-->

Jumat, 04 Desember 2015


If he loved you
Like I love you
I would walk away in shame
I'd move town
I'd change my name

When he watches you
When he counts to buy your soul
On your hand his golden rings
Like he owns a bird that sings

When we dance, angels will run and hide their wings

When We Dance lyrics - STING

Musim hujan telah tiba! Setelah hampir 1 tahun Jakarta mengalami musim kering yang lumayan panjang kini rintik air yang membawa berkah sekaligus sengsara (jika banjir mengancam!) mulai membasahi setiap jengkal tanah di ibu kota. Bagi saya musim hujan merupakan kebahagiaan sekaligus penderitaan. Bahagia karena itu berarti saya tidak perlu menyirami tanaman di halaman rumah Pete yang walau tak seberapa banyak tetapi tetap membutuhkan air untuk hidup. Derita karena perjuangan berat yang menanti ketika hendak berangkat ke kantor mulai dari kendaraan yang susah didapatkan hingga kemacetan luar biasa di Jakarta yang meningkat saat hujan mengguyur kala pulang kantor. Selain semua kejadian di atas maka musim hujan juga membuat saya bernostalgia dengan Jogya dan sebuah lagu Sting berjudul When We Dance yang petikan bait pertamanya saya cuplik di atas. ^_^



Setiap hujan atau setiap saya mendengar lagu When We Dance yang dinyanyikan dengan apiknya oleh Sting, salah satu penyanyi favorit saya, maka ingatan saya langsung melayang saat masih kuliah di Jogya. Saat itu,  kala hujan sedang deras-derasnya mengguyur kota pelajar, Sting meluncurkan album baru berjudul 'The Best of Sting 1984 - 1994' dan lagu When We Dance merupakan salah satu lagu yang baru diciptakannya di album tersebut. Lagu ini menjadi super hit dan hampir semua radio di Jogya memutarnya setiap jam, hingga kepala dan jiwa ini seakan merekam bait dan moment yang terjadi waktu itu dengan kuat. Ketika itu saya masih duduk di awal bangku kuliah, tahun-tahun pertama merasakan kehidupan kost di Jogya. Merasakan beratnya (atau bebasnya!) setelah berpisah dari orang tua dan kampung halaman Paron yang damai namun stagnan. Menjadikan mie instan sebagai makanan wajib kala tanggal di kalender sudah mendekati akhir dan kiriman uang saku dari alm. Bapak belum tiba. Saya, dengan gaya culun dan jerawat yang memenuhi pipi dan jidat, benar-benar kategori mahasiswa kuper dengan problem utama adalah krisis percaya diri. 


Sebagaimana pelajar lainnya yang baru saja mengenal alam kampus dimana di dalamnya berisikan mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia, maka saya pun dibuat kagum dengan uniknya teman-teman setingkat, dan ehem, kerennya kakak tingkat, rekan cowok sejurusan dan yang berbeda jurusan. Namun apa daya keberanian saya hanya sebatas taraf melancarkan lirikan dari balik buntelan lecek fotokopi materi kuliah atau dari  poni yang sengaja dibuat panjang menutupi mata ( tepatnya jidat yang berjerawat!). 

Tatkala salah satu atau salah dua dari makhluk keren yang diam-diam saya taksir ini datang, duduk di sebelah saya dan menyapa - kejadian ini sangat jarang terjadi! - maka mendadak suhu badan pun menjadi tinggi, muka terasa panas dan saya yakin ronanya semerah rok seragam SD! Diikuti dengan butiran keringat sebesar biji jagung Arjuna yang berlomba-lomba untuk meluncur dari leher, kening dan punggung. Symptom ini membuat saya mandi keringat di lima menit pertama dan baju menjadi basah kuyup di sepuluh menit berikutnya. Krisis percaya diri seperti ini cukup berbahaya karena mungkin bisa membuat anda tenggelam di dalam banjir keringat sendiri di satu jam berikutnya. ^_^


Tidak banyak sebenarnya cowok keren di jurusan saya, anda harus ke fakultas teknik Perminyakan, Pertambangan atau Geologi yang mayoritas dihuni kaum Adam untuk menemukan peluang yang jauh lebih besar. Namun dari sekian yang tidak banyak itu ada satu atau dua yang cukup segar untuk mengusir kejenuhan sehabis mengikuti kelas Ilmu Budidaya Tanaman serta tentunya cukup layak untuk menjadi pemompa semangat berangkat ke kampus agar selalu up to date informasi tentang si dia dan memenuhi mimpi-mimpi di siang bolong seusai mendengarkan senandung Sting di tengah hujan deras.  

