-->

Sabtu, 12 Desember 2015


Beberapa minggu belakangan ini saya dilanda demam yang aneh. Eits nanti dulu, ini bukan demam karena mabuk cinta atau demam karena mengidamkan satu makanan, melainkan benar-benar demam karena suhu badan yang naik. Saya katakan aneh karena demam ini seperti jailangkung yang datang tak diundang dan pergi pun tak diantar. Demam ini terkadang muncul namun juga menghilang begitu saja. Selain demam badan juga terasa meriang dan kondisi ini semakin diperparah dengan AC kantor yang tidak manusiawi dinginnya serta cuaca Jakarta yang mendung beberapa hari belakangan ini. Kostum musim dingin yang terdiri dari jaket tebal dan syal dileher pun menjadi pemandangan pakaian saya sehari-hari di kantor hingga Mba Vicky, seorang rekan kantor, pagi ini memberikan komentar, Wah sudah siap-siap hendak liburan musim dingin ke luar negeri Mba Endang? Saya hanya bisa menghela nafas berat sambil menjawab, Bukan Mba, ini karena demam dan meriang. ^_^


Nah kalau sudah kondisi seperti ini maka  cara terbaik yang bisa saya lakukan adalah meningkatkan daya tahan tubuh dengan banyak asupan buah, sayuran dan makanan dengan protein serta gizi yang tinggi. Ehem bukan itu saja! Persiapan saya lainnya adalah apalagi kalau bukan segepok Aspirin untuk meredakan nyeri kepala, sekotak Tolak Angin cold & flu, ber-sachet-sachet Antangin dan vitamin C dosis tinggi. Kalau semua itu tidak mempan maka jurus terakhir, Amoxicillin si antibiotik pun bertindak. Ini bukan iklan obat atau jamu dan jangan mengikuti cara yang menurut saya sendiri cukup berbahaya. Pengobatan abal-abal ini saya lakukan setiap kali merasa kurang enak badan, hanya semata-mata karena saya menghindar untuk pergi ke dokter! Kata dokter selalu membuat badan saya lebih meriang dari sebelumnya, kepala lebih pening, jantung berdebar-debar dan membuat perut saya menjadi mual ketika membayangkan rumah sakit dan bau sterilnya yang terasa horor. ^_^

Nah berbicara tentang makanan bergizi, sup selalu menjadi pilihan kala badan kurang fit. Varian resep sup di dunia ini mungkin ada ribuan jumlahnya dan yang paling populer apalagi kalau bukan sup ayam. Di JTT sendiri saya lumayan banyak memposting sup ayam termasuk yang kali ini saya tampilkan. Sup ayam yang kaya gizi dan menghangatkan badan, selalu identik dengan makanan menyehatkan yang tepat bagi mereka yang sedang sakit atau dalam proses pemulihan penyembuhan. Untuk sup ayam kali ini sebenarnya prosesnya sangat simple, hanya saja kali ini saya menambahkan buliran biji millet yang berwarna putih ini. 

Bagi anda yang belum mengenal millet maka saya akui biji-bijian ini kurang banyak dikonsumsi oleh masyarakat kita sehingga cukup sulit untuk ditemukan di pasaran. Namun beberapa supermarket besar di Jakarta menyediakannya, anda bisa mengeceknya di bagian biji-bijian kering seperti kacang hijau atau kacang merah atau di bagian biji-bijian impor seperti quinoa, chickpea, chia seed, lentil, dan biasanya dikemas dalam plastik dengan merk Bob's Red Mill. Saya akui merk terakhir yang saya sebutkan memang memiliki kualitas tinggi hanya saja harganya lumayan mahal. Jadi jika anda bisa menemukan versi murahnya maka tidak ada salahnya untuk dicoba. Susah menemukan millet? Ganti saja buliran ini dengan beras, saya yakin rasanya akan tetap enak.


Bagi anda yang tinggal di Eropa, Amerika dan sekitarnya maka millet tentunya bukan makanan asing. Saya sendiri membeli sekotak millet di Gothenberg, Swedia dengan harga lumayan murah. Millet memiliki bulir bulat berwarna putih yang ketika direbus akan melunak dan mekar serta membuat kuah sup menjadi kental. Rasa dan tampilannya hampir mirip seperti beras. Millet merupakan jenis tanaman keluarga rerumputan dengan tampilan fisik tanaman mirip seperti jagung atau sorghum, tanaman ini telah lama ditanam di seluruh dunia sebagai salah satu sereal atau bahan makanan pokok bagi manusia dan ternak. Selain sebagai sumber bahan pangan maka di beberapa negara atau kebudayaan millet digunakan sebagai bahan untuk membuat minuman bir. 

