-->

Kamis, 03 September 2015


Di kantor saya beberapa hari belakangan ini sedang demam cilok. Walau ini makanan jadul dan booming-nya pun sudah lama lewat namun ketika seorang teman menjajakan dagangannya di kantor maka kami pun tak urung sibuk untuk mendiskusikannya setiap hari. Mulai dari rasa, ukuran dan kekenyalannya hingga membanding-bandingkannya dengan cilok yang dijual oleh abang-abang di tepi jalan. span>Berhubung karena saya sangat suka penganan yang kurang bergizi ini maka beberapa bungkus cilok - berisikan sepuluh butir cilok beserta saus kacang di dalam plastik - mendarat di meja saya untuk menjadi camilan disaat kerja. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang elastis membuat camilan ini menjadi populer sehingga hampir di setiap sudut jalan di Jakarta, gerobak penjual cilok bisa dengan mudah anda temukan. 

Nah berdasarkan hasil trial and error yang saya lakukan kala membuat cireng - makanan kurang bergizi lainya yang masih bersaudara dengan cilok - hasilnya belum memuaskan dan tidak seperti yang saya inginkan. Cireng atau cilok impian saya harus terasa gurih, empuk dengan kekenyalan yang pas bahkan saat telah dingin sekalipun. Seringkali selama ini cireng yang saya buat berakhir keras dan melawan saat digigit. Tapi itu cerita lalu hingga suatu hari seorang pembaca JTT memberikan ide yang cemerlang untuk membuat cilok dari resep pempek dos. Anda ingin tahu hasilnya? Yuk lanjutkan membaca! ^_^


Dahulu kala, tepatnya di bulan November tahun 2012, saya membuat pempek dos (pempek tanpa ikan/udang) dari buku masak Ny. Liem dan berhasil dengan sukses. Rasanya mantap dan tak kalah dengan pempek berbahan dasar ikan lainnya. Begitu mantapnya sehingga ketika saya tampilkan resep dan step by step membuatnya di JTT maka hingga hari ini sudah sekitar 100 an komentar yang ditujukan untuk artikel tersebut. Terus terang, itu adalah pempek dos pertama dan juga terakhir yang saya buat, karena hingga kini saya belum pernah mencoba membuatnya lagi. Nah pengalaman pada saat itu - ketika itu skill dan jam terbang membuat penganan masih sangat minim - saya cukup dibuat repot dengan adonan tepung terigu yang menggumpal, liat dan seakan-akan melawan ketika di permak. Membuat saya langsung mengambil tindakan memasukkan adonan ke dalam food processor. Keputusan ini sebenarnya tidak bisa dibilang salah namun juga tidak bisa dikatakan tepat, karena sesudahnya saya harus mencuci gumpalan adonan yang masuk ke dalam setiap celah di food processor. Pekerjaan yang cukup membuat 'eneg' karena sangat menyita waktu. 

Pempek Dos  - Pempek Gurih Walau Tanpa Ikan![1]


Banyak pembaca yang kemudian turut mencoba adonan pempek dos mengatakan, Wah Mba, adonannya luwes kok. Saya uleni manual pakai tangan, sebentar saja sudah kalis. Tidak perlu pakai food processor. Nah, masukan inilah yang kemudian membuat saya lebih pede pada percobaan kedua kali ini, mempermak adonan pempek dos menjadi cilok. ^_^ 

Karena cilok dan pempek dos tidak menggunakan ikan atau daging di dalamnya, maka untuk membuat cita rasanya menjadi gurih anda harus menggunakan kaldu ayam atau sapi. Cara praktis termudah tentu saja kaldu instan rasa sapi atau ayam yang banyak bertebaran di supermarket dalam aneka merk. Namun seorang pembaca JTT yang baik hati mengirimkan komentar dan meminta saya menghilangkan penggunaan MSG atau kaldu instan yang berbau MSG di dalam masakan, Untuk mendidik masayarakat Indonesia supaya hidup lebih sehat dan bebas MSG, Mba, katanya. Idenya sangat bagus karena itu saya tidak pernah lagi memasukkan bumbu tersebut ke dalam setiap resep yang saya tampilkan. Namun tentu saja keputusan menggunakan kaldu instan saya kembalikan ke anda masing-masing ya.

