-->

Sabtu, 09 Juli 2016


Chiffon cake. Cake yang selalu membuat saya ogah, enggan, malas, takut, sport jantung kala akan mencobanya. Entah sudah berapa banyak percobaan yang berakhir gagal, mulai dari cake bantat, cake melorot dan berpinggang, cake mengembang dan membumbung tinggi di luar loyangnya sehingga bentuknya menyerupai jamur super besar, hingga cake merekah seperti bolu kukus.  Semua itu membuat minat saya untuk mengeksekusi chiffon cake ini akhirnya padam. Untuk apa dicoba? Menghabiskan bahan, waktu, tenaga dan pikiran untuk sebuah cake yang akhirnya toh akan gagal maning, gagal maning. Lebih baik tenaga ini digunakan untuk membuat cake lainnya yang super simple dan pasti wokeh hasilnya. Bahkan dorongan semangat dari teman-teman pembaca JTT agar saya mencobanya sekali lagi tak mampu membuat saya untuk bergeming. 

Tapi sampai kapan saya akan terus didera rasa ketakutan seperti ini? Sampai kapan skill saya hanya terbatas pada resep-resep cake mudah yang terkadang tantangannya pun sudah menghilang dan rasa happy ketika cake matang keluar dari kukusan atau oven sudah tidak terasa lagi disana. Greng-nya sudah tidak ada, karena yakin cake pasti berakhir dengan sukses.  Sabtu kemarin saya pun memutuskan untuk mengakhiri sifat pengecut saya dan mulai mengkalkulasi kerugian yang akan saya terima jika satu resep chiffon cake gagal. Hasilnya adalah zero. Yep nol, karena sebenarnya saya tidak mengalami kerugian apa-apa (Ehem, kecuali rasa percaya diri yang mungkin akan semakin down). Cake gagal toh masih bisa dimakan. Chiffon cake gagal rasanya tetap lezat dan empuk. Selain itu bukankah kegagalan merupakan awal dari sebuah kesuksesan? Walaupun skor di posisi 4 : 0, yang artinya 4 gagal dan nol sukses,  setidaknya banyak pelajaran yang bisa saya petik dari pengalaman itu. Jadi saya pun sekali lagi mencoba peruntungan saya membuatnya, kali ini harus sukses karena akan saya hadiahkan untuk Ibu tercinta sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Paron. ^_^


Entah karena tujuan membuat cake ini terbilang mulia, atau karena sudah begitu banyak pelajaran yang saya petik kala membuat chiffon cake sebelumnya, atau karena terlalu banyak literatur tentang proses membuat chiffon cake yang bersarang di dalam benak, yang jelas proses membuat chiffon cake kali ini super mulus dan hasilnya mantap! Ketika cake mengembang dengan cantiknya di dalam oven saya masih pesimis, karena pengalaman sebelumnya juga seperti ini. Cake mengembang dengan sukses di dalam oven dan mengempis juga dengan sukses di luar oven. Namun ketika loyang cake saya balikkan di atas sebuah kaleng baking powder dan setelah dua jam disana masih terlihat kokoh serta tidak menyusut sama sekali barulah saya bisa berjoget ria di dapur. Kali ini sepertinya saya bisa memberanikan diri untuk menulis postingan baru di JTT, dan ini tentang chiffon cake!

Kalau dipikir-pikir sebenarnya membuat chiffon cake hampir mirip seperti membuat cotton Japanese cheesecake. Adonan chiffon cake umumnya terbagi menjadi dua bagian. Adonan pertama atau adonan dasar umumnya terbuat dari kuning telur, minyak, air/santan/susu cair dan tepung terigu (plus baking powder atau tidak), khusus untuk Japanese cheesecake maka pada adonan dasar ini ditambahkan cream cheese. Adonan kedua adalah meringue, yaitu putih telur yang dikocok hingga kaku bersama gula dan terkadang menggunakan sedikit cream of tartar. Adonan pertama umumnya memiliki tekstur pekat dan kental, namun ketika meringue dimasukkan dan diaduk maka adonan secara keseluruhan akan menjadi ringan dan fluffy.  

