-->

Senin, 29 Juni 2015


Belimbing wuluh alias belimbing sayur (Averrhoa bilimbi) di depan rumah Pete sedang berbuah lebat, bahkan hingga berserakan di permukaan tanah. Beberapa tanaman kecil tampak tumbuh dari belimbing tua yang membusuk. Pohon ini usianya sudah hampir empat tahun, dan saya dapatkan gratis dari penjual tanaman hias yang pernah saya borong tanamannya kala demam berkebun sedang melanda jiwa beberapa waktu yang lalu. Kini si pohon yang tadinya kurus kering, telah menjulang tinggi dan bercabang banyak, walau menurut saya masih tetap kurus kering jika dibandingkan dengan pohon belimbing tetangga sebelah yang kekar. Buahnya yang sepertinya tak mengenal musim dan selalu hadir bergelantungan di sepanjang batangnya, sering saya gunakan untuk membuat sup ikan, garang asem, sayur asem, pepes ikan bahkan tom yam. Entah sudah berapa banyak resep makanan yang saya hasilkan dengan menggunakan buah yang super kecut ini. ^_^

Sekian lamanya buah-buah belimbing yang berlebihan ini tidak begitu saya pedulikan, hingga saya melihat tampilan masakan bernama asam keueng dari Aceh. Hidangan berkuah ini rasanya asam dan pedas, dan merupakan ciri-ciri masakan yang menjadi favorit saya. Apalagi bahan utama yang digunakan adalah ikan atau udang. Hmm, belum mencobanya air liur saya telah menetes duluan. Walau penampakan dan rasanya sedikit mirip dengan ikan asam pedas a la Padang atau lempah a la Bangka namun tetap ada yang membedakan. Asam keueng menggunakan asam sunti dan daun salam koja sebagai pemberi rasa asam dan pengharum masakan. Untuk daun salam koja atau daun kari, saya pernah posting mengenai rempah ini, silahkan klik link disini.[1] Saya sendiri tidak menemui kesulitan untuk menyediakannya, karena kebetulan tetangga saya memiliki pohon kari dengan daun yang super lebat. Namun untuk asam sunti, sepertinya saya harus membuatnya terlebih dahulu.

Beberapa minggu yang lalu, dengan sebuah mangkok di tangan saya pun bergerilya di antara kerimbunan daun belimbing wuluh dan memanen semua buah yang ada di sana. Sebaskom besar buah belimbing segar dalam kondisi kering hanya akan menghasilkan satu mangkuk kecil asam sunti. Buah lantas saya masukkan ke dalam air mendidih yang telah saya bubuhkan garam ke dalamnya dan rebus sebentar hanya agar berubah warna saja menjadi kecoklatan. Belimbing rebus ini kemudian saya tata di loyang plastik dan saya jemur selama lima hari di panas super terik sambil sesekali saya taburkan dengan garam hingga menjadi kering kehitaman. Tampilannya memang tidak sekeren asam sunti yang banyak ditampilkan di internet, tapi saya yakin untuk manfaat dan rasanya akan sama. Asam sunti ini kemudian saya masukkan ke plastik dan simpan di kulkas. Dan kemarin, saya membuat kembali asam sunti ronde kedua yang  saat ini masih berada di tempat penjemuran dan semoga hujan tidak turun ketika saya di kantor. Kali ini saya menggunakan belimbing segar tanpa melalui proses perebusan. Hmm, penasaran juga saya dengan hasil akhirnya.

Pengetahuan saya sebenarnya sangat terbatas untuk asam sunti karena jarang menggunakannya di dalam masakan. Sebagian info yang saya tuliskan di sini saya ambil dari berbagai sumber yang saya baca dan pengalaman pribadi yang hanya secuil. Jadi jika rekan-rekan memiliki pengalaman yang berhubungan dengan per-asam suntian maka sharing-nya di sini akan sangat berharga. Nah asam sunti sendiri sebenarnya merupakan salah satu bumbu masakan yang terbuat dari belimbing wuluh yang dijemur hingga kering dan menjadi bumbu masak khas Aceh. Umumnya masyarakat Aceh menggunakannya untuk memasak keumamah, asam keueng, kari dan sambal. Keumamah sendiri merupakan masakan yang terbuat dari irisan ikan yang telah dikeringkan (biasa disebut dengan ikan kayu) dalam gelimangan bumbu dan kuah kari yang kental dan pedas. 

