-->

Minggu, 10 Juli 2016


Terus terang saya akui saya sangat menikmati blogging. Menikmati setiap detail proses yang harus saya lakukan demi menghasilkan satu postingan untuk ditampilkan di blog. Mulai dari proses pemilihan resep; hunting bahan; meracik dan mengolahnya; menatanya; mengabadikan setiap momennya dalam gambar a la fotografer karbitan, terakhir menuliskannya dalam cerita ala kadar gaya saya yang saya sendiri akui seringkali membuat jenuh pembaca. Menikmatinya ya. Puas? Masih jauh sekali. Belum ada satu postingan pun yang membuat saya puas, semua terasa kurang pas. Namun rasa tidak puas itulah yang menjadi pemicu bagi saya untuk terus dan terus belajar, mengasah dan memperkaya skill dan pengetahuan yang sangat cethek ini untuk menjadi sedikit lebih baik. Di atas itu semua, bagi saya berbagi pengalaman memasak dan informasi seputarnya di dunia maya memang mendatangkan kepuasan tersendiri, terlebih jika mendapatkan kabar gembira  bahwa resep tersebut sukses dicoba oleh lainnya. Hmm, mungkin saya memang mengidap penyakit narsis tingkat akut. ^_^




Saya memang sangat terlambat menceburkan diri di dunia per-bakingan dan per-blogan, baru dua tahun lalu saya benar-benar fokus belajar dengan serius (a la saya) membuat cake, kue dan roti, itupun saya lakukan karena saya harus melakukan update Just Try and Taste.  Untungnya informasi yang mendukung kebutuhan saya sangat melimpah selama koneksi internet terpasang dan saya rela berjam-jam membaca segunung buku tentang baking. Saya belajar membuat blog dari informasi yang tersebar di internet, amat sangat banyak sekali informasi mengenai ini, tutorialnya pun sangat jelas, dilengkapi dengan steps, permasalahan dan jawabannya, yang diperlukan hanyalah rasa ingin tahu yang tinggi, ingin belajar dan semangat.

Belajar blogging dan baking secara otodidak memang penuh suka duka. Melotot malam-malam di depan layar laptop hingga pagi karena saya terkesima dengan video demo masak Gordon Ramsay di internet bukan hal asing lagi. Atau dulu ketika lagi keranjingan membuat roti, saat semua orang tertidur lelap karena jam menunjukkan pukul 2 pagi dan saya justru nongkrong di depan oven melihat proses roti mekar saat dipanggang, sering saya lakukan. Mengapa tidak join di kursus masak saja? Keinginan itu seringkali terbersit namun jika melihat biaya yang dibandrol saya pun merasa sayang. Selama saya masih bisa mempelajarinya sendiri maka saya pun akan sekuat tenaga mencobanya. Maka tidak heran jika kemudian masakan terutama cake, pie atau kue, yang saya hasilkan terbatas jenisnya, bentuknya pun seringkali amburadul. Bagian lucunya adalah saya selalu berharap pembaca memberikan komentar di artikel yang saya posting namun ketika komentar dan pertanyaan tersebut berbicara seputar baking maka saya pun kerap terkaget-kaget dan kalang kabut mencari informasinya ke sana dan ke sini. Bagian yang 'paling berat' adalah jika ada request yang meminta untuk ditampilkan salah satu resep yang saya sendiri masih ketir-ketir mencobanya, itu berarti saya harus membuka-buka koleksi buku dan banyak membaca informasi seputarnya dan puncaknya mencobanya di dapur.  Tapi percayalah semua itu sangat menyenangkan. ^_^



Kembali ke judul postingan saya di atas mengenai pancake coklat, ini berawal minggu lalu salah seorang pembaca JTT berbagi percobaan beliau membuat pancake coklat dari resep pancake yang pernah saya posting sebelumnya. Anda bisa klik di sini [1]untuk resep pancakenya. Foto pancake tersebut di sharing di fan page Facebook JTT dan langsung membuat saya ngiler! Walau saya suka pancake namun saya jarang membuatnya di rumah, dan pancake coklat bahkan belum pernah saya coba sekalipun. Namun sejak melihat foto tersebut maka pancake coklat pun terus terbayang-bayang di kepala. Lidah saya bahkan seakan telah bisa merasakan betapa empuk, hangat, lembut dan nyoklatnya pancake coklat yang baru keluar dari pan panas. 

