Pagi ini, sebagaimana lebaran Idul Adha sebelumnya, tidak ada yang spesial di rumah Pete. Seperti biasa, saya dan Tedy sholat Ied di masjid terdekat, pulang dan kemudian menjalankan hari Minggu ini sama seperti hari-hari Minggu lainnya. Beristirahat. Bedanya tahun ini, saya tidak menelpon Ibu saya di Paron karena beliau sedang di tanah suci menunaikan ibadah haji bersama Bulik saya yang tinggal di Depok. Biasanya melalui telepon kami akan berlebaran ria mengucapkan selamat dan salam, dan disusul dengan pertanyaan, Masak apa Ma?. Walaupun seandainya Ibu saya tidak menjawabnya, saya sudah menebak menu yang dimasak beliau: soto dan rendang. Dua makanan favorit yang tidak pernah absen saat hari lebaran di rumah Paron. Berbeda dengan keluarga lainnya yang mungkin telah mempersiapkan aneka hidangan lebaran seperti ketupat & lontong sayur, rendang, opor dan segala pernak-perniknya, saya justru di dapur membuat semangkuk besar salad buah-sayur yang segar, dan sepanci kecil kwetiaw ikan yang resepnya menyusul akan saya tampilkan di JTT. Menyedihkan? Mungkin. Tapi bagi kami Lebaran Idul Adha memang tidak semeriah Idul Fitri, sehingga tidak ada masakan spesial yang kudu saya hidangkan. ^_^
Pukul sembilan pagi, setelah menyantap semangkuk salad dan kwetiaw kuah, adik saya mulai memanaskan mobil. Hmm, saya sudah menebak, pasti nge-date. Jadi, tinggallah saya bersantai, rebahan di kasur sambil memelototi monitor laptop, browsing dan membaca e-book hingga kepala pening dan mata berair. Ahh, betapa nikmatnya jika setiap hari seperti ini. Agak siangan, tiba-tiba Paklik saya menelpon, menawarkan daging kambing kurban. Wak, mimpi apa saya semalam hingga tiba-tiba rejeki datang begitu saja tanpa usaha? Paklik saya yang ditinggal istrinya ke tanah suci, rupanya kebingungan dengan 2 bungkus daging kurban yang didapatkannya. Yang sebungkus sekarang lagi di sate, yang satu lagi diantar ke Pete ya? Okeh, saya pun langsung menyambarnya, sambil mengucap terima kasih dan syukur memiliki Paklik sebaik ini yang bersedia mengantarkan daging kambing jauh-jauh dari Depok.Â
Karena sebungkus daging kambing dengan berat lebih dari satu kilo ini, lebaran Idul Adha saya di hari Minggu ini menjadi sedikit sibuk. Aneka masakan dari daging kambing pun bersliweran di kepala saya, yang paling umum tentu saja sate kambing. Namun seperti biasa saya tidak akan menyerah pada satu resep saja, karena itu daging kambing ini pun lantas bertransformasi menjadi masakan-masakan lain selain sate kambing yang akan saya posting secara bertahap. Resep sate kambing bumbu ketumbar ini saya ambil dari buku Sisca Soewitomo dengan beberapa modifikasi. Tips yang pernah saya dapatkan dari Bulik saya jika memasak daging kambing adalah hindari mencuci daging, jadi cukup bersihkan saja jika ada kotoran atau darah yang menempel, kemudian potong-potong dan rendam dengan bumbu minimal 1 jam. Dengan cara ini daging menjadi tidak berbau dan cepat empuk kala dipanggang. Tidak ada salahnya mengikuti saran orang tua, jadi saya pun melakukan hal yang sama dan hasilnya sate kambing bebas bau, dagingnya sangat empuk dan bumbu pun meresap hingga serat-seratnya.Â
Anda tertarik untuk mencoba? Berikut resepnya dan selamat Hari Raya Idul Adha ya ^_^Â
Sate Kambing Bumbu Ketumbar
Untuk 8 - 10 tusuk sate
Bahan:
- 300 gram daging kambing, tidak perlu dicuci
- 3 lembar daun kol, iris tipis
- 1 buah tomat iris tipis
- 2 butir bawang merah, iris tipis
Bumbu perendam, dihaluskan:
- 2 sendok teh ketumbar sangrai
- 4 butir bawang merah
- 2 butir bawang putih
- 3 butir kemiri, sangrai (resep asli tidak pakai)
- 1/4 sendok teh jinten, sangrai
- 1 ruas jahe
Bumbu lainnya:
- 2 lembar daun jeruk, rajang halus
- 3 sendok makan kecap manis
- 1 sendok teh garamÂ
- 2 sendok teh madu, saya ganti dengan 1 sendok teh gula Jawa sisir
- 1/2 sendok teh merica bubuk
Bahan & bumbu saus kacang:
- 50 gram kacang tanah, goreng, haluskan
- 1 siung bawang putih, haluskan
- 4 butir cabai rawit merah, haluskan
- 1/2 sendok teh garam
- 4 sendok makan kecap manis
Cara membuat:Â Â
Bersihkan daging kambing dari kotoran dan darah yang menempel jika ada. Potong-potong bentuk segi empat, agak tipis dan panjang. Masukkan ke mangkuk dan sisihkan.
Siapkan wajan, panaskan minyak di wajan dan tumis bumbu halus dan daun jeruk hingga bumbu matang, Masukkan air asam, kecap manis, garam, gula Jawa sisir, kaldu bubuk jika pakai dan merica bubuk. Aduk dan masak hingga air dibumbu mengering. Angkat.
Tuangkan bumbu halus ke potongan daging, aduk rata. Tutup mangkuk dan simpan daging di kulkas minimal 1 jam lamanya agar bumbu meresap dan daging menjadi empuk.Â
Siapkan tusuk sate, tusukkan potongan daging ke tusuk sate, kira-kira 3 - 4 potong tergantung besarnya daging. Rapatkan barisan daging jangan sampai ada batang sate yang terbuka di antara daging dan ujung tusuk sate. Bagian tusuk sate yang terbuka akan membuatnya terbakar saat sate di panggang dan tusuk menjadi patah.Â
Jangan buang bumbu perendam, tambahkan 2 sendok makan kecap manis dan 1 sendok makan minyak/mentega cair. Aduk rata. Kita akan menggunakannya untuk mengolesi sate saat dipanggang.Â
Panggang sate di bara api atau pemanggang sate yang diletakkan di atas kompor seperti yang saya pergunakan. Alasi permukaan panggangan dengan alumunium foil agar pemanggang bersih dari air daging yang menetes saat sate dipanggang. Sesekali celupkan sate di bumbu olesan atau olesi dengan kuas ke permukaan sate saat dipanggang. Balik-balikkan sate agar matangnya merata. Jika permukaannya telah kecoklatan angkat dari panggangan.Â
Membuat sambal kacang:Â
Siapkan mangkuk, masukkan semua bahan saus kacang ke dalamnya, aduk rata.
Tata sate di piring saji, lengkapi dengan rajangan kol, tomat iris dan bawang merah iris. Siram dengan saus kacang diatasnya. Sajikan dengan nasi putih hangat. Hmm, yummy!Â
Source:
Buku 500 Resep Masakan Terfavorit Sisca Soewitomo - Sate Kambing Bumbu Ketumbar
Source : http://www.justtryandtaste.com/2011/11/sate-kambing-bumbu-ketumbar.html