Kalau sudah rejeki dari Atas, nggak akan lari kemana. Anda mungkin sudah sering mendengar kalimat ini. Bahkan mungkin sering mengucapkannya pula. Nah dua minggu yang lalu kala saya mengantarkan adik saya, Dimas, ke sebuah klinik kulit di daerah Matraman, Jakarta Timur, untuk mengobati jerawatnya yang tumbuh subur. Saya pun memperoleh rejeki tak terduga tersebut. Bentuknya bukan uang ataupun barang melainkan sebuah resep pindang bandeng milik keluarga teman kantor saya, Fifi, yang sudah terbukti tokcer dan menjadi andalan untuk disantap kala Imlek tiba.Â
Nah Ci Ling-Ling adalah kakak dari Fifi sekaligus pemilik klinik perawatan kulit yang ternyata jago memasak dan memiliki aneka koleksi resep menarik. Salah satunya adalah bakso soun dengan wortel dan jamur kuping yang pernah saya hadirkan sebelumnya di JTT. Sebagaimana resep bakso sounnya yang mantap, maka pindang bandeng yang saya eksekusi weekend kemarin ini pun terasa 'nendang', membuat saya berulangkali menambahkan nasi hangat ke piring dan hampir menggasak seekor ikan bandeng besar yang beratnya hampir mencapai satu kilogram. Tobat!
Bakso Soun, Wortel dan Jamur Kuping a la Fifi[1]
Niat suci saya awalnya hanya untuk mengantarkan Dimas, adik saya, untuk mengobati jerawatnya. Klinik Ci Ling-Ling telah cukup terkenal di kantor, dan direkomendasikan oleh beberapa teman yang telah sukses mencobanya. Beberapa bahkan membawa putera remaja mereka yang memiliki problem jerawat dan terbukti oke hasilnya, tentu saja asalkan dilakukan dengan teratur. Selain si jerawat bisa sembuh dengan memuaskan, harga obat dan perawatan yang ditawarkan oleh Ci Ling-Ling pun tergolong sangat terjangkau. Jadi tidak heran jika teman-teman saya di kantor rutin merawat wajahnya disana.
Nah, saat berbalas pesan dengan Fifi menanyakan alamat lengkap klinik kakaknya, tak terduga teman kantor saya ini meminta saya untuk sekaligus menanyakan resep pindang yang sering dimasak keluarganya. Mba, nanti sekalian tanya ke Cici resep pindang pare, pindang bandeng dan pindang cumi-cumi. Rasanya mantap banget! Seperti biasa, tawaran mendapatkan resep andalan keluarga tidak pernah saya lewatkan, selain itu pindang bandeng bumbu kecap a la Betawi yang sering disajikan kala Hari Raya Imlek ini merupakan resep yang belum pernah saya eksekusi sebelumnya. Apalagi pindang pare dan cumi-cumi, yang dua ini justru tidak pernah saya dengar selama ini. Jadi tatkala menunggu Dimas dipermak wajahnya, saya pun iseng bertanya ke kakak kandung Fifi yang kalem ini.
Ci Ling-Ling sama sekali bukan tipe seseorang yang pelit ilmu. Bumbu masing-masing resep diberikannya dengan senang hati plus tips untuk membuatnya. Supaya ikan atau seafood tidak berbau amis, jangan lupa remas dengan air jeruk nipis dan garam kemudian cuci hingga bersih ya. Kemudian kucuri lagi dengan air jeruk nipis sebelum dimasak, sarannya kala saya bertanya tips menghilangkan bau amis pada ikan dan cumi-cumi a la beliau. Supaya warna ikan kecoklatan dan kecap meresap, ikan harus dilumuri dulu dengan kecap sebelum air rebusan bumbu yang mendidih dituangkan. Air panas mendidih ini akan membuat ikan langsung matang permukaannya dan menghilangkan bau amis, saya pun sibuk mencatat di handphone sambil sesekali 'ngakak' menatap Dimas yang merintih kesakitan karena wajah berjerawatnya dipermak.
Tips lainnya dari Cici, Usahakan pakai kecap yang warananya hitam pekat ya, kalau saya suka pakai kecap cap Benteng SH. Warnanya gelap, lebih kental dan rasanya lebih sedap. Saya sudah lama mendengar mengenai merk kecap yang berasal dari Tangerang ini, sayangnya kecap ini lumayan susah dicari di Jakarta karena tidak diperjual belikan bebas disini. Teringat teman baik saya, Sintya, yang berdomisili di Tangerang, saya pun berjanji dalam hati untuk memesan satu botol kecap darinya. Sementara ini saya akan menggunakan kecap manis merk apapun yang tersedia di rumah.
