-->

Minggu, 20 Desember 2015


Pagiiii Mba Endang, apa kabarnya? Dan pesan manis yang mucul di WhatsApp hari itu mampu membuat saya blingsatan seperti cacing kepanasan. Saya tahu ucapan selamat pagi ini akan segera disusul dengan pertanyaan selanjutnya yang sedang saya hindari. Jadi sebelum pertanyaan itu muncul saya pun langsung melancarkan tangkisan, Mba Lidya, please jangan tanya kapan saya akan mengirimkan semua resepnya. Karena hari ini pasti akan saya selesaikan. Balasan itu membuat Mba Lidya, Editor Kawan Pustaka, tertawa dan menjawab, Ha ha ha, yah saya harus tanya apa dong ya? 

Saya tahu date line menyelesaikan semua gambar dan resep untuk buku ketiga saya telah usai. Saya tahu, Mba Lidya juga harus bekerja ekstra keras mempersiapkan lay out dan menyusunnya dalam waktu cepat karena beliau hanya punya waktu yang terbatas. Saya tahu pekerjaan masih sangat panjang hingga buku itu diluncurkan ke pasaran. Dan saya juga sangat tahu kalau janji manis saya bahwa resep akan selesai dan dikirim pada hari itu adalah palsu adanya. Karena walaupun telah mengambil cuti satu hari plus 'nangkring' di depan laptop dengan mata melotot hingga jam dua belas malam, 100 resep tersebut belum kelar juga! Tobat!


Sepenggal kisah diatas hanya sebagian kecil momen yang terjadi selama saya mempersiapkan buku ketiga. Seperti yang telah saya sebutkan di beberapa postingan sebelumnya, saat ini hampir sebagian besar waktu yang ada hanya saya pergunakan untuk menyelesaikannya. Ketika semua masakan telah usai dieksekusi dan semua gambar telah dikirimkan, bukan berarti pekerjaan itu telah selesai. Masih ada seratus resep dengan proses pembuatannya yang harus saya ketik di Word. Ditambah lagi dengan sifat saya yang sedikit perfectionist dan suka hal yang detail, maka proses yang rinci selalu menjadi perhatian utama, membuat pekerjaan menjadi lebih lama. 

Selalu ada rasa takut dan khawatir jika pembaca tidak mengerti maksud dan keinginan saya di suatu resep, membuat saya senang bertele-tele menjabarkannya. Di satu sisi hal itu membuat saya kehabisan tenaga, namun di sisi lain ada kepuasan tersendiri jika kemudian resep tersebut bisa diikuti dengan benar. Syukurlah, kemarin saya berhasil mengirimkan semua resep dan prosesnya sehingga bisa kembali fokus ke JTT. Blog tercinta ini selama beberapa hari tidak ter-update dengan postingan yang baru, serta ada banyak sekali  komentar pembaca JTT yang belum saya jawab. Semoga sifat malas dan moody saya tidak kumat pada beberapa minggu ke depan. ^_^


Wokeh, sebenarnya terus terang saya bingung hendak menampilkan postingan apa. Banyak masakan yang telah saya eksekusi dalam beberapa minggu terakhir ini dan hampir 90% merupakan resep yang akan saya tampilkan di buku berikutnya. Namun blog tetap harus di-maintain, tampilan postingan di Home tetap harus berubah secara reguler, satu resep baru tetap harus dihadirkan agar traffic pengunjung blog tetap terjaga. Terkadang saya berpikir betapa beratnya memiliki sebuah food blog. ^_^

Resep chocolate sponge cake ini sudah bercokol lama di draft, tepatnya sejak 2014. Jadi jangan heran jika anda melihat angka tahun tersebut tertera di masing-masing gambar yang saya hadirkan. Saya sudah lama mengedit gambarnya dan menyimpannya di blog, namun baru kali ini memiliki kesempatan untuk mem-publish-nya. Pada artikel lalu saya telah menampilkan resep cake, tepatnya cream creese pound cake, dan dengan terpaksa kali ini resep cake berikutnya yang saya hadirkan.  