Chiffon cake hadir dengan aneka rasa dan warna, misalnya coklat, orange, pandan, taro (talas), pisang atau ketela rambat. Untuk pemula, saya sarankan untuk tidak mencampurkan aneka bahan lainnya di dalam adonan dasar, kecuali pewarna atau perasa seperti pasta atau coklat bubuk. Karena menambah bahan seperti talas, pisang atau ketela rambat biasanya akan membuat adonan menjadi lebih berat. Adonan berat akan membuat cake susah naik dan mengembang. Jadi pastikan anda menguasai terlebih dahulu resep simple membuat chiffon cake, jika yang satu ini sukses maka anda boleh merambah ke bagian modifikasi resep. Saya tahu memang memodifikasi resep merupakan hal yang mengasyikkan, terus terang saya pernah melakukan modifikasi resep chiffon cake dengan menambahkan talas yang dihaluskan. Kala itu saya bahkan belum pernah sukses membuat simple chiffon cake dan sudah berlagak hendak membuat versi lebih ribetnya. Ketika cake pertama sukses melorot dari loyangnya, dan cake kedua mengalami nasib yang sama barulah saya menyadari bahwa membuat chiffon cake bukanlah pekerjaan enteng. ^_^

Menurut Wikipedia, chiffon cake merupakan jenis cake yang sangat ringan dan terbuat dari minyak sayur, telur, gula, tepung terigu, baking powder dan perasa. Cake ini merupakan kombinasi dari tipe cake yang terbuat dari adonan (batter) dan tipe cake busa (tipe spons). Sebagai lemaknya digunakan minyak sayur, ini berbeda dengan cake tradisional umumnya yang menggunakan mentega. Tapi minyak sayur sulit untuk di kocok hingga gelembung udara bisa masuk sebanyak-banyaknya ke dalam adonan, karena itu chiffon cake, seperti halnya angel cake dan jenis cake busa lainnya, untuk menghasilkan tekstur yang fluffy yaitu dengan cara mengocok putih telur hingga kaku dan kemudian mencampurkannya ke adonan cake sebelum dipanggang. Adonan dasar cake yang mengandung minyak terlebih dahulu telah diaduk bersama bahan lainnya sebelum meringue dicampurkan. Cake ini benar-benar menggantungkan pada kocokan putih telur yang maksimal dan bahan pengembang untuk membantunya naik dengan baik.

Kandungan minyak dan telur yang tinggi pada chiffon cake menciptakan cake yang sangat moist, dan karena minyak tetap cair walau pada suhu ruang membuat cake ini tidak akan mengeras atau mengering sebagaimana cake dengan mentega sebagai bahannya (butter cake). Kondisi ini membuat chiffon cake sangat tepat jika dibanding jenis cake lainnya untuk ditambahkan lapisan isi atau frosting yang perlu disimpan di kulkas terlebih dahulu atau bahkan dibekukan, seperti cream pastry atau ice cream. Chiffon cake juga jika dibandingkan dengan butter cake memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih rendah, sehingga kerap kali dianggap 'lebih sehat' dibanding dengan cake yang menggunakan mentega/margarine sebagai bahan dasarnya. Satu kelemahan cake ini, karena tidak mengandung mentega maka chiffon cake juga memiliki rasa yang kurang nendang dibandingkan butter cake, jadi sebaiknya cake ini disajikan bersama bahan  lainnya seperti coklat atau buah-buahan. Lemon atau orange chiffon cake biasanya memasukkan parutan kulit jeruk lemon, kulit jeruk orange beserta jus buahnya. Sedangkan pandan chiffon cake menggunakan ekstrak pandan atau pasta pandan sebagai perasanya.

Sekedar informasi tambahan, cake ini diciptakan pertama kali pada tahun 1927 oleh Harry Baker, seorang sales asuransi di California yang kemudian beralih profesi menjadi pengusaha catering. Baker menyimpan resep ini secara rahasia selama 20 tahun hingga kemudian dia menjualnya ke General Mills. Pada saat itu nama cake ini kemudian berubah menjadi 'chiffon cake', dan satu set resep yang terdiri atas 14 resep dan variasinya kemudian dilepas ke khalayak ramai melalui pamflet Betty Crocker  pada tahun 1948. 