Sambal pecel dari Ibu saya
Sambal rujak

Tentu saja ada cara yang lebih sehat dan nendang untuk membuat cilok anda sedap rasanya, menggunakan  kaldu homemade. Saya sudah pernah posting bagaimana membuat kaldu sendiri di rumah, dan kaldu ini bisa anda bekukan di freezer untuk waktu yang lama. Tahukah anda kaldu homemade yang saya gunakan untuk resep cilok kali ini berasal dari kaldu yang saya buat waktu itu? Err, sekitar lima bulan yang lalu. Rasa dan teksturnya masih tetap lezat dan yang jelas versi yang ini lebih sehat. Anda juga bisa menggunakan kaldu yang berasal dari rebusan tulang atau kepala ikan dan udang, atau rebusan tulang dan kaki ayam. Semua sama lezatnya. 

Air kaldu dan segala macam bumbu lantas direbus hingga mendidih dan tepung terigu pun di masukkan. Proses di tahap ini mungkin yang paling mengkhawatirkan karena begitu cepatnya tepung menggumpal dan bergerindil. Saya yakin jika ini pengalaman pertama anda maka akan cukup kalang kabut dibuatnya. Ehem, yang ini jelas ini pengalaman pribadi saya. Nah supaya prosesnya menjadi smooth dan anda tidak ber-sport jantung ria, ketika air kaldu mendidih segera matikan api kompor dan masukkan tepung terigu. Aduk cepat dengan spatula kayu hingga menjadi adonan pekat yang menggumpal. Baru ketika adonan telah jadi, hidupkan api kompor dan masak sebentar sekitar 1 menit dengan menggunakan api kecil sambil diaduk-aduk agar tidak gosong. Nah untuk tahapan selanjutnya semua  mudah. ^_^

Homemade Kaldu Daging - Sedikit Repot Tetapi Berharga Untuk Dicoba![2]


Cilok umumnya disantap dengan sambal encer yang terbuat dari kacang tanah. Jika kebetulan anda memiliki sambal pecel di rumah, manfaatkan itu. Menurut saya sambal pecel justru memberikan rasa lebih nendang di makanan ini. Tidak memiliki persediaan sambal pecel atau tidak pernah menemukan sambal pecel super nendang? Ibu saya memiliki resep sambal pecel yang sangat terkenal di keluarga kami, bahkan sering juga di ekspor hingga ke Batam, kota tempat kakak saya, Wulan, menetap. Anda bisa membuatnya sendiri di rumah dengan sangat, sangat mudah dan percayalah rasanya tidak ada duanya. Resepnya silahkan klik di link yang saya sertakan di bawah ya.

Ternyata bukan hanya cireng saja yang sedap disantap dengan bumbu rujak, cilok pun tak kalah mantapnya. Membuat bumbu rujak kental yang sering anda temukan di penjual cireng sangat mudah dan saya yakin anda bisa membuatnya hanya dalam waktu 10 menit saja. Jadi jika anda ingin variasi berbeda kala menyantap cilok, anda bisa mencoba menyantapnya dengan sambal rujak yang saya sertakan resep dan prosesnya di bawah. Bagaimana jika sambal pecel dan sambal rujak di campur menjadi satu? Ahh! Menurut saya itu kolaborasi paling yummy yang akan membuat anda susah berhenti untuk menyuap butir demi butir bola-bola cilok yang kenyal ini. Favorit saya, dua sendok makan sambal pecel dan dua sendok makan sambal rujak, aduk menjadi satu di dalam mangkuk dan ceburkan cilok ke dalamnya. Nendang! ^_^

Sambal Pecel Ngawi a la My Mom - Mantep Tenan![3]

Berikut ini resep dan prosesnya ya.  


