-->

Senin, 22 Juni 2015


Bicara tentang food blogging maka bagi saya hal tersebut erat kaitannya dengan foto makanan; wadah yang digunakan; background saat makanan tersebut ditampilkan dan segala pernak-pernik penunjangnya seperti sendok, serbet, atau sekedar wadah garam. Tentu saja dengan tidak melupakan tokoh dibelakang layar sebelum masakan tersebut siap untuk ditayangkan yaitu resep yang tok-cer dan proses memasak yang detail dengan penjelasan yang mudah. Dulu, sewaktu saya belum terjun dengan gaya bebas menjadi seorang food blogger, tidak pernah terpikirkan dalam benak saya betapa panjangnya sebuah proses mem-posting sebuah resep bahkan yang simple sekalipun seperti sambal bawang. 

Dimulai dari pemilihan bahan yang digunakan, menimbang takarannya, membuatnya, menulis setiap bahan yang dicemplungkan ke dalam cobek beserta takaran pasnya, menyajikannya di wadah yang sesuai dengan si sambal, menata pernak-pernik disekitar wadah misalnya sebuah sendok kecil atau sehelai kain serbet untuk mengalas si wadah sambal, mengambil foto, mengeditnya, melakukan upload ke blog dan menulis resep serta prosesnya. Panjang dan lama, sehingga terkadang saya membutuhkan waktu khusus untuk menampilkan sebuah resep di JTT. Apalagi jika kemudian terkendala dengan masalah seperti, setelah dibuka di laptop semua foto jelek hasilnya, bad mood atau ide menulis tiba-tiba macet mentok tembok gubrak! ^_^


Walau panjang dan lama prosesnya namun ketika semua itu dijalani dengan enjoy maka yang saya rasakan hanyalah perasaan happy dan excited hingga tidak terasa sudah hampir lima tahun JTT eksis dan sudah lebih dari 750 resep yang saya tulis. Tapi saya hanyalah manusia biasa dengan sifat angin-anginan, moody, sering dilanda rasa bosan dan sedikit pemalas. Jadi ketika sifat buruk ini meraja maka bisa dipastikan JTT berhari-hari bahkan bulan akan vakum. Tidak ada postingan baru yang dimunculkan. Anda yang rutin membaca blog ini setiap hari akan mulai bertanya-tanya, sementara saya disini resah dan gelisah berusaha untuk mencari ide namun nafsu besar saya untuk selalu menampilkan resep baru di blog terkadang berbanding terbalik dengan semangat yang ciut. Nah biasanya kalau sudah seperti ini saya pun mulai mencari-cari muse alias inspirasi. Muses menurut mitologi, puisi dan literatur Yunani adalah dewi-dewi yang memberikan inspirasi pada literatur, ilmu dan seni. Muses saya bisa bermacam-macam, mulai dari membaca buku baru tentang masakan, mengasah kemampuan food photography, menonton video memasak di internet atau sekedar berburu alat dapur bekas di pasar tradisional. 

Berbicara mengenai berburu perabotan dapur bekas, maka kegiatan ini paling saya sukai. Mungkin karena barang bekas terkesan vintage dan hal-hal vintage selalu membuat saya 'kesengsem' berat, atau mungkin karena harganya yang murah meriah (jika jago menawar tentunya), atau bisa jadi karena dari lubuk hati yang paling dalam saya berharap menemukan harta karun di balik kusamnya sebuah piring perak bekas. Beberapa waktu yang lalu, teman kantor saya, Pak Kustandi, yang rumahnya berdekatan dengan Pasar Jatinegara, Jakarta Pusat memberikan info mengenai pasar barang bekas disana. Tanpa membuang waktu, saat jam makan siang di kantor,  saya pun meluncur bersama beliau. Setelah menyusuri lorong panjang yang penuh dengan penjual batu akik kami pun tiba di tepian sungai kumuh dimana beberapa penjual barang bekas membuka lapaknya.

Sebuah nampan perak dan piring perak kecil serta beberapa pasang sendok perak kuno akhirnya menjadi koleksi saya. Perlu anda ketahui semua dalam kondisi kusam, hitam dan tidak tampak sama sekali kemilau khas perak disana. Malam harinya saya pun bergumul dengan cuka, baking soda, air jeruk nipis dan aneka sabun pencuci. Mulai menyikat dan menggosok peralatan perak sambil berdoa dalam hati semoga tidak ada jin yang tiba-tiba muncul di dapur saya. Hasilnya anda bisa lihat betapa mengkilapnya piring perak kecil yang saya gunakan sebagai wadah samosa kali ini. Anda tahu berapa saya membeli piring tersebut? Hanya tiga puluh ribu rupiah saja. ^_^


Okeh kembali ke samosa yang kali ini saya hadirkan. Nah jika membahas mengenai samosa - makanan yang aslinya berasal dari Middle East yang kemudian diperkenalkan di Asia Selatan (India, Pakistan) selama Kesultanan Delhi Muslim, saat itu tukang masak dari Timur Tengah dan Asia Tengah bermigrasi untuk bekerja di dapur Sultan dan para bangsawan disana - maka selalu dikaitkan dengan makanan berbentuk segitiga berisikan kentang tumbuk, daging cincang dan sayuran yang dimasak dalam bumbu kari yang kuat. Bentuk segitiga ini dihasilkan dengan cara melipat kulit samosa secara khusus sehingga semua sudut mampu mengatup dengan sempurna. Jika anda baru pertama kali membuat samosa, maka pada awalnya teknik melipat samosa terkesan sulit, namun setelah samosa ketiga dan keempat maka saya yakin anda bisa melakukannya dengan mata terpejam. Okeh mungkin itu terkesan lebay, tapi memang prosesnya sangat mudah.