Millet seperti halnya sorghum merupakan bahan pangan yang berpati atau mengandung tepung. Kandungan protein di dalamnya hampir sama dengan jagung dan gandum. Beberapa jenis millet mengandung lemak dan karbohidrat lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya. Millet juga kaya akan besi, fosfor, kalsium, potassium dan magnesium. Lapisan luar biji-bijian ini merupakan sumber yang bagus akan vitamin B kompleks. Namun demikian, millet yang kaya akan serat ini membuat nutrisinya menjadi sulit untuk dicerna sehingga membatasi nilai nutrisi bahan makanan ini sekaligus mempengaruhi penerimaan masyarakat untuk lebih mengkonsumsinya.


Dalam masakan umumnya millet diolah hampir seperti beras. Millet yang telah dimasak hingga lunak fleksible untuk dicampurkan dengan bahan makanan lainnya seperti sayuran atau protein hewani, sebut saja salad millet, atau millet yang ditumis dengan ayam dan sayuran mirip seperti kita saat kita membuat nasi goreng. Karena kandungan seratnya yang tinggi dan gluten free maka biji-bijian ini tepat untuk mereka yang sedang berdiet dan menghindari mengkonsumsi nasi, karbohidrat dan makanan yang mengandung gluten lainnya. Karena tidak mengandung gluten jugalah maka millet tidak bisa digunakan sebagai pengganti gandum dalam proses pembuatan roti/cake, biasanya untuk tujuan tersebut maka tepung millet harus dicampurkan dengan tepung gandum atau terigu. 

Nah untuk resep yang saya posting kali ini, millet saya rebus dan campur bersama dengan suwiran daging ayam. Saya menggunakan kaldu ayam yang kental dari rebusan tulang belulang ayam yang sengaja saya beli di supermarket untuk tujuan membuat sup ini. Untuk rempah-rempahnya karena saya ingin menonjolkan rasa kaldu yang gurih maka saya sengaja hanya menggunakan versi rempah yang sederhana berupa bawang bombay, bawang putih, merica dan garam. Sepiring besar sup ayam dengan millet ini merupakan hidangan sederhana yang sangat lezat, menyehatkan dan juga mengenyangkan. Ah, semoga demam dan sakit kepala ini segera terusir pergi. Amin. 

Berikut resep dan prosesnya ya.


Sup Ayam dengan Millet
- 2 liter kaldu ayam (terbuat dari 500 gram tulang belulang ayam + 2 1/2 liter air) 
- 150 gram millet (atau 100 gram beras)

- 1 buah bawang bombay, belah menjadi 8 bagian

- 5 siung bawang putih, cincang halus

- 2 potong dada ayam berat sekitar 300 gram + 1/2 sendok teh merica bubuk + 1 sendok teh garam
- 2 batang daun bawang, rajang halus

- 2 buah cabai hijau, potong melintang tipis

- 1 sendok teh merica bubuk

- 1/2  sendok makan garam

Cara membuat:

Siapkan panci, masukkan tulang belulang ayam, sebanyak yang anda miliki. Saya menggunakan 1/2 kilogram tulang dada ayam yang saya dapatkan di sebuah supermarket seharga sembilan ribu rupiah. 

Tambahkan 2 1/2  liter air dan rebus dengan api kecil hingga kaldu menyusut dan hanya tersisa sekitar 2 liter saja. Matikan api kompor, keluarkan tulang belulang ayam, dan jika masih ada sisa daging yang melekat maka lepaskan dari tulang dan masukkan serpihan daging ke dalam panci.

Masukkan millet ke dalam panci berisi kaldu dan rebus hingga millet empuk dan matang. Aduk sesekali agar millet tidak gosong di dasar panci. 


Sambil menunggu millet empuk dan matang, kita siapkan ayam. Siapkan piring, tata ayam di atasnya. Taburi permukaan ayam  dengan garam dan merica bubuk. Sisihkan.

Panaskan 2 sendok makan minyak goreng di panci (anti lengket lebih baik). Goreng ayam hingga satu sisi kuning kecoklatan, balikkan dan goreng sisi sebelahnya lagi. Angkat dan tiriskan. Suwir-suwir ayam. Sisihkan.


Biarkan minyak bekas menggoreng ayam di panci. Tumis bawang bombay hingga layu, sedikit kecoklatan dan berubah menjadi transparan warnanya. Tambahkan bawang putih cincang, tumis hingga matang.

Tuangkan tumisan bawang bombay dan bawang putih ke dalam rebusan millet. Masukkan suwiran ayam dan daun bawang, aduk rata.


Tambahkan merica dan garam, aduk dan masak dengan api kecil hingga semua bahan matang, kuah mengental. Cicipi rasanya dan angkat. Sajikan sup panas-panas, yummy!

Source:
Wikipedia - Millet[1]

References

  1. ^ Millet (en.wikipedia.org)

Source : http://www.justtryandtaste.com/2014/10/sup-ayam-dengan-millet.html
 
Sponsored Links