yang bisa mengalahkan cita rasanya. Selezat apapun pasta a la Italia atau bulgogi a la Korea maka menurut saya masih jauh lebih sedap mie goreng Jawa dan rendang Padang.Â
Lantas mengapa masakan Indonesia tidak terlalu populer di mancanegara selayaknya masakan Thailand, Korea, India atau Persia? Menurut saya banyak faktor yang terlibat disana, salah satunya mungkin karena promosi keluar yang kurang gencar dan salah lainnya adalah masakan Indonesia menggunakan banyak rempah dan bumbu yang terkadang membuat gentar para pemula yang hendak mencoba belajar membuatnya. Bahkan bagi orang Indonesia sekalipun. ^_^
![]() |
Puree buah delima (pomegranate paste) |
![]() |
Kacang Walnut |
Cerita selanjutnya bisa ditebak, si jago masak ini pun meminta resep rendang yang saya gunakan. Dengan penuh rasa bangga saya pun mulai menyebutkan satu persatu, Cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, jintan, ketumbar, kayu manis, kapulaga, cengkeh, kembang lawang, jahe, kunyit, lengkuas, daun jeruk, daun salam, daun kunyit.... Dan semakin panjang daftar bumbu yang saya sebutkan maka semakin besar pula mata Said melotot membuat saya tersadar betapa banyaknya bahan rempah yang harus digunakan untuk memasak rendang. God! I think I can not make it Endang, adalah komentar singkat yang dia ucapkan ketika akhirnya saya berhasil menyelesaikan penjelasan memasak rendang yang membuat saya menggaruk-garuk kepala sendiri. ^_^
Tentu saja tidak semua masakan Indonesia serumit rendang dalam hal bumbu dan proses membuatnya, namun saya harus akui dibandingkan dengan masakan Persia maka masakan tanah air kita memang terkesan sulit untuk dibuat. Persia selain terkenal dengan kebudayaannya yang termasyhur juga dengan kulinernya yang sedap. Menurut Said tidak sulit untuk menemukan restoran Persia di Eropa, termasuk juga bumbu masakan khas Persia di supermarket disana. Sayangnya di Indonesia cukup sulit untuk menemukan restoran yang menyajikan masakan Persia. Â
Nah salah satu makanan Persia yang cukup terkenal dan biasanya disajikan di setiap restoran a la Persia adalah khoresh fesenjaan yang kali ini saya hadirkan. Masakan ini sudah sangat lama dijanjikan Said untuk dibagikan ke saya namun terkendala pada dua bahan yang sulit ditemukan di Indonesia yaitu puree buah delima atau pomegranate paste dan kacang walnut. Untuk kacang walnut sebenarnya beberapa supermarket besar juga menjualnya hanya saja kualitasnya tentu saja tidak sebaik yang diharapkan Said. Jadi ketika beberapa bulan lalu dia kembali dari berlibur di Swedia maka kedua bahan tersebut dibawanya serta dan minggu lalu khoresh fesenjaan pun berhasil kami eksekusi.Â
Khoresh fesenjaan merupakan masakan a la Persia yang terbuat dari unggas (ayam, bebek, kalkun) yang dimasak bersama kacang walnut yang dihaluskan dan pasta buah delima. Jangan terkecoh dengan tampilannya yang coklat gelap dan kental seperti rendang karena rasanya sama sekali tidak seperti rendang. Khoresh fesenjaan terasa asam dan sedikit manis berkolaborasi dengan gurihnya walnut. Sulit untuk mengungkapkan rasanya dengan kata-kata yang tepat namun yang jelas saya menyukai cita rasanya terutama kala disantap dengan nasi putih hangat. Kali ini di bawah tatapan mata Said yang penuh rasa bangga karena berhasil menyajikan masakan khas negaranya, saya pun dengan penuh semangat berulangkali menyendokkan nasi ke piring yang dalam sekejap menjadi kosong.Â