Pancake paling sedap disantap dengan kucuran madu di atasnya, namun akhir-akhir ini cairan manis tersebut langka di dapur saya. Berat juga jika pancake coklat dikucuri lagi dengan susu coklat kental manis atau coklat leleh tapi saya yakin pasti rasanya akan sedap jika saus strawberry yang asam manis melengkapinya. Membuat saus strawberry sangat mudah dan saya punya banyak buah merah segar ini di kulkas. Jadi di Sabtu pagi yang cerah, dengan hanya berdaster dan style rambut sarang burung, saya pun mengeluarkan bahan-bahan pancake plus sekotak choco chips. Sepuluh menit kemudian, sambil berdiri di meja dapur dan garpu di tangan, sayapun menyantap  pancake hangat yang seminggu ini menjadi impian saya. Kali ini plus lelehan saus strawberry yang super yummy. 

Thanks untuk Momy-nya Shafia Naureen atas idenya yang cemerlang. ^_^

Berikut resepnya ya.



Pancake Coklat Choco Chips dengan Saus Strawberry

Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 7 - 8 buah pancakes

Bahan pancake: 

- 120 gram tepung terigu serba guna

- 1 1/2 sendok makan coklat bubuk

- 2 sendok makan gula pasir

- 1 1/2 sendok teh baking powder double acting, pastikan masih fresh

- 1/4 sendok teh garam

- 1 butir telur  

- 3 sendok makan yogurt tanpa rasa (plain)

- 100 - 150 ml susu cair 

- 3 sendok makan mentega/margarine/minyak sayur, cairkan (+ seberat 80 gram)

- 1 sendok teh vanila ekstrak

- segenggam choco chips, cari yang tidak meleleh ketika terkena panas

Saus strawberry:

- 15 buah strawberry, belah empat

- 3 sendok makan gula pasir

- 1 sendok teh vanilla ekstrak


Cara membuat:



Siapkan mangkuk, masukkan tepung terigu, bubuk coklat, gula pasir, baking powder dan garam, aduk rata dengan spatula, atau ayak untuk memastikan tidak ada tepung atau coklat bubuk yang masih menggumpal.

Di mangkuk lainnya masukkan telur dan yogurt, kocok cepat dengan spatula balon hingga menjadi adonan yang smooth, tambahkan susu cair, vanilla ekstrak dan mentega/margarine cair, aduk rata. 


Tuangkan adonan telur ke dalam tepung, aduk perlahan dengan spatula agar tercampur dengan baik. Jangan berlebihan mengaduk, lakukan dengan perlahan jika telah tercampur segera hentikan. Tambahkan choco chips, aduk sebentar. Adonan yang terbentuk pekat, kental, sama sekali tidak encer ya. Susu yang saya berikan di resep antara 100 - 150 ml.

Note: sebaiknya gunakan choco chips yang tidak meleleh ketika terkena panas, choco chips yang meleleh akan mudah gosong saat bertemu dengan pan yang panas. 


Siapkan wajan datar anti lengket, olesi permukaannya dengan mentega. Panaskan wajan. Tuangkan 1 sendok sayur adonan pancake, bentuk sedikit dengan spatula agar agak bulat karena adonan pekat sehingga tidak langsung melebar ketika dipanggang. 

Biarkan hingga adonan mengeras, terbentuk dan mengeluarkan gelembung-gelembung baru balikkan pancake dengan spatula. Jangan tekan pancake, biarkan pancake mengembang dan matang dengan sendirinya. Angkat. Lakukan pada sisa adonan lainnya. Sisihkan. 

Saus strawberry: 


Siapkan panci kecil atau pan datar, masukkan strawberry dan gula pasir, masak hingga gula meleleh dan strwberry mulai terlihat lunak. Tekan beberapa strawberry dengan punggung garpu hingga hancur dan jus keluar. Tambahkan vanilla ekstrak dan masak hingga strawberry mendidih. Angkat.


Siapkan piring saji, tata pancake dan siram dengan saus strawberry.  Yummy!
 

References

  1. ^ sini (www.justtryandtaste.com)

Source : http://www.justtryandtaste.com/2012/12/pancake-coklat-choco-chips-dengan-saus.html
 
Sponsored Links