Kegunaan asam sunti pada masakan selain memberikan efek rasa asam yang segar alami juga mampu menghilangkan bau amis pada masakan ikan atau seafood. Konon cita rasanya lebih unik dan berbeda dengan asam Jawa. Bumbu ini juga membuat kuah menjadi lebih kental dan memberi warna lebih menarik pada masakan. Untuk pemakaiannya biasanya asam sunti dicuci bersih terlebih dahulu untuk mengurangi kadar garamnya. Asam lantas di biarkan utuh atau dipotong kecil-kecil untuk kemudian dimasukkan ke dalam masakan. Jika digunakan untuk pembuatan sambal, maka asam yang telah keras dan liat ini direndam dalam air hingga melunak untuk kemudian dihaluskan menjadi campuran sambal. Bagi masyarakat Aceh, sepertinya asam sunti tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari, terbukti dengan banyaknya ragam kuliner yang menggunakan bumbu ini di dalamnya. Bagi saya sendiri, asam alami seperti ini jauh lebih bagus dibandingkan dengan asam cuka botolan yang walaupun sangat praktis digunakan namun tidak menyumbangkan nilai gizi bagi tubuh kita.  

Menilik prosesnya yang sangat mudah dan kemampuannya yang bisa memberikan cita rasa sedap di dalam masakan, sungguh disayangkan jika belimbing-belimbing asam yang banyak berserakan di pekarangan ini tidak dimanfaatkan secara maksimal. Jadi tunggu apa lagi? Berikut proses pembuatannya ya.


Membuat Asam Sunti

- 50 buah belimbing wuluh

- 1 liter air untuk merebus

- 1 sendok makan garam

- garam secukupnya untuk taburan

Cara membuat:

Siapkan belimbing wuluh, cuci bersih. Masukkan belimbing ke dalam panci, tuangkan air dan garam. Rebus sebentar saja hingga belimbing berubah warna menjadi krem kecokalatan. Tiriskan.

Tata belimbing di loyang, gunakan loyang plastik atau tampah yang terbuat dari bambu. Taburi permukaan belimbing dengan garam secukupnya, jangan sampai terlalu berlebihan. Jemur selama satu hari hingga belimbing tampak berkerut-kerut, balikkan dan taburi permukaan belimbing dengan garam hingga seluruh permukaan belimbing terselimuti garam.

Jemur belimbing hingga kering, sambil dibalik-balik agar merata keringnya. Saya memerlukan waktu sekitar 5 hari di panas terik untuk membuat belimbing sempurna keringnya.

Masukkan asam sunti di dalam plastik atau wadah rapat dan simpan di kulkas. Asam sunti siap untuk digunakan di dalam masakan. Target saya berikutnya adalah asam keueng. Hmm....

Sources:
Wikipedia Indonesia - Asam Sunti[2]
Aceh Internet - Asam Sunti Bumbu Masak Aceh  [3]
Aceh Tribune News - Asam Sunti 'Made in' Kedah[4]
Wikipedia Indonesia - Keumamah[5] 
Wikipedia Indonesia - Belimbing Sayur[6]

References

  1. ^ disini. (www.justtryandtaste.com)
  2. ^ Asam Sunti (id.wikipedia.org)
  3. ^ Asam Sunti Bumbu Masak Aceh   (www.acehinternet.com)
  4. ^ Asam Sunti 'Made in' Kedah (aceh.tribunnews.com)
  5. ^ Keumamah (id.wikipedia.org)
  6. ^ Belimbing Sayur (id.wikipedia.org)

Source : http://www.justtryandtaste.com/2013/09/yuk-mengenal-asam-sunti-proses.html
 
Sponsored Links