Nah sekarang kita menuju ke prosesnya. Hal terutama ketika anda hendak membuat cake ini adalah gunakan loyang bongkar pasang khusus untuk chiffon cake dengan lubang di tengah. Biasanya loyang ini juga dilengkapi dengan kaki pada tepian permukaannya. Jangan mengolesi loyang dengan mentega/margarine atau dengan taburan tepung atau mengalasinya dengan kertas baking. Loyang yang tidak diolesi dan diberi apapun bertujuan agar adonan mampu menempel dengan baik pada sisi-sisi loyang saat cake dipanggang dan membuat cake tidak melorot kala telah matang. Lubang di tengah loyang memberikan kesempatan udara panas mampu bersirkulasi dengan baik sehingga panas oven akan mampu mencapai bagian tengah cake. Ketika cake telah matang dan keluar dari oven maka loyang cake harus secepatnya dibalikkan. Jika loyang tidak dilengkapi dengan kaki maka biasanya digunakan botol atau wadah tinggi lainnya sebagai penopang sehingga bagian permukaan cake masih tetap bersentuhan dengan udara terbuka. Membalikkan loyang cake dengan segera bertujuan untuk mencegah cake mengerut, menyusut dan kehilangan volumenya. 

Sekarang kita berbicara mengenai bahan yang dipergunakan. Pertama adalah telur. Telur harus dipisahkan antara kuning dan putihnya. Untuk mempermudah pekerjaan ini maka gunakan telur dingin yang baru saja keluar dari chiller kulkas. Kondisi dingin cenderung membuat kuning telur mengeras dan mencegahnya pecah kala anda pisahkan dari putihnya. Letakkan kuning telur dan putih telur pada mangkuk terpisah, tutup dengan baik dan diamkan di suhu ruang selama 30 menit. Kondisi suhu ruang ini akan membuat putih telur menjadi lebih encer dan mampu mengembang dengan maksimal kala dikocok dengan mikser. 

Anda bisa menambahkan sedikit cream of tartar saat mengocok putih telur. Cream of tartar berbentuk tepung putih, memiliki sifat asam dan berfungsi untuk menstabilkan kocokan putih telur dan mampu membuat kocokan tetap bertahan dengan baik. Cream of tartar terbuat dari kerak yang terbentuk dalam proses pembuatan minuman anggur atau wine. Walau sudah tidak mengandung alkohol namun beberapa masih meragukan kehalalannya, jadi penggunaannya saya kembalikan ke kepercayaan anda masing-masing. Jika anda merasa tidak ingin memasukkannya ke dalam kocokan putih telur maka skip saja bahan ini atau anda bisa menggantikannya dengan 1/2 sendok makan air jeruk nipis.

Soft peaks

Putih telur harus dikocok hingga terbentuk soft peak (ketika alat pengocok diangkat maka ujung kocokan putih telur tampak membentuk puncak yang lemas, terkulai ke satu sisi) kemudian gula ditambahkan dan telur dikocok kembali hingga terbentuk stiff peaks (ketika alat pengocok diangkat maka kocokan tampak membentuk puncak yang kaku, tidak terkulai sama sekali). Pada saat ini kocokan putih telur tampak terlihat glossy (mengkilap), opaque (pekat/tidak transparan) dan sangat kaku. Bagian ini merupakan proses yang paling krusial dan penting dalam pembuatan chiffon cake dan umumnya yang menjadi sumber kegagalan: chiffon susah mempertahankan bentuknya kala telah keluar dari oven. Karena itu tes lah beberapa kali dengan mematikan mikser dan mengangkat alat pengocok, jika puncak yang kaku belum terbentuk maka lanjutkan mengocok hingga tercapai kondisi yang disyaratkan. 
Stiff peaks/puncak yang kaku

Karena unsur bahan-bahan yang ringan sangat penting dalam pembuatan chiffon cake maka tepung yang digunakan juga harus diperhatikan. Gunakan tepung terigu protein rendah atau tepung untuk cake. Jika anda menggunakan tepung terigu serba guna (all purpose flour) atau protein sedang maka campurkan sedikit tepung maizena ke dalamnya. Untuk menghasilkan 225 gram tepung digunakan campuran tepung terigu protein sedang (serba guna) sebanyak 180 gram ditambah dengan 45 gram tepung maizena. Untuk gula, gunakan gula bubuk atau butiran gula yang sangat halus. Anda bisa membuatnya sendiri dengan menghaluskan gula pasir biasa dengan menggunakan blender, atau coffee grinder hingga menjadi tepung.