Cilok & Sambal Rujak

Bahan cilok:

- 250 ml air kaldu ayam atau sapi *)

- 2 - 3  sendok teh garam 
- 4 siung bawang putih dihaluskan
- 1 1/2 sendok teh merica bubuk
- 125 gram tepung terigu serba guna

- 2 butir telur

- 200 gram tepung tapioka/sagu/kanji

- 3 batang daun bawang rajang sehalus mungkin

Bahan sambal rujak:

- 250 - 300 ml air bekas merebus cilok
- 3 sendok makan air asam Jawa
- 1/2 sendok teh terasi bakar, haluskan dan encerkan dengan 1 sendok makan air
- 5 butir cabai rawit, dihaluskan
- 2 siung bawang putih, dihaluskan
- 150 gram gula Jawa + 50 gram gula pasir
- 1 1/2  sendok teh garam, tambahkan jika kurang asin
- 1 sendok makan tepung maizena, larutkan dengan 3 sendok makan air 

Sambal lainnya:
Sambal pecel,  resep silahkan klik link disini.[4]

*) Resep untuk homemade kaldu daging silahkan klik link disini[5].  

Cara membuat:
Membuat cilok


Siapkan panci anti lengket, masukkan air kaldu, garam, bawang putih dan merica. Rebus dengan api sedang hingga air kaldu mendidih. Matikan api. Masukkan tepung terigu, aduk cepat dengan spatula kayu hingga menjadi adonan padat dan menggumpal. Hidupkan kompor dan masak dengan menggunakan api kecil selama 1 menit sambil diaduk-aduk. Angkat dan lebarkan adonan di panci agar mudah dingin. 

Diamkan adonan agar tidak panas lagi, supaya telur tidak matang saat kita masukkan ke dalamnya. Tes suhunya dengan ujung jari kelingking anda, jika jari terasa nyaman walau adonan masih hangat maka adonan telah siap. 


Masukkan telur, daun bawang dan tepung tepung tapioka. Aduk dengan spatula hingga tercampur kemudian uleni adonan dengan jemari tangan anda. Adonan luwes tidak terlalu lengket, jadi jangan tergoda untuk menambahkan tepung sagu/tapioka/kanji. Jika terasa lengket, celupkan tangan anda ke dalam tepung tapioka dan lanjutkan menguleni hingga kalis. 

Dengan tangan yang dilumuri dengan sedikit tepung, ambil sekitar 1 sendok teh adonan. Bulatkan dengan menggelindingkannya di telapak tangan. Tata di permukaan loyang. Lakukan hingga adonan habis.



Siapkan panci, beri air agak banyak dan rebus hingga air mendidih. Masukkan butiran cilok dan rebus hingga cilok mengapung di permukaan panci dan ukurannya menjadi membesar. Ambil cilok yang mengapung dengan saringan/serokan kawat. Biarkan air rebusan cilok, kita akan menggunakannya untuk mengukus dan membuat sambal rujak. 

Masukkan air rebusan cilok  ke dandang kukusan, sisihkan sekitar 250 ml untuk membuat sambal rujak. Letakkan saringan dandang dan masukkan cilok. Kukus selama 15 - 20 menit atau hingga cilok berubah warnanya menjadi sedikit transparan di permukaannya. Matikan api kompor dan biarkan cilok di dalam kukusan agar tetap hangat. 

Membuat sambal rujak   


Siapkan panci kecil, masukkan semua bahan sambal rujak, kecuali maizena. Rebus dengan api sedang hingga mendidih dan matang. Masukkan larutan tepung maizena, lanjutkan merebus sambil diaduk-aduk hingga kental. Cicipi rasanya, sesuaikan rasa asinnya. Angkat.

Cilok siap disantap dengan sambal rujak atau sambal pecel atau campuran kedua sambal terasa lebih mantap! Yummy!

References

  1. ^ Pempek Dos  - Pempek Gurih Walau Tanpa Ikan! (www.justtryandtaste.com)
  2. ^ Homemade Kaldu Daging - Sedikit Repot Tetapi Berharga Untuk Dicoba! (www.justtryandtaste.com)
  3. ^ Sambal Pecel Ngawi a la My Mom - Mantep Tenan! (www.justtryandtaste.com)
  4. ^ disini. (www.justtryandtaste.com)
  5. ^ disini (www.justtryandtaste.com)

Source : http://www.justtryandtaste.com/2014/09/cilok-dengan-sambal-pecel-atau-sambal.html
 
Sponsored Links