Kembali ke masakan bernama pindang, anda mungkin sudah sering sekali mendengarnya. Negara kita memang mengenal variasi pindang yang berbeda di berbagai daerah. Misal pindang serani asli Jepara, yang terbuat dari ikan bandeng dengan kuah kuning bening yang terasa asam dan pedas. Atau pindang ikan patin a la Palembang yang tampilannya mirip dengan sup ikan asam pedas. Atau nasi pindang, nah yang ini berasal dari daerah Kudus, Jawa Tengah, berupa nasi yang disiram dengan kuah pindang yang berwarna kecoklatan dan berisikan potongan daging sapi atau kerbau. Kalau mau ditilik maka masakan bernama pindang ini memiliki benang merah yang sama yaitu masakan yang diolah dengan cara direbus dan biasanya bahan utamanya terbuat dari protein hewani, misalnya ikan atau daging sapi.Â
Tampilan dan bumbunya bisa bervariasi, misal berkuah kuning karena menggunakan kunyit dengan rasa asam pedas atau coklat gelap karena pengaruh kecap manis, berasa manis dan tidak pedas, seperti pindang bandeng a la Betawi atau nasi pindang a la Kudus. Nah untuk tetap bisa mengakomodir si pecinta pedas maka biasanya di kuah pindang ditambahkan cabai rawit utuh yang banyak, saat disantap cabai kemudian digerus di permukaan piring berisikan nasi dan kuah panas. Wah, jadi 'ngeces' saat menulisnya. ^_^
Proses membuat pindang bandeng ini terbilang mudah, dan jika anda ingin mencoba versi cumi-cuminya, maka kedua pindang menggunakan proses dan bumbu yang sama. Untuk pindang pare, ada sedikit perbedaan bumbu dan proses, jika sudah saya coba sendiri di rumah maka pasti akan saya sharing di JTT untuk anda. Nah salah satu keunikan resep pindang bandeng kecap a la Betawi seperti ini adalah semua bumbu yang digunakan harus dibakar hingga sedikit gosong permukaannya. Cara terbaik tentunya dengan memanggangnya di atas bara, tapi saya cukup dengan meletakkan kawat pembakar ikan di atas kompor. Bawang merah, cabai merah dan cabai hijau yang besar, jahe dan kunyit, simple. Bakar hingga sedikit kehitaman kulitnya, bumbu terbakar ini akan memberikan aroma yang sedap di kuah pindang.
Karena bumbunya sederhana maka kekuatan utama si pindang supaya rasanya tidak 'cemplang' adalah pada kemampuan tukang masak untuk membuat rasa manis, asin dan asamnya menjadi balance. Berhubung karena Ci Ling-Ling tidak memberikan detail takaran dan berapa porsi kecap, garam, gula dan asam untuk satu kilogram ikan bandeng yang digunakan, maka saya pun mengira-ngiranya sendiri.
Jadi saran saya jangan ragu-ragu memasukkan takaran kecap manis, gula merah dan garam ke dalam kuah. Rasa ketiganya memang lumayan kuat untuk membuat ikan bandeng mampu menyerap hingga kesetiap serat dagingnya dan membuat warna ikan menjadi coklat gelap. Masakan pindang akan bertambah cita rasanya kala telah diinapkan dan baru disantap keesokan harinya, jadi buatlah satu hari sebelumnya dan keesokan harinya panaskan kembali. Masakan siap anda santap dengan nasi panas sebakul.
Overall, pindang bandeng ini sedap dan mantap! Thanks untuk Ci Ling-Ling dan Fifi atas resep milik keluarganya yang sedap.
Wokeh berikut resep dan prosesnya ya!
Pindang Bandeng a la Ci Ling-Ling
Resep diadaptasikan dari resep keluarga Ci Lingling
Untuk 1 ekor ikan bandeng ukuran besar
Tertarik dengan resep berbahan ikan bandeng lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Bandeng Masak Pindang Serani
Pindang Ikan Patin[2][3]
Nasi Pindang a la Kudus[4]
Bahan:
- 1 ekor ikan bandeng ukuran besar, siangi dan potong menjadi 6 bagian
- 1 butir jeruk nipis
- 1 sendok makan garam
Bumbu:
- 5 sendok makan kecap manis
- 5 butir bawang merah jangan dikupas kulitnya
- 2 ruas jari jahe segar, jangan dikupas kulitnya
- 3 ruas jari kunyit segar, jangan dikupas kulitnya
- 3 buah cabai merah besar, biarkan utuh
- 3 buah cabai hijau besar, biarkan utuh
- 10 - 15 buah cabai rawit merah, biarkan utuh
- 3 sendok makan air asam Jawa yang kental (rendam segumpal kecil ukuran bola bekel asam Jawa dengan 50 ml air panas untuk menghasilkan ekstrak kental asam)
- 1/2 sendok makan garam
- 1 sendok makan gula pasir
- 1 1/2 sendok makan gula Jawa disisir
- 2 sendok teh kaldu bubuk instan, optional
- 1 1/2 liter airÂ
Siapkan ikan bandeng, siangi sisik dan buang isi perutnya. Cuci bersih kemudian lumuri dengan air jeruk nipis dan garam, remas-remas. Diamkan ikan selama 15 menit, kemudian cuci hingga bersih.
Masukkan ikan ke dalam panci yang akan kita pakai untuk memasak pindang. Lumuri permukaan dan rongga dalam ikan dengan kecap manis dan 1/2 buah air jeruk nipis hingga rata. Sisihkan
Angkat bumbu, kupas bawang merah, jahe dan kunyit, kemudian keprak dengan ulekan batu atau alat lainnya hingga pipih saja.
Siapkan panci lainnya, isi dengan air, semua bumbu bakar dan cabai rawit. Rebus hingga mendidih. Tuangkan air rebusan beserta bumbu ke dalam panci berisi ikan berlumur kecap dan masak hingga mendidih.
Note: Pindang bandeng akan terasa lebih lezat jika disantap keesokan harinya atau dipanaskan beberapa kali. Jadi buatlah satu hari sebelumnya.Â
References
- ^ Bakso Soun, Wortel dan Jamur Kuping a la Fifi (www.justtryandtaste.com)
- ^ Bandeng Masak Pindang Serani (www.justtryandtaste.com)
- ^ Pindang Ikan Patin (www.justtryandtaste.com)
- ^ Nasi Pindang a la Kudus (www.justtryandtaste.com)
Source : http://www.justtryandtaste.com/2015/01/pindang-bandeng-la-ci-ling-ling.html