Resep cake ini super mudah, cepat dibuat dengan tingkat kegagalan yang rendah, tentu saja dengan catatan anda mengikuti instruksi yang saya berikan dengan baik dan benar. Memang ada saat dimana saya sangat membenci aturan, seakan aturan dibuat untuk dilanggar, dan itu terjadi ketika minggu lalu saya berusaha membuat sponge cake pandan dengan lapisan puding. Prosesnya sangat mudah, semua bahan cake cukup dimikser jadi satu hingga smooth. Saya tahu resiko mengocok tepung secara sekaligus bersama bahan basah lainnya secara berlebihan akan menghasilkan cake yang keras dan bantat.  Karena, Ketika anda menambahkan air ke dalam tepung untuk membuatnya menjadi lembab, maka dua jenis protein yang terkandung di dalamnya yaitu glutenin dan gliadin akan tertarik satu sama lain dan terikat. Protein yang baru terbentuk ini bernama gluten, kata-kata ini berasal dari Peter Reinhart, seorang Master dan Instruktur Baking dan pengarang beberapa buku terkenal, termasuk di dalamnya adalah The Bread Baker's Apprentice yang beberapa resepnya telah saya praktektekkan dan hadirkan di JTT.  Misalnya resep adonan pizza di Pizza Pepperoni[1] dan Cinnamon Bun[2]. 

Mengaduk, menguleni, merupakan kegiatan yang mampu membuat gluten semakin banyak terbentuk yang tentunya sangat diperlukan saat anda membuat roti karena gluten membuat tekstur roti menjadi elastis, kenyal dan membentuk rongga-rongga yang besar untuk menampung gas yang dihasilkan dari fermentasi ragi. Namun tentu saja anda tidak  perlu membangun gluten secara berlebihan di cake, karena cake dan pastry memerlukan remah dengan tekstur yang lembut dengan pori-pori yang halus. Karena itu tepung terigu protein rendah disarankan untuk dipergunakan di dalam cake/cookies/pastry dan tidak disarankan untuk mengaduk tepung yang sudah tercampur dengan cairan (mentega/telur/susu/air) secara berlebihan. 

Minggu lalu saya pun membuktikan teori ini. Adonan sponge cake pandan yang saya kocok dengan waktu lebih lama dibandingkan biasanya, dengan harapan teksturnya akan menjadi smooth, justru berubah menjadi disaster. Cake tidak mengembang (atau mungkin sangat sedikit sekali mengembang), kaku, sangat padat dan keras. Umm, tentu saja cake tersebut memiliki pori-pori super halus hingga saya begitu kesulitan melihat pori-pori tersebut kala cake diiris! Karena itu umumnya di resep-resep cake, kala mentega, gula, telur telah dikocok dengan mikser hingga lembut dan kembang, maka kala tepung dimasukkan cukup diaduk dengan spatula hingga tercampur baik saja. Titik. 


Kembali ke resep sponge cake kali ini, dan saya harap ketika anda mencoba membuatnya di rumah maka anda telah memetik pelajaran dari kesalahan saya di atas. Jika anda bermaksud membuat jenis cake coklat yang benar-benar basic misalnya untuk didekorasi menjadi cake ultah atau jenis cake lain dengan berton-ton buttercream atau  fondant di permukaannya, maka resep sponge cake coklat ini mungkin bisa menjadi pilihan. Rasanya lezat, lembut, walau memang sedikit remah kala dipotong. Beberapa pembaca JTT sering menanyakan ke saya mengapa cake yang dibuat terlalu crumbly/remah, beberapa teori berikut mungkin bisa menjawabnya. Cake remah bisa karena: Kurangnya cairan sehingga konsistensi cake menjadi terlalu kering, cairan bisa berasal dari telur atau susu atau lainnya; Terlalu banyak gula, mentega dan bahan pengembang; Temperatur oven yang terlalu tinggi; Kurang lemak (mentega/margarine/minyak) karena minyak memerangkap udara di dalam adonan sehingga adonan tidak terlalu banyak mengandung udara; Kurangnya mengocok mentega/margarine hingga maksimal; Cake dipotong saat masih terlalu hangat.

Kalau ditilik dari alasan-alasan di atas maka untuk kasus sponge cake coklat ini mengapa bisa sedikit remah kemungkinan karena mentega yang digunakan tidak dikocok terlebih dahulu hingga mengembang. Mengocok mentega bersama gula bertujuan untuk memasukkan gelembung udara sebanyak-banyaknya ke dalam adonan, menyebarkannya dan membuat gelembung udara tersebut menjadi berukuran kecil. Pori-pori cake yang kecil membuat tekstur cake lebih halus, padat dan tidak terlalu membentuk banyak remah kala diiris. Jadi untuk resep di bawah, jika anda hanya memiliki waktu terbatas untuk membuat cake maka metode di bawah bisa digunakan. Namun jika waktu bukan merupakan kendala maka mungkin sedikit usaha mengocok mentega dan gula hingga mengembang dan lembut bisa dilakukan.