Sebagaimana penjelasan pada paragraf sebelumnya, chiffon cake tidak menggunakan mentega/margarine melainkan minyak sayur. Minyak membuat cake tetap lembut dan moist karena tetap cair pada suhu ruang. Jadi jangan gantikan minyak sayur dengan mentega atau margarine leleh sekalipun, karena mentega/margarine leleh akan membeku kembali kala telah kembali ke suhu ruang dan membuat tekstur cake menjadi keras. Anda bisa menggunakan aneka jenis minyak sayur yang tidak memiliki rasa dan aroma seperti canola, minyak jagung atau biji bunga matahari atau minyak kelapa sawit yang kita gunakan sehari-hari. Karena cake ini tidak memiliki aroma dan rasa yang spesial maka kita perlu menambahkan extra flavor pada cake, untuk resep ini maka ekstrak pandan yang digunakan. Anda bisa menggunakan ekstrak pandan buatan sendiri dari daun pandan yang diblender dengan sedikit air dan diperas atau gunakan pasta pandan yang banyak dijual di toko bahan kue.


Hal penting lainnya dalam proses pembuatan chiffon cake adalah proses mengaduk adonan dasar dengan meringue (kocokan putih telur). Karena adonan dasar umumnya memiliki konsistensi kental dan padat maka biasanya kita akan sedikit menemui kesulitan kala akan mencampurkannya dengan kocokan putih telur yang kaku berbusa. Satu trik untuk memudahkannya adalah mencampurkan sedikit meringue ke adonan dasar, aduk dengan teknik aduk balik sehingga adonan menjadi sedikit encer. Kondisi encer membuat kita lebih mudah untuk mencampurkan sisa meringue ke adonan. Jangan memasukkan meringue sekaligus banyak, karena akan sulit untuk tercampur dengan baik yang akhirnya memaksa kita untuk terlalu banyak mengaduk, akibatnya busa akan menghilang dan cake akan susah untuk mekar dengan baik. Masukkan meringue secara bertahap, pastikan teraduk dengan baik sebelum anda masukkan bagian berikutnya. 

Jangan lupa, ketika mengaduk campuran adonan maka selalu gunakan teknik aduk balik atau lipat (folding), jangan mengaduk secara memutar atau searah dengan jarum jam. Chiffon cake yang mengembang, lembut dan empuk ini terbentuk oleh kocokan putih telur yang maksimal, karena itu usahakan sesedikit mungkin membuat si meringue menjadi kempis dan kehilangan gelembung udaranya. Teknik aduk balik dilakukan dengan cara menyisiri tepian wadah berisi adonan hingga ke bagian dasarnya kemudian putarkan pergelangan tangan anda sehingga adonan menjadi terbalik. Atau anda juga bisa membelah adonan dari bagian tengah hingga menyentuh dasar wadah, kemudian seret spatula ke kiri dan balikkan adonan. Lakukan gerakan ini dengan lembut dan perlahan sementara tangan kiri anda memegang tepian wadah dan memutar-mutarkannya sehingga semua bagian adonan mampu teraduk dengan baik. Usahakan agar gumpalan-gumpalan besar putih telur tidak nampak, karena gumpalan ini tidak akan mencair kala adonan dipanggang. Biarkan gumpalan kecil sebesar kacang tanah. 

Chiffon cake pandan ini sedap disantap begitu saja, atau hiasi dengan taburan gula bubuk. Rasanya yang lembut memang luar biasa, namun yang lebih luar biasa adalah akhirnya saya berhasil membuatnya sendiri. Ketika cake ini dipotong dan separuh disantap beramai-ramai bersama Ibu, adik dan tante-tante saya, semua mengatakan, Waahh enak banget! Sudah layak buka bakery nih! ^_^

Berikut proses dan resep lengkapnya ya!

Pandan Chiffon Cake
Resep diadaptasikan dari web Joy of Baking - Orange Chiffon Cake[1] 

Untuk 1 buah cake dengan loyang chiffon diameter 25 cm

Bahan:

-  6 butir telur + 1 butir putih telur

- 225 gram tepung terigu protein rendah/cake flour yang telah diayak *)
- 300 gram gula bubuk **)
- 1 sendok  makan baking powder (saya pakai double acting BP)
- 1/2 sendok teh garam halus
- 180 ml air + 2 sendok teh pasta pandan instan ***)
- 120 ml minyak sayur (saya pakai minyak goreng biasa)
- 1 sendok teh vanilla ekstrak
- 1/2 sendok teh cream of tartar (optional) ****)

* Gunakan tepung terigu protein rendah yang diperuntukkan untuk cake atau kue kering. Jika anda hanya memiliki tepung terigu serba guna (protein sedang) maka anda bisa mencampurkannya dengan tepung maizena untuk mengurangi kadar glutennya. Untuk mendapatkan 225 gram tepung, campurkan 180 gram tepung terigu serba guna dengan 45 gram tepung maizena.