When we dance, angels will run and hide their wings. Dan imajinasi saya pun mengembara, membayangkan berdansa bersama cowok impian di padang rumput berbunga dalam rintik hujan di bawah iringan lagu Sting. Lupa bahwa saya sama sekali tidak bisa berdansa bahkan seringkali salah langkah dalam gerakan SKJ alias Senam Kesegaran Jasmani. Amnesia bahwa padang rumput berbunga biasanya juga menjadi sarang nyamuk, ular dan tawon. Pura-pura tidak ingat bahwa menari di bawah rintik hujan bisa menimbulkan bengek, batuk pilek belum lagi resiko tersambar geledek. Tobat! 


Wokeh saya tinggalkan memory tentang hujan, Sting dan cowok impian di bangku kuliah. Semua cerita nostalgia di  atas sebenarnya saya bagikan karena di postingan kali ini saya kehabisan ide untuk membahas mengenai tips memasak ke anda. Barbeque chicken wings ini lezat, super mudah dibuat hingga tidak menyisakan ruang bagi saya untuk memberikan informasi berarti. Saya yakin tanpa penjelasan bertele-tele dan detail yang sering saya berikan di setiap resep maka anda tetap bisa mewujudkan masakan ini dengan sempurna. Chicken wings merupakan salah satu makanan favorit saya karena gurih, tidak terlalu berat sehingga mantap sebagai camilan dan tentunya mudah diolah menjadi aneka makanan nan sedap. Banyak resep chicken wings yang saya bagikan di JTT dan saya yakin anda pun bosan dengan resep yang saya sharing kali ini namun apa daya saya terkadang memang susah mengerem sifat suka memaksakan kehendak ini. Jadi saya akan tetap paksakan untuk bagikan  ke anda yang mungkin saat ini merasa terpaksa menerima resep yang dipaksakan. Bingung? Ah saya juga! ^_^

Berikut resep dan prosesnya ya. 


Barbeque Chicken Wings

Resep hasil modifikasi sendiri

Untuk 10 buah sayap ayam

Bahan:

- 10 buah sayap, biarkan utuh. Remas-remas dengan air jeruk nipis dan 1/2 sendok makan garam, diamkan 15 menit dan cuci bersih. Sisihkan.

Bumbu perendam ayam:
- 2 sendok makan gula palem atau gula Jawa sisir

- 5 sendok makan saus tomat

- 1/2 sendok teh merica bubuk

- 2 sendok teh ketumbar bubuk

- 1/4 sendok teh jintan bubuk
- 1/4 sendok teh kayu manis bubuk 
- 1/4 buah pala, parut halus

- 2 sendok teh cabai bubuk, skip jika tidak suka pedas
- 1 sendok makan minyak wijen

- 1 1/2 sendok makan soy sauce atau kecap asin, gunakan yang kualitasnya baik agar tidak terlalu asin

- 1 sendok teh garam, tambahkan jika anda tidak menggunakan kecap asin 
- 2 sendok makan minyak goreng

- 2 sendok makan mentega/margarine
- 5 siung bawang putih haluskan atau cincang halus
- 4 siung bawang merah, cincang halus


Siapkan mangkuk dan masukkan semua bumbu perendam ayam kecuali bawang putih, bawang merah, dan mentega/margarine. Aduk hingga rata. Sisihkan.

Siapkan pan/wajan, panaskan mentega/margarine hingga cair. Tumis bawang putih dan bawang merah hingga harum dan matang, jaga jangan sampai berubah warna menjadi kecoklatan dan gosong. 

Masukkan campuran bumbu perendam ayam yang telah disiapkan sebelumnya ke dalam pan/wajan berisi tumisan bawang, aduk-aduk dengan api kecil dan masak hingga mendidih. Angkat dan diamkan hingga dingin.


Siapkan selembar plastik bersih, masukkan sayap ayam yang telah dibersihkan. Tuangkan bumbu perendam, sisakan sekitar 2 sendok makan bumbu di wajan. Kocok plastik berisi ayam hingga semua bumbu perendam tercampur merata bersama ayam.

Ikat plastik rapat dan simpan di chiller kulkas minimal 2 jam atau selama semalam. 


Siapkan loyang tipis untuk memanggang kue kering, alasi permukaan loyang dengan kertas baking. Keluarkan ayam dari plastik, tata di permukaan loyang. Panggang di oven bersuhu 170'C hingga permukaan satu sisi ayam matang dan mulai berwarna kecoklatan, kira-kira waktu memanggang sekitar 20 menit. 

Balikkan ayam dan olesi sisa bumbu perendam yang tadi disisihkan, lumuri ke permukaan ayam dan panggang kembali sisi sebelah lainnya hingga sayap ayam semua bagiannya matang dengan baik. 

Keluarkan sayap dari oven dan sajikan bersama saus sambal. Super yummy!


Source : http://www.justtryandtaste.com/2014/11/barbeque-chicken-wings.html
 
Sponsored Links