Saya pernah menampilkan di JTT resep samosa vegetarian sebelumnya, anda bisa klik linknya di bawah. Samosa vegetarian hanya berisikan kentang tumbuk dan sayuran dengan bumbu rempah yang sama dengan yang saya hadirkan kali ini. Sementara samosa kali ini menggunakan daging cincang, kentang dan sayuan. Untuk dagingnya, maka anda bisa menggunakan daging sapi, kambing atau ayam. Samosa umumnya berisikan daging dan kentang, namun anda juga bisa menambahkan kacang polong, wortel dan aneka sayuran lainnya sebagai bahan pengisi. Nah mengingat musim hujan seperti ini selalu identik dengan kegiatan mengemil maka samosa bisa menjadi alternatif yang anda coba di rumah saat weekend, apalagi samosa yang belum digoreng bisa anda bekukan di freezer dan goreng sesaat ketika akan disantap. Makhluk sedap ini yummy  saat masih hangat, bersama pedasnya cabai rawit atau cocolan saus sambal/tomat botolan. 

Vegeratian Samosa dengan Bumbu Kari[1]

Berikut resepnya ya. 


Samosa Daging Cincang dengan Kentang

- 1 pack kulit spring roll siap pakai ukuran  20 x 20 cm

- 300 gram daging sapi cincang, bisa menggunakan daging ayam

- 3 buah kentang ukuran besar, kupas dan kukus hingga lunak

- 1 batang wortel , serut kasar

- 2 batang daun bawang, rajang jalus

- 2 batang daun ketumbar, rajang halus

- 2 buah cabai merah besar, buang bijinya dan rajang halus

- 2 buah cabai hijau besar, buang bijinya dan rajang halus

Bumbu:

- 1 buah bawang bombay, cincang sehalus mungkin

- 5 siung bawang putih, cincang halus

- 1 sendok teh kunyit bubuk

- 2 sendok makan bumbu kari bubuk instan, saya pakai merk Melati[2]

- 1 sendok teh kayu manis bubuk

- 1/2 sendok teh jinten bubuk

- 1/2 sendok makan gula pasir

- 1/2 sendok makan garam, kurangi jika anda menggunakan kaldu bubuk instan
- 1/2 sendok teh merica bubuk

Cara membuat:

Siapkan semua bahan, lumat kentang hingga halus tapi jangan sampai menjadi terlalu lengket seperti mashed potato. Sisihkan.

Siapkan panci/wajan. Panaskan 2 sendok makan minyak. Tumis bawang bombay hingga harum dan transparan, tambahkan bawang putih, tumis hingga harum dan matang. Masukkan semua bumbu bubuk, aduk dan tumis hingga bumbu harum dan matang. Warnanya berubah menjadi sedikit lebih gelap. 


Masukkan daging cincang, tumis dan aduk dengan api sedang hingga daging matang. Tandanya, warnanya berubah menjadi gelap dan tidak pink lagi. Masukkan semua sayuran, aduk dan tumis hingga sayuran matang. 

Masukkan kentang tumbuk, aduk rata dan masak dengan api kecil sambil diaduk-aduk hingga semua tercampur dengan baik. Cicipi rasanya, sesuaikan garam dan merica. Angkat dan sisihkan hingga agak mendingin. 

Siapkan kulit spring roll, jika anda menggunakan spring roll ukuran 20 x 20 cm maka bagi menjadi 3 bagian dan ikuti step by step membuat samosa yang pernah saya tampilkan di link disini. [3]


Goreng samosa dalam minyak panas yang banyak hingga permukaannya menjadi kuning kecoklatan. Angkat dan tiriskan. Santap samosa hangat-hangat bersama cabai rawit dan saus tomat/sambal botolan.

Samosa yang belum digoreng bisa anda bekukan di freezer, caranya letakkan samosa dalam posisi tidak berdempetan di sebuah loyang datar yang lebar. Bekukan di freezer. Jika sudah beku maka samosa bisa anda simpan di tupperware dalam posisi bertumpukan tanpa resiko lengket. Saat akan disantap samosa bisa langsung digoreng, tidak perlu dicairkan. 

Yummy!

Source:
Wikipedia - Samosa [4]

References

  1. ^ Vegeratian Samosa dengan Bumbu Kari (www.justtryandtaste.com)
  2. ^ Melati (www.justtryandtaste.com)
  3. ^ disini.  (www.justtryandtaste.com)
  4. ^ Samosa (en.wikipedia.org)

Source : http://www.justtryandtaste.com/2014/11/samosa-daging.html
 
Sponsored Links