**) Gula bubuk bisa dibuat sendiri dengan menghaluskan gula pasir biasa dengan menggunakan blender dry mill atau coffee grinder hingga halus seperti tepung.

***) Pasta pandan instan merupakan cara yang mudah dan simple. Atau anda bisa juga membuat ekstrak pandan sendiri dengan memblender 10 lembar daun pandan dengan 200 ml air, dan ambil ekstraknya sebanyak 180 ml. Jika warnanya kurang hijau maka tambahkan beberapa tetes pewarna makanan warna hijau ke dalam adonan. Untuk airnya, anda bisa menggunakan air biasa atau menggantikannya dengan susu cair atau santan dengan kekentalan sedang dengan porsi yang sama.

****) Cream of tartar berbentuk tepung putih, memiliki sifat asam dan berfungsi untuk menstabilkan kocokan putih telur dan mampu membuat kocokan tetap bertahan dengan baik. Cream of tartar terbuat dari kerak yang terbentuk dalam proses pembuatan minuman anggur atau wine. Walau sudah tidak mengandung alkohol namun beberapa masih meragukan kehalalannya, jadi penggunaannya saya kembalikan ke kepercayaan anda masing-masing. Jika anda merasa tidak ingin memasukkannya ke dalam kocokan putih telur maka skip saja bahan ini atau anda bisa menggantikannya dengan 1/2 sendok makan air jeruk nipis. 

Baca artikel saya mengenai cream of tartar di Bagian II: Mengenal Baking Powder, Baking Soda, Cream of Tartar,  Cake Emulsifier dan Ragi Roti[2]

Cara membuat:
Persiapan 


Pisahkan putih telur dari kuningnya ketika telur masih dalam kondisi dingin (baru saja keluar dari chiller kulkas). Kondisi dingin membuat telur mengental dan keras sehingga mencegah kuning mudah pecah saat dipisahkan. Letakkan putih dan kuning telur pada dua buah wadah yang terpisah. Pastikan wadah untuk putih telur bersih, bebas lemak dan jaga jangan sampai ada kuning telur pecah yang menetes di putih telur. Sedikit lemak apapun bentuknya akan membuat putih telur anda tidak akan kaku kala dikocok. Tutup wadah dengan plastik wrap atau penutup lainnya dan diamkan selama 30 menit agar kembali ke suhu ruang. 

Siapkan oven, set di suhu 170'C api atas dan bawah. Jika oven anda pendek maka letakkan rak pemanggang di bagian paling bawah, tapi jika oven anda cukup tinggi letakkan di tengah. Pastikan permukaan loyang cake yang tinggi tidak bersentuhan dengan langit-langit oven. 

Siapkan loyang bongkar pasang khusus untuk chiffon, diameter 25 cm. Biasanya berbentuk bulat dengan lubang di tengah yang bisa dilepas. Ada yang memiliki kaki untuk tempat berdiri kala cake di balikkan ketika telah matang, ada yang tidak (seperti yang saya gunakan). Biarkan loyang dalam kondisi bersih, bebas lemak, jangan mengolesinya dengan apapun atau mengalasinya dengan kertas baking. Sisihkan. 

Membuat adonan dasar 


Siapkan mangkuk yang besar, masukkan tepung terigu, baking powder, garam dan 250 gram gula bubuk (50 gram sisanya akan kita pergunakan untuk mengocok putih telur). Kocok dengan speed rendah dengan menggunakan mikser (anda bisa menggunakan standing mixer atau hand mixer) hingga tercampur baik (sekitar 30 - 40 detik). 

Buat sumur di tengah tepung, masukkan kuning telur (6 kuning telur), air dan pasta pandan, minyak sayur dan vanilla ekstrak. Kocok dengan speed sedang hingga tercampur dengan baik, kira-kira selama 1 menit. Jangan lupa untuk membersihkan sisi-sisi mangkuk dengan spatula dan campurkan dengan adonan yang dimikser. Matikan mikser, cuci hingga bersih pengocoknya dengan air sabun dan keringkan. Kita akan menggunakannya untuk mengocok putih telur.