Berikut resep dan proses pembuatan chocolate sponge cake. 


Simple Chocolate Sponge Cake dengan Blueberry Topping
Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 1 loyang cake ukuran 20x20 cm dengan tinggi 10 cm

Tertarik dengan cake sponge lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Cake Talas Coklat Kukus[3]
Black Forest Cake Versi Kukus[4]
Beetroot Chocolate Cake[5] 

Bahan:

- 225 gram tepung terigu protein rendah/sedang

- 30 gram coklat bubuk gunakan kualitas yang baik untuk hasil maksimal

- 2 sendok teh baking powder double acting

- 225 gram mentega/margarine

- 225 gram gula pasir

- 4 butir telur suhu ruang

- 3 sendok makan susu cair
- 1 sendok teh vanilla ekstrak
- 1/2 sendok teh garam

Topping (anda bisa menggunakan aneka topping  dibawah):
- blueberry tooping dalam kaleng
- aneka selai (strawberry, blueberry, raspberry, dan lainnya)
- buttercream, resepnya bisa anda klik disini[6]
- cream cheese topping, resep bisa diklik disini[7]
- chocolate ganache, resep bisa diklik disini[8]

Cara membuat:
Siapkan oven, set disuhu 170'C. Letakkan loyang pemanggang di tengan oven. Olesi permukaan 2 buah loyang ukuran 20 x 20 cm dengan margarine dan taburi dengan tepung. Atau alasi dengan kertas baking dan olesi permukan kertas dengan margarine tipis-tipis. Sisihkan.

Note: Anda bisa memanggang cake dalam 1 loyang dan ketika telah matang, cake dibelah menjadi dua bagian. 


Siapkan mangkuk, aduk jadi satu bahan kering (tepung terigu, coklat bubuk, baking powder). Ayak campuran bahan kering ini ke mangkuk lainnya, masukkan mentega, gula pasir, telur, susu cair, vanilla extract dan garam. 

Dengan menggunakan mikser, kocok adonan dengan speed rendah selama beberapa detik hingga tercampur dengan baik. 


Lanjutkan mengocok dengan speed sedang hingga adonan menjadi smooth, pekat dan tercampur dengan baik. Sekitar 3 menit. Jangan over mixing, jika adonan sudah menjadi cream pekat dan kental seperti gambar diatas segera hentikan mengocok. 

Bagi adonan menjadi dua bagian yang sama banyaknya. Tuangkan adonan ke dalam 2 buah loyang yang telah dipersiapkan. Ratakan permukaan adonan dengan spatula. Panggang dengan api atas bawah  selama 45 menit atau ketika lidi ditusukkan ke tengah cake maka masih ada sedikit adonan lembab (bukan basah) melekat di lidi. 

Keluarkan dari oven, biarkan uap panasnya hilang. Balikkan loyang cake di rak kawat dan biarkan hingga benar-benar dingin. 

Jika cake telah dingin, olesi permukaan salah satu cake dengan selai, bisa menggunakan selai apapun (blueberry, strawberry, raspberry), saya menggunakan selai strawberry.

Kemudian tumpukkan cake lainnya ke permukaan cake yang telah diolesi dengan selai. Olesi permukaan cake dengan topping blueberry atau topping lainnya pilihan anda. Potong-potong dan sajikan. Yummy!

Sources:
The Guradian - The Science of Cake[9]
Craftsy - The Science of Caake Baking: 6 Common Baking Pitfalls to Avoid[10]

References

  1. ^ Pizza Pepperoni (www.justtryandtaste.com)
  2. ^ Cinnamon Bun (www.justtryandtaste.com)
  3. ^ Cake Talas Coklat Kukus (www.justtryandtaste.com)
  4. ^ Black Forest Cake Versi Kukus (www.justtryandtaste.com)
  5. ^ Beetroot Chocolate Cake (www.justtryandtaste.com)
  6. ^ disini (www.justtryandtaste.com)
  7. ^ disini (www.justtryandtaste.com)
  8. ^ disini (www.justtryandtaste.com)
  9. ^ The Science of Cake (www.theguardian.com)
  10. ^ The Science of Caake Baking: 6 Common Baking Pitfalls to Avoid (www.blogger.com)

Source : http://www.justtryandtaste.com/2015/04/simple-chocolate-sponge-cake-dengan.html
 
Sponsored Links