Harus saya akui masakan ini mungkin akan sulit untuk anda praktekkan di rumah mengingat bahan yang mustahil untuk ditemukan terutama pasta buah delima. Puree buah delima nan kental yang dikemas dalam botol ini belum pernah saya lihat dijual di Jakarta. Warnanya ungu gelap dengan konsistensi yang pekat, ketika saya cicipi rasanya sangat asam dan mirip dengan puree asam Jawa. Terpikir oleh saya mungkin jika saya ingin membuatnya lagi saya akan mengganti puree delima ini dengan air asam Jawa, walau tentunya warna khoresh fesenjaan akan menjadi tidak terlalu gelap. Sebagaimana masakan Iran lainnya maka tidak ada yang sulit dalam membuatnya, bumbu yang digunakan cukup minimalis hanya mengandalkan pada bawang bombay dan sedikit rempah bubuk lainnya.Â
Walau saya akui khoresh fesenjaan sangat lezat, namun tentu saja lidah saya tetap mengatakan rendang jauh lebih sedap. Tentunya saya tidak mengungkapkan pendapat itu di depan Said. ^_^
Tertarik dengan resep dan prosesnya? Silahkan cek proses di bawah ini ya. Â
Khoresh Fesenjaan
Resep diadaptasikan dari keluarga Said Z.Â
Untuk 4 porsi
- 1 buah bawang bombay, parut kasar
- 2 sendok makan minyak
- 1 sendok teh pasta/puree tomat
- 200 ml puree buah delima (pomegranate puree)
- 1 butir jeruk nipis, peras airnya
- 2 sendok makan minyak sayur untuk menumis ayam
- 400 gram daging ayam, potong-potong sesuai selera + 1/2 sendok teh garam + 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1/2 sendok teh kunyit bubuk
- 1/2 sendok teh kayu manis bubuk
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1/2 sendok teh cabai bubuk- 1 sendok makan gula pasir
Cara membuat:
Siapkan kacang walnut, jika kacang yang anda gunakan masih mentah, letakkan kacang di loyang datar untuk memanggang kue kering. Kemudian panggang kacang sebentar di dalam oven bersuhu 170'C hingga matang.Â
Membutuhkan sekitar 5 - 10 menit, atau sangrai sebentar kacang di wajan menggunakan api sedang hingga kacang berbau harum dan matang. Jangan memanggang terlalu lama karena kacang mudah menjadi gosong. Angkat kacang dan haluskan menggunakan blender/food processor hingga menjadi bubuk walnut.Â
Masukkan kacang ke dalam panci bersama bawang bombay, tambahkan 2 sendok makan minyak, tumis dengan api sedang hingga harum dan tampak kecoklatan. Sekitar 15 menit. Aduk-aduk selama proses penumisan supaya tidak gosong.
Tuangkan 200 ml air ke tumisan kacang walnut. Tutup panci dan masak dengan api kecil hingga mendidih. Masukkan puree tomat, puree buah delima, dan air jeruk nipis, aduk rata dan masak dengan api kecil. Selama kacang dimasak kita akan menumis ayamnya.
Siapkan ayam, lumuri permukaannya dengan 1 sendok teh garam dan 1/2 sendok teh merica bubuk. Siapkan wajan atau panci lainnya, beri 2 sendok makan minyak. Masukkan ayam, tumis hingga permukaannya kecoklatan.Â
Tambahkan kunyit bubuk, bawang putih, kayu manis bubuk, merica bubuk dan cabai bubuk. Aduk rata dan tumis hingga harum. Aduk-aduk ayam selama ditumis untuk mencegah permukaan ayam menjadi gosong
Angkat dan sajikan dengan nasi hangat. Super yummy!
References
- ^ Chicken Saffron (www.justtryandtaste.com)
- ^ Ghormeh Sabzi (www.justtryandtaste.com)
- ^ Khoresh (en.wikipedia.org)
- ^ Fesenjaan (en.wikipedia.org)
Source : http://www.justtryandtaste.com/2014/06/khoresh-fesenjaan-uniknya-masakan-ayam.html