Membuat meringue 


Siapkan mangkuk besar, pastikan bersih dan bebas lemak. Tuangkan putih telur (anda memerlukan 7 putih telur untuk resep ini. Kocok dengan speed sedang hingga tampak berbusa besar (sekitar 30 detik), taburkan cream of tartar di permukaannya (jika pakai). Kemudian lanjutkan mengocok dengan speed tinggi hingga putih telur terbentuk soft peaks (ketika alat pengocok diangkat maka ujung kocokan putih telur tampak membentuk puncak yang lemas, terkulai ke satu sisi. 

Taburkan 50 gram gula bubuk dalam 2 tahap dan lanjutkan mengocok dengan speed tinggi hingga terbentuk stiff peaks (puncak kaku), ketika alat pengocok diangkat maka kocokan tampak membentuk puncak yang kaku, tidak terkulai sama sekali.  Pada kondisi ini kocokan putih telur tampak terlihat glossy (mengkilap), opaque (pekat/tidak transparan) dan sangat kaku. Untuk mengetesnya, maka matikan beberapa kali mikser dan angkat pengocok jika ujung kocokan putih telur masih terkulai maka lanjutkan kembali.

Note: jika stiff peaks sudah tercapai segera hentikan mengocok. Melanjutkannya terus akan membuat putih telur pecah, terpisah antara air dengan material penyusunnya dan tidak bisa dipergunakan kembali. 

Mencampur adonan (folding)

Ambil sesendok besar kocokan putih telur, masukkan ke dalam campuran adonan dasar, aduk perlahan dengan menggunakan spatula dengan menggunakan teknik aduk balik (folding). Baca penjelasan saya mengenai ini di paragraf pembuka diatas. Lakukan proses mengaduk dengan gerakan lembut dan perlahan hingga konsistensi adonan dasar menjadi tidak terlalu kental. Proses ini untuk memudahkan kita mencampurkan sisa putih telur ke dalam adonan. 

Kemudian masukkan sisa meringue ke dalam adonan dalam 3 tahapan (jangan memasukkan sekaligus semua kocokan putih telur karena akan menyulitkan anda untuk mencampurkannya dengan baik dan memaksa anda untuk mengaduk secara berlebihan). Usahakan agar gumpalan besar putih telur menghilang (karena gumpalan ini tidak akan terurai kala adonan di panggang), biarkan gumpalan adonan seukuran biji kacang tanah. 

Note: lakukan proses mengaduk dengan hati-hati untuk menjaga supaya adonan tidak kempes. 


Tuangkan adonan ke dalam loyang chiffon. Panggang selama 60 menit atau jika permukaan cake tampak mulai coklat keemasan maka anda bisa mengecek kematangangannya dengan menusuk bagian terdalam cake dengan menggunakan lidi atau tusuk sate yang panjang. Jika tidak ada adonan yang menempel, dan lidi keluar dengan mulus maka cake telah matang.

Keluarkan cake dari oven dan segera balikkan cake sehingga sisi permukaan cake menghadap ke bawah. Jika anda tidak memiliki loyang chiffon berkaki maka topanglah loyang dengan meletakkan botol atau wadah tinggi lainnya di bagian tengah loyang chiffon sehingga aerasi tetap baik dan uap panas segera menghilang (jangan menelungkupkan loyang berisi cake langsung di permukaan meja). Cake perlu didinginkan hingga benar-benar dingin, memerlukan waktu sekitar 2 - 3 jam di dapur saya, namun ini perlu agar cake tidak melorot saat dibalikkan. 


Ketika cake benar-benar telah dingin, balikkan loyang dan lepaskan dengan cara menjalankan sebuah pisau tipis pada bagian tepian loyang dan tarik cake hingga bagian tengah loyang lepas. Kemudian lanjutkan dengan menjalankan pisau di bagian dasar dan tengah cake, kemudian cake anda balikkan di wadah datar dan dilepaskan dari bagian tengah loyang. 

Cake siap disantap begitu saja, atau dengan taburan gula bubuk diatasnya atau dengan ice cream. Super yummy!  

Source:
Wikipedia - Chiffon Cake [3]
Joy of Baking - Orange Chiffon Cake[4] 


Source : http://www.justtryandtaste.com/2015/03/pandan-chiffon-cake-tips-sukses.html
 
Sponsored Links