-->

Kamis, 02 Juli 2015

Pertama kali saya merasakan makanan ini sekitar 15 tahun yang lalu saat awal-awal saya tinggal  di Jakarta. Seorang teman mengajak saya untuk menginap di rumah salah satu sepupunya dan saat makan siang tiba kami disuguhi dengan sepiring besar kangkung rebus beserta sambal rujak. Pertama kali mendengar dan melihatnya saya terheran-heran, setahu saya yang namanya rujak umumnya disantap dengan buah-buahan, yah okeh rujak cingur atau rujak petis a la Jawa Timuran juga menggunakan bahan sayuran di dalamnya hanya saja bumbunya sedikit berbeda dan mengandung petis. Namun rujak kangkung ini benar-benar kangkung yang disantap dengan sambal rujak buah. Walau terdengar aneh namun tidak membuat saya ragu untuk mengambil seporsi kangkung dengan kucuran sambal gula merah nan pedas di atasnya. Rasanya? Hmm, laziz!

Entah siapa penemu makanan lezat ini, katanya rujak kangkung berasal dari daerah Kuningan, Jawa Barat - tolong koreksi ya jika saya salah - yang jelas menurut saya si penemu rujak kangkung adalah seorang yang sangat jenius sekali ^_^. Selama ini jika menyantap kangkung saya hanya menggunakan sambal berambang-asem, klik disini[1] untuk resepnya, namun setelah mengenal versi kangkung dengan sambal rujak maka saya sering membuat selingan lainnya untuk menyantap kangkung yang harganya murah meriah ini. Apalagi sejak sebuah supermarket besar di Jakarta  mengobral harga kangkung menjadi lima ratus rupiah seikat. Entah bagaimanakah nasib pedagang lokal di pasar tradisional jika harga kangkung dan bayam a la supermarket saja lebih murah dibandingkan dengan yang mereka jual. Terus terang saya mendukung produk lokal dan pasar tradisional, namun bagaimana jika harga seikat sayur di pasar lebih mahal tiga kali lipat dibandingkan dengan versi supermarketnya?

Kembali ke rujak kangkung, makanan ini mudah, murah, minim kalori, dan menyehatkan. Rasanya pun mantap di santap dengan nasi panas atau dimakan begitu saja sebagai camilan yang tidak membuat badan melar. Rasanya yang pedas dan nano-nano membuat kantuk pun hilang seketika, namun siap-siap jika mules datang menyerang. Agar rasanya maksimal jangan rebus kangkung terlalu lama, saya sendiri lebih suka mengukus kangkung atau sayuran lainnya dibandingkan memasaknya dengan cara merebus. Kukus kangkung setengah matang sehingga batangnya masih renyah, siram kangkung dengan air dingin agar proses pematangan berhenti dan kangkung tidak menjadi lebih lembek. Peras kuat-kuat airnya dan siap disantap dengan sambal. 

Sambal rujaknya sendiri paling sedap jika dibuat saat itu juga ketika kangkung akan disantap sehingga rasanya masih fresh. Air liur anda sudah menetes membayangkannya? Okeh, yuk kita langsung ke resepnya saja yang simple.  ^_^


Rujak Kangkung

Resep hasil modifikasi sendiri

Bahan:

- 3 ikat kangkung, siangi, cuci bersih

- 150 - 200 gram gula Jawa, sisir

- 1/2 sendok teh terasi bakar

- 4 butir cabai rawit merah

- 1/2 sendok teh garam

- 3 - 4 sendok makan air asam Jawa 

Cara membuat:

Kukus kangkung hingga setengah matang, jangan berlebihan mengukus kangkung hingga batangnya menjadi lembek. Kangkung yang terlalu matang akan menimbulkan rasa eneg. Angkat kangkung, masukkan ke dalam wadah plastik berlubang, siram dengan air dingin untuk menghentikan panas dan pematangan kangkung. Peras kuat-kuat hingga airnya habis. Sisihkan.

Siapkan cobek, haluskan cabai, garam dan terasi, tambahkan gula merah, dan tumbuk hingga semua bahan halus. Tuangkan air asam, aduk rata. Cicipi rasanya, sesuaikan rasa asin dan manisnya dengan menambahkan garam dan gula. 

Tata kangkung di wadah, siramkan bumbu rujak ke atas kangkung dan siap disantap. Paling sedap tentu saja dengan nasi hangat dan tempe goreng. Mantap!

  

References

  1. ^ disini (www.justtryandtaste.com)

Source : http://www.justtryandtaste.com/2012/12/rujak-kangkung.html
 
Sponsored Links